Showing posts with label Book Review. Show all posts
Showing posts with label Book Review. Show all posts

Friday, December 15, 2017

Book Review: A Christmas Carol by Charles Dickens



by Yunie Sutanto


Book Review Desember
Judul Buku: A Christmas Carol
Penulis: Charles Dickens

Bagaimana jika seorang rekan bisnis yang telah meninggal tujuh tahun yang lalu tiba-tiba menggentayangi anda? Rekan bisnis itu menjadi arwah penasaran yang tidak tenang di alam kubur dan masih berkeliaran di bumi. Seram banget intronya ya?

Bukan, ini bukan novel horor ataupun buku kisah klenik. Bukan! Ini adalah novel sastra Inggris klasik karya Dickens yang diterbitkan di tahun 1843. Kisah yang fiktif tentunya, namun meninggalkan kesan dalam di hati pembacanya. Bahkan 174 tahun telah berlalu sejak terbit perdana, A Christmas Carol tetap menjadi salah satu kisah fiksi favorit saat Natal.

Betul juga kata Italo Calvino dalam Why Read the Classics?, “A classic is a book that has never finished saying what it has to say” Karya klasik adalah buku yang tak pernah selesai menyampaikan kisahnya. Pesan buku ini berhasil melintas waktu!

Karya Dickens ini termasuk salah satu karya klasik yang tak lekang oleh masa. Nilai-nilainya tetap kekinian walaupun buku ini ditulis satu abad silam! 

Sebuah bacaan yang membuat kita berefleksi terhadap diri sendiri, menegur secara tak langsung dan mengingatkan betapa pentingnya memiliki hidup yang selalu ingat kepada Tuhan.

Malam itu saat Scrooge hendak tidur, terdengar ketukan di pintu. Saat dilihatnya, sesosok wajah yang mirip Jacob Marley, rekan bisnisnya yang telah meninggal. Sosok itu adalah Marley, rekan bisnis Scrooge yang telah meninggal tujuh tahun lampau. Hantu Marley datang untuk mengingatkan Scrooge agar tidak berakhir seperti dirinya. Semasa hidup hanya memikirkan bisnis semata, begitu kikir dan tidak peduli dengan orang disekitarnya. Marley dan Scrooge memang mirip. Itulah mengapa mereka cocok berbisnis bersama.

Ebenezeer Scrooge, seorang yang begitu kikir dan super cuek dengan orang lain. Inilah permulaan dari kisah ini. Marley memberitahu Scrooge bahwa akan datang tiga roh yang berturut-turut menghampirinya setiap malam. Roh Natal masa lalu, roh natal masa kini dan roh natal masa datang. Setiap roh punya pesan masing-masing untuk Scrooge.

Bagaimana isi pesan para roh tersebut dan mengapa buku ini begitu laris melintas zaman? Kayaknya seru dibaca langsung deh!

Ayo teruntuk yang sedang mencari bacaan untuk mengisi liburan Natal, buku ini boleh jadi pilihan. Karya klasik yang layak dibaca ulang, bahkan bisa jadi bacaan sebelum tidur untuk anak-anak juga! 

Versi e-book yang bisa dibaca onine bisa diakses di link ini.


Friday, December 8, 2017

Referensi Buku: Understanding The Purpose And Power Of Woman


by Poppy Noviana

Judul Buku: Understanding The Purpose And Power Of Woman
Penulis: Dr. Myles Munroe
Penerbit: Immanuel
Jumlah halaman: 271 halaman


Buku ini karya seorang Doktor dari Bahamas, Myles Egbert Munroe. Ia adalah pendiri dan ketua Bahamas Faith Ministries International (BFMI). Ia memiliki seorang istri bernama Ruth dan dua orang anak bernama Charisa dan Chairo. Munroe dan istrinya tewas dalam kecelakaan pesawat pribadi pada 9 November 2014. Pejabat Bahama mengatakan pesawat mereka menabrak sebuah derek di halaman kapal dekat Bandara Internasional Grand Bahama. Munroe dan penumpang lainnya sedang dalam perjalanan ke Freeport, Grand Bahama, untuk sebuah konferensi. Meskipun ia sudah meninggal, tulisan dan sudut pandangnya tetap hidup sampai hari ini.

Tulisan Munroe yang menginsipirasi saya khususnya tentang nilai-nilai seorang wanita yang diciptakan Allah. Munroe banyak menulis tentang konsep kesetaraan antara wanita dan pria dan pengungkapan keunikan wanita sebagaimana desain yang diciptakan Allah sejak awal untuk mendukung tujuan penciptaan. Semua itu didasarkan pada apa yang Allah katakan dalam Alkitab. 

