“Orang
benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras
di Lebanon; mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah
kita. Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, untuk
memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada
kecurangan pada-Nya.” –Mazmur 92:13-16 [TB]
Sebagai orang percaya, kita pasti
cukup akrab dengan kata “bertumbuh” dan menyimpan kerinduan yang kuat untuk
terus bertumbuh. Namun, banyak sekali orang Kristen yang akhirnya fokus untuk
bertumbuh dan bertumbuh tapi lupa berbuah. Akibatnya, banyak dari mereka
menjadi sekedar penikmat hasil pelayanan dari orang lain, menjadi pengunjung
gereja yang teratur, menjadi penerima khotbah yang setia, namun lupa untuk
mempraktikkan, melayani, dan menjadi pemberi berkat atas apa yang sudah mereka
terima. Singkatnya, masalah yang seringkali ditemukan dalam diri orang Kristen
yang sudah sekian lama lahir baru adalah mereka lupa untuk berbuah.
Di dalam Mazmur 92:13
dikatakan bahwa orang benar akan tumbuh subur seperti pohon aras di Lebanon. Pohon
aras (Cedar Trees) disebut di Alkitab
kita sebanyak 71 kali. Menarik bukan? Analogi kita tumbuh subur seperti pohon
aras mungkin terdengar asing bagi kita yang tinggal di Indonesia saat ini.
Namun bagi orang Ibrani kuno, pohon aras merupakan tumbuhan yang paling mereka
kenal karena pohon ini adalah pohon yang paling kuat, berumur panjang, dan
tingginya bisa mencapai 40 meter. Pohon ini tumbuh dengan lambat, namun
konsisten. Seringkali berbuah lebih lama dibandingkan dengan pohon lain, namun
ketika sudah berbuah pohon aras akan terus berbuah sampai ratusan tahun dikala
pohon-pohon lain sudah mati. Pohon aras juga sangat kuat. Hantaman petir maupun
angin kencang malah membuat pohon ini semakin menumbuhkan banyak cabang dan
semakin besar. Di hutan pohon aras di Lebanon, banyak pohon berusia hingga 1000
tahun dan masih segar daun-daunnya. Wow... sebuah analogi yang sangat indah
bukan?
Lalu ayat selanjutnya memberikan
petunjuk bagaimana caranya supaya kita dapat tumbuh subur dan berbuah seperti
pohon aras di Lebanon. Dikatakan bahwa, “mereka yang ditanam di bait TUHAN akan
bertunas di pelataran Allah kita.” Jadi kita hanya dapat bertumbuh subur dan
berbuah bila kita ditanam dan bukan hanya sekedar hadir di bait TUHAN. Tanda
kita tertanam di rumah Tuhan adalah menjadikan visi dan misi rumah Tuhan
sebagai visi dan misi kita juga. Kita memberikan kontribusi untuk membantu
rumah Tuhan mencapai visi dan misinya. Kita juga tidak mudah untuk dicabut
akarnya karena sudah tertanam sampai jauh ke dalam, bukan hanya sekedar nempel
di permukaan.
Dulu di masa sekolah, saya
paling tidak suka pelajaran yang namanya “Penjaskes” atau Pendidikan Jasmani
dan Kesehatan. Di pelajaran tersebut, saya belajar teori-teori olahraga.
Contohnya, aba-aba sebelum lari jarak pendek, definisi lari jarak pendek dan
jarak jauh, atau peraturan bermain kasti. Saya tidak suka karena hal-hal
tersebut dapat jauh lebih mudah untuk dimengerti dengan melakukannya. Saya
dapat memahami semua teori tersebut secara tidak langsung bila saya melihat dan
melakukannya. Sama halnya dengan pertumbuhan spiritual kita, kita belajar jauh
lebih banyak dengan praktik daripada teori. Jadi, janganlah hanya menjadi
pendengar Firman, namun pelaku Firman. Jangan hanya menjadi pengunjung
gereja, namun juga pelayan gereja.
“Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar…” Ini adalah sebuah janji yang indah lagi.
Dengan tertanam di rumah Tuhan, kita akan sama seperti pohon aras di Lebanon
yang masih secara konsisten menghasilkan buah hingga ratusan tahun mendatang di
saat pohon lain sudah mati dan membusuk. Kunci pohon untuk tetap hidup adalah
tertanam di tanah yang subur, lalu menerima air dan dirawat secara teratur, dan
yang tidak kalah penting lingkungan disekitarnya. Jadi bila kita ingin terus
berbuah sampai usia kita tua, kita harus terus mengevaluasi ketiga poin ini.
Apakah kita sudah tertanam di tanah yang subur? Apakah kita menerima Firman
Tuhan dan melakukannya secara teratur? Apakah kita dikelilingi oleh orang-orang
yang sehat secara spiritual untuk mendukung pertumbuhan saya?
Tidak hanya sekedar berbuah,
diumpamakan kita juga akan menjadi pohon yang gemuk dan segar di masa tua kita.
Secara fisik, kita sebagai manusia akan mengalami proses penuaan. Dalam proses
tersebut kondisi fisik kita cenderung menurun kualitasnya. Namun di balik
penampilan fisik yang menurun, kondisi kerohanian kita harusnya semakin gemuk
dan segar seiring dengan bertambahnya usia kita. Mengapa demikian? Karena kita
memiliki pengalaman bersama Tuhan lebih lama dibandingkan orang-orang yang
lebih muda. Kita juga telah mengecap kebaikan Tuhan yang tidak terhitung
banyaknya sepanjang hidup kita. Melalui ayat ini, kita diingatkan bahwa
janganlah kondisi spiritual kita menurun sama seperti kondisi fisik kita.
Selama kita tertanam di rumah Tuhan maka kondisi spiritual kita akan gemuk dan
segar. Tidak ada dari kita yang mau berteduh di bawah pohon yang kering, tidak
berdaun lebat, dan tidak menyediakan perlindungan akan teriknya matahari. Mata
kita akan langsung tertuju kepada pohon yang lebat daunnya, segar, dan memberi
perlindungan kepada kita. Demikian juga hidup kita hanya dapat menjadi berkat
bagi orang lain bila kita gemuk dan segar spiritualitasnya. Orang akan tertarik
dan datang kepada kita dan kita dapat menolong pertumbuhan mereka juga.
Mengapa kita perlu bertumbuh
dan berbuah? Di Mazmur 92:16 dikatakan kita berbuah bukan supaya orang
mengagumi kita dan untuk kemuliaan kita pribadi, melainkan semuanya untuk
kemuliaan Tuhan. “…untuk memberitakan,
bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan
pada-Nya.” Di dunia marketing,
strategi yang terbukti paling berhasil untuk mendorong pembelian produk adalah
strategi mouth-to-mouth. Rekomendasi
memuaskan dari teman atau kerabat yang sudah menggunakan produk yang dipasarkan
akan lebih meyakinkan dibandingkan iklan-iklan mahal yang berseliweran di
berbagai tempat. Hidup kita pun
hendaknya menjadi seperti kitab yang terbuka bagi orang-orang yang belum pernah
membaca Alkitab. Testimoni atau kesaksian kita bersama Tuhan akan menjadi alat
yang paling efektif untuk memenangkan jiwa-jiwa hilang kembali kepada Yesus.
Ketika hidup kita berbuah, hidup kita akan menarik, dan kita menjadi memiliki
kesempatan untuk memperkenalkan Yesus ke dalam kehidupan orang lain J
“Tinggallah di dalam
Yesus, pastilah kau akan berbuah.”