Jadi ceritanya gini, dulu aku mengikuti KAMBIUM (Komunitas Pertubumbuhan Iman Untuk Menjadi Murid Kristus) di Jogja. Dan ada 3 kelas yang bisa diikuti, itu berlanjut dari Kelas Berakar, Kelas Bertumbuh dan Kelas Berbuah. Dalam setiap kelasnya, terdapat 2 sesi, Kelompok Besar dan Kelompok Kecil. Di kelompok besar, kami mengikuti pengajaran dari seorang fasilitatornya,dia menjelaskan dan mengajarkan materi di minggu itu. Kemudian, kami masuk ke kelompok kecil (semacam KTB) dan mulai membicarakan materi itu lebih dalam, dari penerapan, pengalaman pribadi, komitmen untuk ke depan, tukaran pokok doa, dll. O, iya kelompok kecil ini orang-orangnya biasanya sama setiap minggunya.
Dalam sebuah sesi Kelompok Besar di Kelas Berakar yang aku ikuti (materinya tentang Jalan Keselamatan waktu itu), fasilitatornya mengacungkan tinggi-tinggi dua batang coklat Silver Queen,wahhh...kami semua yang melihat langsung bermata coklat (kalau liat duit katanya bermata hijau,berhubung ini coklat jadi bermata coklat deh :p).
Fasilitator bertanya, "Siapa yang mau coklat ini?"
Kami semua tersenyum, ada yang malu-malu, ada yang malu-maluin. Kami mengangkat tangan tinggi-tinggi, bahkan ada yang berdiri!! Iyeee...aku yang berdiri :p
Fasilitator tersenyum penuh arti melihat tingkah kami. Nah lo, ucapku dalam hati, bentar lagi kita disuruh ngapain nih buat dapat tu coklat. Biasanya kan gitu ya, kalo kita ditawarin apa gitu ujung-ujungnya ternyata syarat dan ketentuan berlaku. Paling bete sama promo ginian di KFC, berasa ditipu, hahahaha.
Lalu fasilitator bilang gini, "Siapa yang mau, silahkan maju dan ambil coklat ini". Kali ini tangannya yang memegang coklat itu diturunkan dan diarahkan ke kami.
Kami semua kebanyakan heran, gak percaya. Mosok sih tinggal ngambil doang? Serius nih? Gak ada syarat dan ketentuan yang berlaku. Wahhh...jangan-jangan dikerjain nih, ntar di depan disuruh ngapain pulak. Aku gak percaya semudah itu mendapatkan tu coklat. Aku gak maju. Aku gak dapat tu coklat. Terlalu banyak mikir. Terlalu takut. Ada 2 orang kawanku yang maju dan mendapatkan coklat gratis itu. Huaaa....pengennnn... #ngiri.
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia
telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Yohanes 3:16
Kemudian fasilitator menjelaskan, kalau coklat itu seperti keselamatan yang diberikan Allah melalui Kristus. Saat kita percaya dan menerima Kristus, maka kita menerima keselamatan tersebut. Coklat (keselamatan) tadi ditawarkan kepada semua orang, tapi yang mau bertindak dan maju saja yang akan menerimanya. Butuh langkah iman untuk mempercayai. Dan kita bertindak untuk menunjukkan kepercayaan kita. Mereka yang maju tadi adalah yang percaya dan mau bertindak. Allah mau kita semua menerima keselamatan dan beroleh hidup yang kekal, tapi apakah kita mau percaya dan menerimanya? Itu tergantung kita. Seringkali kita ragu dan mencurigai kebaikanNya. Pikir kita, masa sih kita hanya harus maju dan menerima? Beneran nih gak perlu syarat pake puasa, atau berbuat baik ke sesama, atau melakukan ini itu? Kita susah mempercayai Dia.Dan ini lah yang jadi masalah. Menerima keselamatan membutuhkan kepercayaan kita untuk menerima dan maju.
Satu lagi yang dikatakan fasilitator itu yang aku ingat sampai sekarang. Coklat (keselamatan) itu diinginkan semua orang karena enak dan sepertinya gratis, tapi itu tidak gratis. Kita sering lupa kalau coklat (keselamatan) bisa kita terima karena sudah ada yang membayarnya terlebih dahulu. Lunas. Ini gak gratis. Kristus sudah membayar lunas keselamatan kita di kayu salib. Susah dipercaya memang, ada seorang fasilitator (Kristus) mau memberikan coklat (keselamatan) yang berharga itu dengan menanggung rugi, karena harus membayarkannya supaya kita bisa menerima. Tapi bukankah bagian kita adalah percaya? :-) Keselamatan tidak cuma-cuma, keselamatan itu mahal. Kita tidak mampu membayarnya dengan apapun. Bahkan dengan semua perbuatan baik dan amal kita. Puji Tuhan, ada Kristus yang karena begitu besar kasihNya kepada kita bersedia menanggung rugi dan berkorban sehingga kita menerima keselamatan itu. Bagian kita adalah menerima kasihNya yang begitu besar itu. Maukah kamu menerimanya?
Terimakasih atas inspirasi ini Tuhan memberkati.
ReplyDelete