Buku Understanding The Purpose And Power Of Woman ini menjelaskan bahwa tujuan seorang wanita diciptakan, ternyata menentukan desain seorang wanita. Buku ini juga bicara bahwa wanita adalah objek kasih Allah yang dibangun oleh Allah sendiri dari dalam manusia pria. Buku ini menjawab pergumulan-pergumulan seputar kesadaran setiap wanita tentang siapa diri mereka dan kecakapan untuk menjawab persoalan-persoalan yang terjadi antara pria dan wanita. Yang menarik, ada pula pembahasan mengenai isu penyimpangan seksual yang hari-hari ini cukup meresahkan. 

Buku ini pas untuk wanita yang mau memahami keberadaanya secara alkitabiah dan para pria yang mencintai mereka untuk dapat memperlakukannya dengan tepat.

Buku ini benar-benar memberikan paradigma baru dalam memandang dan memperlakukan seorang perempuan, serta mengenali panggilan khusus seorang wanita dalam dirinya dan peranannya dalam hubungan kepada lawan jenisnya.

Have to read when you don’t know your specific purpose and calling as a woman!

Wednesday, October 18, 2017

Resensi Buku: Tuhan Tidak Salah Desain



by Yunie Sutanto

Judul Buku: Tuhan Tidak Salah Desain
Penulis: Ning Nathan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman: 171 halaman


Buku ini adalah karya seorang ibu yang menerapkan sendiri homeschooling bagi anaknya yang berkebutuhan khusus. Ibu Ning, penulis buku ini, mempunyai dua anak berkebutuhan khusus. Ia begitu piawai mengolah kata dan menembus hati para pembacanya. Jauh dari kesan menggurui, buku ini justru memantik api semangat untuk memperjuangkan hak para penyandang disabilitas. Hak untuk tidak dikasihani, namun dikasihi sebagai mana mestinya. Hak untuk memaksimalkan potensi dan menggali bakat terpendam. Hak untuk menjadi the best version of themselves. 

Sadarkah bahwa mereka yang berkebutuhan khusus adalah pribadi yang utuh? Seringkali kata “normal” atau “typical” memberi ruang sempit bagi seorang pribadi untuk berekspresi! Normal itu jika bisa mengikuti grafik tumbuh kembang sesuai tahapannya. Normal itu jika bisa diterima oleh masyarakat umum, tidak masuk kategori terlalu lambat atau terlalu cepat. Normal deh pokoknya! Modernisasi seolah semakin mempertajam derasnya arus informasi tentang bagaimana anak yang “normal” seharusnya. Padahal, ada saja anak yang tumbuh kembangnya terlambat di area A atau B, tapi lebih cepat di area C. Setiap anak unik. Tidak ada copy paste-nya, wong sidik jari saja beda-beda! Kembar siam pun diciptakan dengan sidik jari dan kepribadian yang berbeda.

Buku ini menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar isu dasar anak berkebutuhan khusus. Mereka bukan barang rejected, atau salah desain. Mereka juga bukan hukuman atas dosa atau salah leluhurnya seperti banyak dituduhkan oleh mitos dan keyakinan. Mereka ada seijin Allah untuk mempermuliakan nama-Nya. Mereka adalah ciptaan-Nya yang unik. Tuhan tidak salah desain. Jangan mencoba menilai ciptaan-Nya dengan pikiran kita yang sangat terbatas. Pikiran Tuhan mengatasi pemikiran manusiawi kita. Ada kemuliaan-Nya yang menanti di balik setiap kelemahan yang diijinkan-Nya dimiliki para anak spesial ini! Jika anda memiliki seorang anak yang berbeda, percayalah bahwa maksud-Nya untuk anda dan anak ini indah adanya.

Buku ini pas untuk orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Atau mungkin anda memiliki teman, saudara, kerabat atau relasi yang memiliki anak spesial? Buku ini bisa dijadikan kado atau rekomendasi bacaan. Jarang bisa menemukan buku yang tidak hanya mengharu biru, tapi juga memotivasi kita untuk bertindak nyata demi anak-anak spesial. Buku ini benar-benar memberikan paradigma baru dalam memandang dan memperlakukan anak-anak spesial. 

Salut untuk penulis yang bisa bangkit dan menjadi pemberi semangat yang nyata bagi keluarga-keluarga yang juga memiliki anak-anak spesial. Ia mau keluar dari zona nyamannya dan menjadi terang lewat berbagi dengan orang lain. 

Semua royalti penjualan buku ini didedikasikan untuk memberi bantuan edukasi dan terapi untuk anak berkebutuhan khusus yang kurang mampu.

A must read when you care for the special kids!

Wednesday, August 30, 2017

Book Review: Run or Die


by Azaria Amelia Adam

Ini review dari bukunya kak Relon Star. Dari cover-nya, kita bisa menebak seperti apa kesaksian hidup kak Relon, seorang anak pendeta yang berjuang melepaskan diri dari narkoba dan pergaulan bebas.

