Monday, December 25, 2017

What Jesus Wants


by Leticia Seviraneta

Hari ulang tahun merupakan hari yang paling spesial bagiku. Memang terdengar kekanak-kanakkan, namun itulah yang aku rasakan hehe... Menjelang hari ulang tahun, sahabatku setiap tahun pasti bertanya, “Lagi mau apa?” Sahabatku selalu ingin memberikan hadiah yang sesuai dengan yang aku mau saat itu. Baginya, tidak penting memberi surprise hadiah yang ia tebak sendiri namun pada akhirnya tidak tepat sasaran. Sejujurnya, aku suka dengan surprise dan sesuatu yang tidak dapat ditebak. Namun hadiah dari sahabatku ini memang selalu akhirnya aku dapat tebak apa isinya karena ia selalu bertanya terlebih dulu kepadaku. Bagaimanapun aku bersyukur karena hadiahnya menjadi selalu sesuai dengan keinginanku dan pada akhirnya menjadi berguna :D 

Suatu hari di saat menjelang Natal, ada acara tukar kado di mana aku dan teman-teman gereja bermain Secret Santa. Di game ini kita menulis wishlist barang yang kita mau dan list itu akan diketahui oleh teman yang menjadi Secret Santa kita. Jadi idealnya siapa pun yang memberikan hadiah tersebut, kita menjadi mendapat apa yang kita mau karena sudah tertulis di dalam wishlist. Namun teman aku yang menjadi Secret Santa ku ternyata membelikan barang lain di luar wishlist aku. Alasannya? Dia berkata kepada temanku yang lain, “Barang yang dia mau ga berguna. Aku belikan yang menurutku berguna.” Zooonkkk.. kebayang perasaanku ga sich di saat itu? Hadiah itu menjadi tidak berarti banyak karena tidak sesuai dengan yang aku mau dan tidak aku butuhkan. 

Nah, Natal merupakan hari ulang tahun bagi Seseorang, yaitu hari ulang tahun Yesus Kristus. Bila kita ingin memberikan hadiah kepada-Nya, bukankah ide yang baik bila kita bertanya, “Yesus mau apa?” “What does Jesus actually want?” Bila kita mencoba mencari tahu apa yang Yesus inginkan, kita tentu dapat memberi sesuatu yang tepat sasaran dan berarti banyak bagi Yesus. Apa sich yang Yesus inginkan?

1. Yesus menginginkan kita memberi kepada yang miskin dan dikucilkan masyarakat
“Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kau memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku…sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seseorang dari saudaraku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku... Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagian orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.”
(Mat 25:34-36, 40, 44-45)

Di sepanjang Injil, dapat dilihat Yesus sangat memperhatikan dan menjangkau orang-orang yang dipandang rendah secara status sosial. Ia menjangkau orang miskin, para wanita, orang Samaria, orang sakit kusta, anak kecil , para pelacur dan pemungut cukai. Semua golongan ini di zaman itu sangat dikucilkan oleh orang-orang Yahudi dan tidak memiliki hak sama dengan orang Yahudi laki-laki yang ‘normal’. Yesus dengan jelas mengatakan setiap kali kita berbuat sesuatu kepada yang miskin dan tersisih dari masyarakat, kita sama saja seperti melakukannya untuk Tuhan. Hadiah ulang tahun yang berarti bagi-Nya adalah ketika kita memberi bagi orang-orang di golongan ini.

2. Yesus menginginkan kita untuk berdoa bagi orang lain dan para pemimpin, agar mereka dapat mengenal kebenaran sesungguhnya, percaya kepada Yesus, dan diselamatkan.
“Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat, dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.” 
(2 Timotius 2:1-4)

Berdoa bagi orang lain dan para pemimpin adalah bentuk nyata kepedulian. Kita tidak berdoa bagi orang yang tidak kita pedulikan. Ketika kita berdoa bagi mereka agar mereka mengenal Yesus, kebenaran-Nya, menjadi percaya kepada-Nya, dan diselamatkan kita melakukan hal yang menyenangkan-Nya. Yesus datang dengan misi dari Tuhan untuk menyelamatkan yang terhilang. Setelah Ia naik ke sorga, misi yang sama diberikan kepada kita untuk menjadi saksi, memuridkan, dan mengajarkan apa yang Yesus ajarkan kepada orang lain (Mat 28:18-20, Kis 1:8). Berdoa bagi semua orang menjadi salah satu bentuk mewujudkan misi Yesus di bumi. 

