Sebagai Anak Tuhan, kita kudu super duper waspada sama penyakit cinta uang. Alkitab mengatakan bahwa “..akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.” (1 Tim 6:10). Duitnya itu sendiri gak salah, netral sifatnya, tergantung kita jadiin si duit itu sebagai APA dalam hidup kita.
UANG adalah TUAN yang JAHAT tapi HAMBA yang baik. Apa maksudnya noh? Kalo kita jadiin si duit itu sebagai ‘mamon’ alias tuan kita, dia bakalan jahat banget, bisa bikin hati kita gak murni, menyimpang dari kebenaran/iman dan juga bikin kita tersiksa. Jangan sampe hati kita jadi gak murni, melayani karena uang, pindah gereja karena PK pelayanan di gereja A lebih besar daripada gereja lokal kita or gak bersedia tutup toko di hari minggu 2-3 jam hanya karena takut berkurang omsetnya ato gak mempertimbangkan menerima tawaran kerja asal gajinya gede langsung diembat sekalipun konsekuensinya hari Minggu harus kerja juga.
Saya adalah salah satu orang yang ‘tersiksa’ gara-gara memburu uang. Huehehehe... Dulu saya pernah ikut MLM dan dalam 2 minggu saya sudah mendapatkan beberapa downline dan menghasilkan untung penjualan serta perekrutan downline sebesar 1.4 juta! 2 minggu 1.4 juta, gileeee bow! Padahal waktu itu (taon 2000) saya ngelesin 11 anak aja, gajinya Cuma 2.1 juta, eh ini ikut MLM bentaran dapet duit lebih gede dalam 2 minggu. Tapi setiap malam saya jadi susah tidur gara-gara mikirin siapa yang saya mau tawarin produk or sapa yang saya mau prospekin nih supaya join sama bisnis ini. Tersiksa bow, hati juga jadi gak bener, lebih demen cerita tentang bisnis daripada tentang YESUS! Walhasil akhirnya saya give up! Susyeeeh menjaga hati klo ikut-ikutan gituan sekalipun upline saya memotivasi untuk jangan berhenti karena dia lihat saya banyak kenalan dan juga pinter marketing. But enggak deh! Uang memang kagak boleh diburu, fokus kita kudu TUHAN, maka semuanya akan ditambahkan kepada kita (Mat 6:33). Buktinya sampe sekarang saya selalu dicukupkan kebutuhannya sama Tuhan tanpa harus malem-malem susah tidur mikirin rencana prospek Hehehehe...
Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya
(Ams 10 : 22).
Tapi kalo kita jadiin uang sebagai ’hamba’ alias alat untuk mempermuliakan Tuhan, memberkati orang lain dan memperluas kerajaan Allah bakalan luar biasa banget loh.
Sikap kita terhadap uang dapat mengevaluasi HATI kita tentang SIAPA sebenarnya yang lagi kita SEMBAH, Allah atau Mamon? Gak ada yang bisa MENGABDI kepada 2 tuan (Mat 6:24). Masih bersediakah kita kalo melayani tapi ‘gak ada pk’nya, nulis artikel tapi gak ada duitnya, kerja nge-design buletin gereja capek-capek tanpa bayaran? Relakah hati kita ketika Tuhan berbisik or menggerakkan hati kita buat memberi sejumlah uang ke orang lain sementara kita pengen banget beli sesuatu for ourselves?