Buku ini ditulis langsung oleh Kak Relon. Boleh dikatakan ini "kesaksian yang hidup". Aku juga suka gaya bahasanya kak Relon yang 'anak-muda' banget, bisa terbuka menulis apa yang dia rasakan. Termasuk saat dia menulis perasaan kesal karena menganggap Papanya yang pendeta lebih mementingkan pelayanan daripada keluarga. Dia juga memberikan motivasi lengkap dengan cara-cara sederhana untuk lepas dari narkoba. Kelihatan sekali kak Relon rindu agar anak-anak muda yang pernah jatuh seperti dia dulu, bisa merasakan pengalaman pribadi dengan Tuhan dan mendapatkan hidup baru. 

Hal yang aku suka dari buku ini, salah satunya, adalah waktu Kak Relon ditangkap Tuhan. Saat itu dia membaca buku 'Rasa Tertolak' yang ditulis Derek Prince. Bukunya tipis jadi bisa langsung habis dibaca. Karena buku kecil itu, hidupnya dipulihkan. Tuhan memakai buku kecil tipis itu untuk membuat seorang pemudi bertobat. Akhirnya aku jadi mengerti, kalau mau menjangkau jiwa melalui tulisan, salah satu cara sederhananya adlah dengan membuat tulisan yang singkat dan padat, tetapi dengan bahasa yang ringan. Kak Relon sadar itu, makanya tulisan dalam buku kecilnya ini dibuat seperti itu. 

Yang berikutnya, buku ini memang didedikasikan untuk orang-orang yang tersesat dalam pergaulan bebas dan narkoba. Buku ini diterbitkan dengan seruan 'You are Loved with The Unconditional Love', 'Hidupmu masih bisa dipulihkan', ‘Jangan Tengok ke Belakang’, 'Kalau saya bisa, kalian juga pasti Bisa'. Kak Relon menyampaikan itu semua di bab terakhir. 

Terakhir, Kak Relon menceritakan mujizat Tuhan dalam hidupnya. Kalian tahu kan, resiko orang yang menggunakan narkoba. Mereka rentan terinfeksi HIV dan Hepatitis B, karena kebiasaan menggunakan jarum suntik bersama-sama. Kak Relon cerita kalo dia pernah sakit kuning, BAK merah seperti teh, pokoknya gejala hepatitis. Apalagi kalau bukan Hepatitis B. Puji Tuhan, kak Relon bisa pulih. Penyakitnya tidak mengalami progresivitas menjadi kronik dan dia bisa bersaksi tentang kesembuhannya. 

Ada lagi, setelah dia memutuskan berhenti mengunakan narkoba, morfin atau shabu-shabu, dia tidak mengalami gejala withdrawal atau sakau. Tuhan memulihkan secara utuh. Mungkin saat itu, Tuhan mengizinkan morfin endogen dalam sistem tubuh kak Relon bekerja secara sempurna sampai tidak ada gejala 'butuh injeksi morfin'. Dan, kalau pun dia tidak mengalami masa withdrawal amfetamin atau shabu, sepertinya sukacita dari Sorga itu sudah cukup untuk menjadi neurostimulan, jadi Kak Relon bisa langsung beraktivitas seperti biasa. Mungkin karena saya latar belakang pekerjaan tenaga medis, jadi analisanya kayak gitu. Lord Jesus, I'm amazed.

Wednesday, August 16, 2017

Book Review: Sexy Girls - Hayley DiMarco



by Yunie Sutanto

Judul: Sexy Girls (Cewek-cewek Seksi): Seseksi Apa Yang Terlalu Seksi?
Penulis: Hayley DiMarco
Penerbit: Pionir Jaya

“Andai buku semacam ini sudah terbit jaman saya masih remaja.” Pikiran ini terlintas pas selesai baca buku ini. Saya baca buku ini dalam tempo 2,5 jam saja, ga berasa tuh, tau-tau udah selesai. From cover to cover seru bacanya, padahal sambil nungguin anak-anak bobo siang. Gaya menulisnya membawa pembaca dengan santai, ga terlalu serius, dan yang penting isinya donk!

Semua gadis senang bersolek. Para gadis tomboy sekalipun punya gaya modisnya sendiri. Namun bagaimana tips dan trik agar tetap tampil trendy namun sopan? Bagaimana agar tidak jadi korban mode? Bagaimana menemukan gaya khas kita yang unik dan keren?

Bagaimana membangun citra tentang diri kita lewat gaya busana kita?

Pesan apa yang kita sampaikan dari gaya pakaian kita?

Ternyata banyak hal yang para gadis muda perlu belajar dan ketahui! Hayley menulis berdasarkan kisah masa remajanya, bagaimana ia pun sempat menjadi korban mode dan ikut tren yang sebetulnya tak cocok dengan citra dirinya di dalam Kristus!

Are you sure you want to dress up like that?

Are you sure this dress fits you?

Yakin gaya busana yang kita kenakan selama ini memuliakan-Nya? Yakin bahwa kita tidak menyebarkan pesan yang salah lewat pilihan baju kita?