3. Yesus menginginkan kita untuk mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita
“Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga...”
(Mat 5:43-45a)

This is the hardest part. Mengasihi musuh dan berdoa baginya tidak terpikirkan oleh orang yang ‘normal’. Ini sulit secara pikiran manusia, namun Yesus tidak akan memberikan perintah di mana manusia tidak dapat melakukannya. Tuhan akan selalu memperlengkapi kita dengan kekuatan untuk melakukan kehendak-Nya, yang dibutuhkan dari kita adalah kemauan untuk melakukannya.Siapakah musuh kita? Musuh adalah orang-orang yang menyakiti kita. Akan menjadi hadiah natal terindah bagi Yesus ketika kita mau mengampuni yang menyakiti kita. Bagaimana caranya? Berdoa baginya dapat menjadi langkah awal yang membantu hati kita melembut. Hal ini dipraktikkan sendiri oleh Yesus ketika di atas kayu salib di mana ia berdoa “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat...” (Luk 23:34) Kenyataannya adalah kita tidak dapat mendoakan orang yang kita benci. Jadi ketika kita ‘memaksakan’ diri kita untuk berdoa bagi orang-orang yang menyakiti kita, kita sedang bekerja sama dengan Roh Kudus dalam melembutkan hati kita. Melalui proses yang konsisten, sampai pada suatu titik kita dapat dibebaskan dari rasa sakit hati tersebut dan membukakan jalan bagi kita untuk dapat mengasihi musuh kita. 

4. Yesus menginginkan kita untuk menjadi saksi-Nya yang efektif melalui perbuatan baik yang mendatangkan kemuliaan kepada-Nya
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
(Mat 5:16)

“Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh.” 
(1 Pet 2:15)

Banyak orang menolak untuk percaya kepada Yesus bukan karena mereka menganggap Yesus tidak baik. Banyak dari mereka percaya bahwa Yesus sebagai nabi, orang yang bijak, orang yang baik, dst. Namun yang menjadi penghalang mereka untuk percaya adalah karena para pengikut-Nya tidak mencerminkan Yesus dalam hidup mereka. “Kelakuan orang Kristen aja begitu, ga lebih baik dari gue. Mendingan gue ga beragama tapi hidup bener,” alasan mereka. Meski itu memang terdengar sebagai excuse saja, namun ada prinsip yang dapat menjadi teguran bagi kita. Suka atau pun tidak, hidup sebagai seorang “Kristen” atau anak Tuhan menempatkan diri kita ke posisi di bawah sorotan lampu panggung (spotlight). The whole world is looking at us and wants to see if there is a difference. Bila tidak ada perbedaan yang membuat mereka tertarik, mereka tidak akan mengambil langkah lebih jauh untuk mengenal Yesus di dalam kita. Segala perkataan dan perbuatan kita ibarat sebuah trailer movie YESUS. Bila kita menonton trailer filmnya tidak bagus, kita tidak akan memutuskan untuk menonton film tersebut secara keseluruhan. Hidup kita adalah trailer tersebut. Bagian kita adalah menjadikan trailer tersebut semenarik mungkin agar orang ingin mengenal Yesus yang di dalam kita.

5. Yesus menginginkan adanya persatuan antar umat percaya kepada-Nya karena dari persatuan itulah kasih Allah dinyatakan kepada dunia
“...tetapi juga untuk orang-orang yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.” 
(Yoh 17:20-23)

Yohanes 17 merupakan pasal berisi doa Tuhan Yesus di masa-masa terakhir hidup-Nya. Di saat-saat seseorang mendekati kematian, doa atau permintaan yang ia panjatkan pastilah hal yang terpenting baginya. Menarik sekali Yesus berdoa agar ada kesatuan antar sesama orang percaya. Berkaca dengan kondisi sekarang, begitu banyak sesama orang percaya terpecah belah karena perbedaaan denominasi, paham teologis, tata cara ibadah, dst. Ini tentu berlawanan dengan yang Yesus kehendaki. Akan menjadi hadiah Natal yang indah bagi-Nya ketika kita bersikap toleran dan saling mengasihi satu sama lain terlepas dari segala perbedaan yang ada. Cara untuk membangun jembatan adalah dengan fokus kepada persamaan, bukan perbedaan. Kesamaan kita adalah percaya kepada Yesus dan itu cukup menjadi alasan solid untuk kita bersatu ☺

Teman-teman tentu sadar sejauh ini semua yang diinginkan Yesus sudah dinyatakan di Alkitab melalui perintah dan pengajaran-Nya serta pengajaran para rasul. Di luar poin-poin ini teman-teman masih dapat menemukan banyak hal lain yang Yesus inginkan. Tentu mengerjakan ini semua bukanlah dengan motivasi untuk mendapatkan keselamatan karena keselamatan diberikan secara cuma-cuma melalui pengorbanan Yesus. Namun sebagai orang yang telah diberi hadiah yang begitu luar biasa, sangatlah lumrah bila kita meresponi dengan tindakan-tindakan yang menyenangkan Tuhan kita Yesus Kristus sebagai bentuk ucapan syukur kita. It’s his birthday, give him the best present ever! ☺

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^