Segala harta milik termasuk uang kita adalah MILIK TUHAN dan kita hanyalah jadi BENDAHARA-Nya. Kita harus belajar menjadi bendahara yang SETIA. 3 macam KESETIAAN sebagai bendahara-Nya Tuhan :
1. Setia MENGATUR dan MENGELOLA keuangan
“Whoever can be trusted with very little can also be trusted with much, and whoever is dishonest with very little will also be dishonest with much. So if you have not been trustworthy in handling worldly wealth, who will trust you with true riches? And if you have not been trustworthy with someone else’s property, who will give you property of your own?” (Luke 16: 10-13/ NIV)
*. Setia mengelola ‘harta pribadi’ sekalipun masih kecil, seperti mengelola uang saku yang diberikan oleh orangtua yang belum sebesar ‘gaji bulanan’ yang akan kita terima ketika kita bekerja nanti. Kalo uda ‘lulus’ bisa ngurus ‘duit jajan’ alias kagak sampe habis sebelum waktunya dapat dipastikan nanti ente gak bakalan jadi karyawan yang tengah bulan uda tongpes alias kantong-kempes. Minta orangtua untuk memberikan uang saku setiap bulan bukan harian atau mingguan sehingga kalian bisa belajar buat mengatur dan mengelola ‘perkara kecil’.
*. Setia dengan ‘harta orang lain’, seperti kalo minjem buku/dvd/barang orang lain kudu dengan bertanggung jawab, dijaga dan dirawat en jangan lupa dibalikin apalagi pura-pura lupa supaya bisa jadi ‘hak milik’. Yey, pleaseee deh..! Setia sama harta oranglain juga termasuk dengan memakai fasilitas kantor dengan sewajarnya bukan ‘aji mumpung’ pake mesin fotokopi, printer or telpon kantor buat hahahihi nelpon pacar. Saya juga dulu sempet gitu, hiks, sampe akhirnya Tuhan tegur, “ Lia, kamu gak setia sama harta orang lain, itu asset kantor bukan milikmu secara pribadi” Plaaaak, ketabok bolak-balik jadi malu en bertobat deh.
2. Setia MENERIMA alias BEKERJA
“The one who is unwilling to work shall not eat.” (2 Thess 3:10)
Yang kagak mau kerja, kata Firman Tuhan, gak boleh makan!
- Buat yang masih sekolah or kuliah or se-atap sama orangtua, meski ente punya pembokat, kudu inget ini ayat! Gak kerja gak boleh makan! Belajar buat ambil tanggung jawab di rumah, yang simple aja kayak ambil tanggungjawab bersihin kamar sendiri, jangan sampe kamar anak perawan kayak kandang sapi. Apalagi yang di rumahnya gak ada pembantu, kudu rajin bantuin nyokap. Percayalah, gak akan sia-sia. Nanti menikah kalian jadi terbiasa melakukan pekerjaan rumah tangga
- Buat yang memang punya kerjaan, entah itu dari yang cuma ‘ngelesin’ sampe duduk di kantor, kerjalah serajin-rajinnya! Lakukan dengan HATI sebagai tindakan penyembahan. Don't just do the minimum that will get you by. Do your best. Keep in mind always that your real BOSS is the LORD! (Kolose 3:23)
3. Setia MEMBERI dan MENABUR
“Now he (God) who supplies SEED to the sower and BREAD for food will also supply and increase your store of seed and will enlarge the harvest of your righteousness.” (2 Cor 9: 10 / NIV)
Berkat keuangan itu ada 2 macam yaitu berupa BENIH dan ROTI. Yang ‘roti’ bisa dipakai untuk kebutuhan kita tapi ada yang berupa ‘benih’ yang harus ditabur/diinvestasikan. Jadi tuh yang namanya uang saku or gaji, kagak boleh diabisin semua suka-sukanya kita, inget loh… itu SEMUA MILIK TUHAN, kita cuman bendahara, kudu nanya Tuhan, “ Ini benihnya sebrapa banyak, Tuhan? Saya mesti tabung berapa banyak Saya harus menabur/memberi ke siapa?“ Belajar menjadikan Kristus sebagai TUHAN (penguasa) bukan cuman dalam urusan cinta tapi juga keuangan dan pastinya jangan lupa PERSEPULUHAN.