Wanita dinilai pertama kali tentu dari penampilan dan busananya. Walaupun itu bukan segala-galanya, namun bagaimana kita menampilkan diri adalah pesan yang orang lain lihat tentang kita. Kita tentu tidak akan menghadiri wawancara kerja dengan kaos oblong dan sandal jepit, bukan? Atau menghadiri acara pesta pernikahan dengan mengenakan baju senam? Salah kostum ekstrim seperti ini mungkin kita tak akan melakukannya, namun bagaimana dengan baju yang terlihat oke karena semua gadis juga memakainya? Batasan apa yang perlu kita ambil untuk tahu busana ini pas untuk saya miliki atau tidak? Mengundang nafsu seksualkah gaya busana saya?

Tren fashion yang kekinian pun dibahas Hayley. Soal tindik dan tato yang umum dilakukan di bagian tubuh yang sensual, pantaskan jika saya juga ikut-ikutan melakukannya? Ada yang memakai kosmetik berlebihan, ada yang natural, dan ada yang sama sekali anti memakai produk kosmetik; yang mana yang benar? Yang butuh makeover pun akan sangat terbantu dengan aneka tes dalam buku ini! Membaca buku ini dalam komsel wanita pun sangat dianjurkan agar bisa saling memberi masukan.

Begitu banyak nilai-nilai alkitabiah tentang busana yang dibahas oleh Hayley dengan logis dan juga praktis. Buat para wanita-wanita Allah, yuk muliakan Tuhan lewat gaya berpakaian kita.

Your clothes show who you are. Be a blessing through the way you dress.

A must read for us, women who strive to glorify Him in the way we look!

Wednesday, July 12, 2017

BOOK REVIEW: Sacred Pathway - Discover Your Soul’s Path to God (Gary Thomas)


by Azaria Amelia Adam

Bagaimana cara kita untuk berjumpa dengan Tuhan?

Apakah waktu teduh yang rutin setiap hari cukup membuat kita bisa mengalami pertumbuhan rohani? Dalam buku ini, Gary Thomas memulai penjelasan dengan analogi, tidak ada satu obat yang dapat mengatasi semua penyakit. Artinya, kita tidak bisa memaksakan semua orang mengikuti satu cara saja untuk mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Karena Tuhan menciptakan kita dengan berbeda-beda, ada perbedaan pula dalam usaha kita mencari Tuhan. 

Orang yang bekerja mungkin merasa heran kenapa ada orang yang mampu berdoa berjam-jam. Apakah kita harus seperti itu agar bisa mengalami perjumpaan dengan Tuhan? Atau mungkin sebagai pemuda energik, kita bertanya kenapa ada orang yang betah beribadah dalam gereja liturgis yang tampaknya kaku?

Dalam buku ini, Gary Thomas menjelaskan tentang sembilan tipe spiritualitas yang berbeda, lengkap dengan ciri-ciri, kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Kita dapat menemukan salah satu atau lebih tipe spiritual yang sesuai dengan diri kita. Buku ini menjelaskan ada 9 (Sembilan) jalan kudus: Kaum Naturalis yang mengasihi Tuhan di alam terbuka, Kaum Indrawi yang mengasihi Tuhan dengan panca indra, Kaum Tradisionalis yang mengasihi Tuhan melalui ritual dan simbol, Kaum Askese yang mengasihi Tuhan dalam keheningan dan kebersahajaan, Kaum Aktivis yang mengasihi Tuhan melalui konfrontasi, Kaum pemerhati yang mengasihi Tuhan dengan mengasihi sesama, Kaum Antusias yang mengasihi Tuhan dalam misteri dan perayaan, Kaum Kontemplatif yang mengasihi Tuhan dalam pemujaan dan Kaum Intelektual yang mengasihi Tuhan dengan pikiran.

Dari buku ini, saya secara pribadi jadi mengerti mengapa ada berbagai denominasi gereja. Semua ini karena Tuhan menciptakan masing-masing kita dengan unik menurut tujuan-Nya. Saya juga mengerti, kenapa ada hamba Tuhan yang kelihatannya senang sekali berargumentasi. Ternyata beliau termasuk kaum aktivis. Setelah saya membaca tentang kaum Askese dan kaum Tradisionalis, tidak ada lagi kritik tentang liturgi gereja dan hadirat Tuhan. Itu semua karena setiap orang memiliki perjalanan rohani yang berbeda. Hal yang kita pikir biasa saja atau membosankan, bisa jadi menjadi sangat menyentuh dan menumbuhkan iman bagi orang lain. 

Jika kita merasa perjalanan rohani kita tidak seperti yang kita mau, kita bisa belajar menatanya kembali dari sini. Buku Sacred Pathway, membantu kita menemukan perjalanan rohani yang membawa kita menuju pertumbuhan dan pengalaman akrab berjalan bersama Tuhan.

Wednesday, June 21, 2017

Book Review: Understanding The Purpose and Power of Prayer, Myles Munroe


by Azaria Amelia Adam

Pernahkah kita berpikir:

Kalau Tuhan sudah punya rencana untuk kita semua.
Kalau rencana Tuhan itu “YA dan AMIN”, maka artinya semuanya pasti akan terjadi.

Lalu, kenapa kita harus berdoa?

Kalau itu memang kehendak Tuhan, untuk apa kita berdoa meminta sesuatu? Tuhan pasti akan memberikannya. Kalau itu memang rencana Tuhan, untuk apa kita berdoa? Tuhan akan melaksanakan rencana-Nya.

Secara logika manusia, pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa masuk akal.

Saat membaca buku ini, saya ingat statement yang dikatakan Dr. Myles Munroe dalam suatu konferensi:

"Prayer is a petition"

Statement yang singkat, padat, sangat jelas, tetapi sangat mengubah pola pikir.

Di dalam buku ini, Dr. Myles Munroe menjelakan bahwa Doa adalah sebuah petisi. Petisi yang kita sampaikan kepada Tuhan. Doa disampaikan kepada Tuhan sebagai petisi atas hukum, firman dan Janji-Nya.

Dari penjelasan ini, saya mengerti jika kita berdoa, kita bukan menyampaikan kehendak kita pada Tuhan, tetapi membiarkan kehendak Tuhan terjadi di dalam hidup kita.

Lalu, kenapa kita harus berdoa?

Karena saat Tuhan menciptakan manusia, Dia menginginkan manusia berkuasa atas dunia. Dunia ini diberikan Tuhan untuk dikuasai manusia, artinya, manusia memiliki otoritas untuk melakukan apa saja atas dunia sesuai kehendak manusia.

Tuhan membiarkan manusia memiliki kehendak bebas dan menjadi raja bagi dunia.

karena itu, kita sering mendengar banyak orang berkata "lakukanlah sesuai kehendakmu" "pilihlah sesuka hatimu" "bermimpilah, buatlah rencana dan laksanakan".

kita punya hak untuk memilih, hak untuk melakukan apa saja sesuai kehendak kita. Dan Tuhan tidak akan mengintervensi apa yang sudah Dia berikan sebagai hak kita.

Tetapi, siapa manusia yang mampu melihat seperti Tuhan melihat? adakah manusia yang pemahamannya melebihi Tuhan? atau yang mengetahui apa yang terjadi sebagai konsekuensi suatu 'kehendak bebas'?

Tidak ada dari kita yang memiliki pemahaman melebihi Tuhan.

Karena itu, kita perlu berdoa. Kita perlu membiarkan Tuhan mengambil kembali otoritas yang diberikan kepada kita. Kita perlu membiarkan Tuhan mengintervensi dunia agar hanya rencana-Nya yang terjadi.

Karena tidak ada rencana yang lebih baik daripada rencana Tuhan untuk kita.

Dr. Myles Munroe menjelaskan dengan sangat detail sehingga kita bisa mendapatkan pengertian yang lebih dalam tentang Kuasa dan Tujuan dari DOA. Saya sangat merekomendasikan buku ini untuk dibaca.

Monday, May 22, 2017

Book Review: Created to be His Help Meet



by Yunie Sutanto

Judul Buku: Created to be His Help Meet
Penulis: Debi Pearl
Penerbit: No Greater Joy Ministries

Pertama kali baca judul buku ini rasanya agak gugup campur gemes. What? I am created to be his help meet? His helpmeet alias pembantu? Well, memang sih, kata “pembantu” mungkin kesannya lebay kalau dibandingkan dengan kata “penolong” yang lebih sering digunakan.

Gara-gara itu, jadi muncul pertanyaan, “Memangnya ada yang salah dengan judul ini, kok pikiranku terusik? Padahal baru baca judulnya saja lho...” Segala teori tentang emansipasi wanita dan kesetaraan gender seolah bangkit dan berteriak-teriak: Ini kan bukan lagi zaman Siti Nurbaya atau Ibu Kartini? Bukankah pria dan wanita itu sejajar? Seharusnya tidak ada yang statusnya Cuma sekedar “penolong” dong!

Tapi, membaca buku ini bab demi bab, Tuhan membukakan banyak rancangan-Nya mengenai pernikahan. Yang luar biasa, buku ini ditulis oleh seorang wanita biasa, bukan penulis profesional ataupun pembicara terkenal. Ia hanyalah seorang istri yang bahagia menjalani perannya sebagai penolong bagi suaminya. Ia puas menjalani bagian sebagai seorang istri yang mendukung suaminya dalam menjalani tujuan hidup yang Tuhan sudah tetapkan di dunia ini.