Persepuluhan itu prinsipnya seperti ‘pagar’ (Maleakhi 3:10-11) Setiap petani sebelum menabur benih di tanahnya pasti bikin pagar buat melindungi supaya gak ada kebo or kambing yang nginjek-nginjek itu tanah. Tuhan juga bilang gitu kan, bahkan pake acara nantang segala, ”Kalo Lu berani setia sama persepuluhan, Gue sendiri yang bakal jamin elu gak bakal berkekurangan! Gue yang bakal berkatin elu SAMPE BERKELIMPAHAN dan bahkan Gue bakal hardik belalang-belalang perusak.“ Nah kalo ‘pagar’ atas tanah tempat kita menabur adalah TUHAN sendiri, kira-kira si belalang perusak (alias iblis) berani ‘nyolong’ benih yang kita tabur gak? Ya kagaklaaaah. Gitu juga kebalikannya, kalo kita gak setia memberi sepersepuluhan, siapa yang jamin si belalang gak bakal datang? Huehehehe. Jujur ketika belajar memberi persepuluhan, saya sempat jatuh-bangun or bolong-bolong, entah kadang gak rela ato kadang nunda-nunda dan akhirnya duitnya kepake. Tapi akhirnya saya bertobat juga abis gajian selalu LANGSUNG transfer PERSEPULUHAN gak pake nunda-nunda. Dan benar, Ketika saya belajar setia buat memberi persepuluhan, saya ngeliat Tuhan itu setia banget mencukupi kebutuhan saya. So, hayok belajar setia persepuluhan, menabung dan juga TAAT dan RELA untuk memberi ketika melihat kebutuhan atau Tuhan menggerakan secara khusus untuk memberi.
Belajar juga buat tanya Tuhan, kalo tiba-tiba ada rejeki nomplok alias dapet BERKAT tanpa diduga or berkat lebih, “Tuhan, ini roti apa benih?“ Sapa tau sebenernya itu ‘benih’ yang kudu kita taburin lagi (kasih ke orang lain) jadi istilahnya cuma ‘lewat bentaran doang’ di tangan kita.
Dulu pas masih single, saya suka ikutan jadi fasilitator buat training outbound sebagai sambilan pas weekend. Lumayan dapet fee dan saya enjoy sama kerjaannya. Suatu kali, saya jadi fasilitator buat outing sebuah bank swasta dan fee-nya gede banget, lebih gede dari standard fee yang biasanya saya dapet. Hati uda tergirang-girang mikir apa yang bisa saya beli dengan duit segitu, hihihi… tapi trus Tuhan suruh saya simpen duitnya, gak boleh dipake, “Ini benih, kamu harus simpan.“ Saya belajar buat nurut wae sama Tuhan tanpa banyak nanya.
Beberapa minggu kemudian, salah satu anak komsel saya papanya kena stroke dan butuh bantuan secara finansial. Tuhan langsung berbicara di hati saya, “Ambil benihnya, tabur ke sini“ dan saya bersyukur bisa punya kesempatan buat menjawab kebutuhan anak komsel saya. Saya inget 1 statement komunitas sel di gereja lokal saya: TUHAN melayani saya LEWAT kamu dan TUHAN melayani kamu LEWAT saya. Gaya hidup berkomunitas adalah berbagi, bukan hanya berbagi pengajaran dan Firman Tuhan tapi juga hidup, keteladanan, harta bahkan NYAWA loh! Dan percayalah, Tuhan akan selalu MENCUKUPKAN apa yang menjadi KEBUTUHAN kita, apalagi kalo kita TAAT, perkenanan-Nya ada dalam hidup kita, gak mungkin anak RAJA jadi gembel ato pengemis ;p Saya menikmati berkat-berkat Tuhan, kebajikan dan kemurahan-Nya mengikuti hidup saya, bahkan Dia sanggup menjawab kebutuhan saya lewat cara-cara yang tidak terduga.
So Girls, belajar jadi bendahara Tuhan yang setia yuks, jangan pake jurus ‘nilep’ ato cipoa segala. Suatu hari mudah-mudahan kita mendengar suara-Nya menyambut kita di pintu gerbang surga, “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” (Matius 25: 21)