Meskipun nampaknya sederhana dan tak terlihat, peran wanita dalam rumah tangga sebetulnya sangat penting! Di era ketika banyak orang menginginkan pengakuan dan ingin menonjolkan ke”bisa”annya, menjalani peran wanita dalam rumah tangga versi Firman Tuhan justru melawan arus! Be the hidden woman that does her work from sun to sun, giving her best for her family. Be the hidden woman that plays her role beautifully behind every scene, but yet nobody sees her. She knows that her job is important, and her boss is Jesus Christ, not any mortals!

Pada masa-masa awal pernikahan, keluarga adalah ladang misi dan pelayanan kita. Gaya Debi Pearl dalam menantang dan mengajak kita untuk menikmati peran ini sangat encouraging. Tidak hanya berperan dalam rumah tangga, buku ini juga mengajar kita untuk berperan dalam komunitas. Memang ada masanya kita begitu sibuk membesarkan anak dan mengurus rumah tangga, namun ada masanya juga saat anak-anak mulai meninggalkan sangkar dan kita mulai mendapat tugas baru dari Tuhan. Ketika masa itu tiba, Tuhan memberi tugas wanita lebih tua untuk mengajar wanita lebih muda mengenai peran wanita dalam rumah tangga. Pada saat itu, kita dilatih untuk menjalani masa-masa mentoring, kesempatan untuk berbagi hidup dan kesaksian dengan wanita-wanita yang lebih muda.

Saya suka dengan gaya ringan, apa adanya, serta humoris dari Debi Pearl. Untuk para wanita yang sudah menikah, termasuk mereka yang sedang menyiapkan pernikahan, this book is a must read!

Tuesday, April 11, 2017

Extraordinary



"EXTRAORDINARY" written by John Bevere

- Book Review by Leticia Seviraneta -

Sebagai manusia, kita cenderung tertarik pada hal-hal luar biasa, unik, ajaib, dan lain dari pada yang lain. Begitu juga dengan buku yang ditulis oleh John Bevere ini, “Extraordinary”. Saya benar-benar tertarik untuk membaca buku ini, dan saya tidak menyesal memutuskan untuk membacanya. John Bevere menyingkapkan banyak sekali kebenaran tentang bagaimana Tuhan merancang kita untuk sebuah kehidupan yang luar biasa. Tidak hanya sekedar unik di mata dunia, namun sebuah kehidupan menyenangkan Tuhan dan melampaui apa yang dianggap biasa.

Hal paling mendasar untuk memiliki hidup yang luar biasa adalah menyadari betul betapa kita dikasihi oleh Tuhan. Lalu berikutnya, kita diingatkan bahwa dikasihi oleh Bapa berbeda dengan menyenangkan Bapa kita. Sama seperti tidak ada yang dapat mengubah kasih orang tua kepada anaknya, terlepas dari seberapa nakal anak itu. Namun, ada tindakan seorang anak yang dapat menyenangkan dan juga tidak menyenangkan bagi orang tuanya. Mengetahui ini menyadarkan kita bahwa kita tidak boleh menjadi manja dan hidup seenaknya hanya karena kita tahu Tuhan mengasihi kita.

Lalu pertanyaannya sekarang, bagaimana cara untuk menyenangkan Tuhan? Berbeda dengan persepsi orang Kristen kebanyakan, cara menyenangkan Tuhan tidak lah berasal dari kekuatan kita sendiri melainkan dari kekuatan kasih karunia-Nya. Ini sesuatu yang baru bagi saya pribadi, karena kita memang tidak terbiasa memperlakukan kasih karunia sebagai sebuah kekuatan. Kasih karunia seringkali kita pandang sebagai kebaikan Tuhan yang telah kita terima di saat kita tidak layak mendapatkannya. Namun, di dalam buku ini John Bevere mengungkapkan banyak kebenaran Firman yang menunjukkan bahwa kasih karunia juga merupakan sebuah kekuatan aktif untuk memampukan kita menjalani hidup luar biasa yang Tuhan kehendaki.

Bagi yang masih bergumul dengan dosa-dosa lama, dijelaskan juga mengapa kita demikian dan apa yang harus kita lakukan untuk lepas dari dosa lama. Yup! buku ini juga akan memberikan langkah-langkah praktikal bagaimana untuk lepas dari belenggu dosa. Tidak ada yang dapat hidup luar biasa bila ia masih membawa bagasi dosa yang banyak. Oleh karenanya, untuk menjalani hidup yang luar biasa di dalam Tuhan, kita pun harus hidup berkemenangan atas dosa. Dijelaskan bahwa dulu sebelum mengenal Kristus kita tidak memiliki kekuatan atas dosa, namun sekarang dosa sudah tidak lagi memiliki kuasa atas kita dan kita punya pilihan untuk tetap mau tunduk pada dosa atau berjalan bebas dengan kasih karunia.

Di buku ini juga dibahas seperti apakah iman sejati itu dan bagaimana cara untuk menumbuhkan iman kita. Secara keseluruhan, di dalam buku Extraordinary ini, John Bevere banyak menyingkapkan kekuatan tersembunyi dari hal-hal yang kita pikir mungkin sudah kita tahu, namun ternyata kita selama ini hanya tahu di permukaan saja. Seperti berlian memiliki berbagai facet, demikian juga halnya dengan kasih karunia, iman dan kekuatan untuk hidup luar biasa bersama dengan Tuhan. Membaca buku ini seperti menjadi pembuka mata kita akan suatu sudut pandang baru yang fresh, Alkitabiah, dan mengubahkan hidup kita secara pribadi.

Get ready to live an extraordinary life with God!

Wednesday, March 22, 2017

Book Review: Women Living Well by Courtney Joseph


by Yunie Sutanto


Judul Buku: Women Living Well
Finding Your Joy in God, Your Man, Your Kids and Your Home
Pengarang: Courtney Joseph
Penerbit: Thomas Nelson

How well do I live my life? Andaikata para wanita diminta mengisi survei untuk menjawab pertanyaan ini, kira-kira apa hasilnya ya? Not well, well, atau very well?

Bagaimana dengan anda, jika pertanyaan yang sama saat ini dilontarkan pada anda? Are you living well?

People who are living well are those who enjoy their life to the fullest. Hidup dapat menjadi sukar diprediksi, namun apapun yang terjadi, mereka bisa tetap menikmati setiap proses kehidupan. Instead of complaining, their lives are full with gratitude.

We are living in a fast-pacing world, waktu berputar cepat, rasanya kita selalu kehabisan waktu. Banyak hal yang harus dilakukan, tapi rasanya waktu selalu kurang. Kita merasa perlu lebih dari 24 jam sehari.

Budaya masa kini membiasakan kita hidup serba cepat. Kalau soal makanan ada fast food, soal kirim pesan ada instant messages, soal kurir kirim barang pun ada kurir express. Budaya yang tergesa-gesa menjadi gaya hidup generasi teknologi. Kita pun seolah disetir oleh era ini untuk serba tergesa-gesa. Panic attack jadi sesuatu yang biasa. Tak heran banyak penyakit saraf bermunculan, yang akarnya adalah rasa kuatir dan rasa tidak aman yang terus-menerus memborbardir isi pikiran.

Then, how to hold vintage values in a modern world? Is it possible? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang dijawab oleh buku ini.

Now, back to the question: Are you living well? Living well in this fast pacing era, what’s the secret? I am living well because I have the Living Well within my heart.

Jika kamu merasa memiliki hidup yang terburu-buru dan penuh kekuatiran, cobalah baca buku ini. Buku ini membawa kita kembali kepada Air Hidup yang merupakan sumber ketenteraman batin kita. Sebagai pengikut Kristus, wanita-wanita ditantang untuk memprioritaskan Kristus dan waktu teduh dalam hari mereka. So in this journey to living well,we must go to the source of it: the Living Well !

Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup. Yohanes 7:38

Dan dasar dari segala sesuatu adalah berjalan bersama Yesus. Penulis buku ini membawa pembacanya untuk memikirkan kembali peran yang mereka jalani: sebagai istri, ibu dan pengelola rumah tangga. Tapi untuk menjalankan semua peran itu dengan baik, bagaimana berjalan bersama Sang Raja adalah prioritas yang dia garisbawahi dan menjadi prioritas utama.

Buku ini sangat saya rekomendasikan. Gaya penulisannya santai, ringan dan sangat up to date! Menurut saya, ratingnya empat dari lima bintang.

Friday, January 13, 2017

Book Review: The Dangers of A Shallow Faith oleh A. W. Tozer

Review by Glory Ekasari


A. W. Tozer adalah salah satu penulis favorit saya untuk satu alasan: dia menganggap serius ketidakseriusan orang Kristen dalam mengikut Kristus. Tozer, yang disebut 20th century prophet oleh rekan-rekan sezamannya, meninggalkan kesan yang dalam bagi orang-orang yang mengenal dia, sedemikian dalam sehingga di batu nisan kuburnya tertulis kalimat singkat: “A. W. Tozer ― A Man of God.”

The Danger of A Shallow Faith adalah tulisan Tozer yang dikumpulkan oleh James L. Snyder, dan tema yang diangkatnya merupakan kerinduan Tozer bagi semua umat Allah: “Awakening from spiritual lethargy.” Buku ini terbagi menjadi tiga bagian, masing-masing membicarakan tentang bahaya yang mengancam jemaat Tuhan, tantangan yang dihadapi jemaat Tuhan, dan cara menang dari krisis tersebut. Pembaca tidak akan menemukan apapun tentang hidup yang sukses secara materi, atau kesehatan fisik, atau penambahan jumlah jemaat gereja. Sebaliknya, Tozer mengekspos kehidupan pribadi pembacanya, hal-hal yang seringkali kita anggap remeh namun sebenarnya sangat menghambat pertumbuhan rohani kita.

Saya membaca buku ini ketika saya berada dalam krisis kerohanian. Saya mengalami apa yang disebut Tozer sebagai spiritual lethargy. Yang saya dapatkan dari tulisan Tozer bukan hiburan atau kata-kata motivasi, melainkan teguran, bahkan hardikan―dan itulah yang paling saya butuhkan. Menyelesaikan bab demi bab dari buku ini memberi saya semangat yang menyala untuk hidup sesuai dengan gelar yang saya sandang: pengikut Kristus, dan membuat saya malu dengan cara hidup saya yang santai selama ini.

Gaya bahasa Tozer sederhana dan to the point, dan pembaca akan sangat jarang menemukan kata-kata yang sulit dalam buku ini. Setiap bab ditutup dengan puisi atau himne yang relevan dengan isi bab yang bersangkutan, seolah mengajak pembaca ikut merenungkan apa yang baru saja dibaca. James L. Snyder menyesuaikan beberapa bagian agar relevan dengan keadaan abad ke-21, tetapi secara garis besar tidak ada yang diubah dari tulisan Tozer.

Judul Buku: The Danger of Shallow Faith: Awaking From Spiritual Lethargy 
Penulis: Aidan Wilson (A. W.) Tozer
Tahun Terbit: 2012
Penerbit: Bethany House Publishers
Jumlah Halaman: 219

Tuesday, January 3, 2017

Happy New Year!

by Sarah Eliana


Happy New Year, everyone! =)

2017! WOW!

Tahun baru begini, teman-teman pasti sedang sibuk dengan resolusi tahun baru kan :) Well, kalo teman – teman ada yang punya resolusi untuk baca Firman Tuhan dari Kejadian sampai Wahyu pada tahun 2017 ini, aku mau merekomendasikan buku yang pernah aku pakai beberapa tahun lalu. Buku ini adalah buku panduan membaca Firman Tuhan secara kronologis, judulnya Cover to Cover yang ditulis oleh Selwyn Hughes.

https://images-na.ssl-images-amazon.com/images/I/51A1Ps2-MCL._SY344_BO1,204,203,200_.jpg



Kalo biasanya kita mulai baca Alkitab dari Kejadian, buku ini beda. Contoh bahan bacaan perhari bisa diambil dari berbagai kitab. Misalnya seperti ini, untuk hari pertama bahan yang harus kita baca adalah:

  1. The Pre-existent of Christ: Yohanes 1 : 1 - 2

  2. The creation declaration: Mazmur 90:2

  3. Origin of creation: Kejadian 1:1

  4. Satan cast out of heaven: Yesaya 14 : 12 - 17, Ezekiel 28: 13 - 19

  5. Judgment of creation: Kejadian 1: 2a,

  6. Creation for habitation: Yesaya 45: 18

  7. 1st & 2nd day of creation: Kejadian 1 : 2b - 8

  8. 3rd Day: Kejadian 2 : 5 - 6, 1: 9 - 13

  9. 4th, 5th and 6th days of creation:  Kejadian 1 : 14 - 26, 2: 7

  10. Creation of man in detail: Kejadian 5 : 1, 1 : 27

  11. Creation of woman: Kejadian 2 : 18 - 25

  12. Names given: Kejadian 5 : 2, 3 : 20

Nah... Jadi, di hari pertama kita belajar kalo Yesus Kristus sudah ada sejak sebelum dunia dijadikan. So, Jesus was not created by God the Father, tapi emang He is God. Trus dari situ kita baca kalo Tuhan Yesus Kristus itu kekal, from everlasting to everlasting. Baru deh ditegaskan lewat Kejadian 1 : 1 kalo TUHAN yang menciptakan langit dan bumi (bukan hasil big BANG… hehe). Dari situ kemudian diceritakan tentang Lucifer, si "bintang" yg jatuh dan dibuang dari surga. Selanjutnya kita baca kalo Tuhan menciptakan langit dan bumi untuk dihuni, diikuti dengan cerita tentang penciptaan dari hari pertama sampai keenam.

Dengan metode chronological seperti ini, aku betul - betul dibantu untuk mengerti... Waktu baca jadi sering bilang, "Oh, begini toh… Oh, ternyata ini alasannya". =) Coba deh, give it a try, baca ayat-ayat di atas dari awal sampe akhir.

Oh ya, selain kita dikasih materi bacaan Alkitab secara kronologis, tiap hari juga ada bagian khusus untuk pendalaman dan perenungan. Jadi setelah baca Alkitab, kita masih diajak mikir. =) Pokoknya menurutku, buku ini oke banget deh.

Kalo teman – teman tertarik, buku ini bisa dibeli di Amazon atau di Book Depository. Dari Book Depository free ongkos kirim lho! :)

Selamat membaca!