Wednesday, December 6, 2017

Rumput dan Uap Air (Part 3)


by Tabita

Buat yang belum baca bagian 1 dan bagian 2, bisa baca dulu, yaa.

Okee. Setelah nulis tentang Who am I? dan poin 1 kemaren, sekarang aku mau share poin 2-nya :)) Selain bicara tentang kesetiaan Allah, Natal itu juga adalah...

Natal berbicara tentang kembali hidupnya harapan dan semangat yang padam.

Bangsa Israel udah nunggu lama banget buat diselamatkan Sang Juruselamat. Bahkan waktu Yesus lahir, mereka baru dijajah bangsa Romawi. Otomatis, harapan dan semangat bangsa Israel semakin nggak menentu. Mungkin mereka mikir, “Ini beneran Tuhan mau nyelametin kita nggak, sih!? Lama amat datengnya! Keburu mati semua gara-gara dijajah, nihhh!!”. Pemikiran itu pula yang jadi salah satu penyebab para murid bertanya pada Yesus, “Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?” (Kisah Para Rasul 1:6, TB). Mereka pengen Yesus segera mengakhiri penjajahan Romawi dan menjadi The Hero buat bangsa itu.

Nope. Yesus nggak lahir dalam keluarga kerajaan maupun jadi pahlawan bagi bangsa Israel. Sebaliknya, Yesus lahir dalam keluarga tukang kayu yang sederhana dan justru meninggalkan Amanat Agung bagi para murid-Nya (Matius 28:16—20, Kisah Para Rasul 1:8). Tapi apakah itu artinya nggak ada harapan bagi bangsa Israel buat diselamatkan dari penjajahan?

Jawabannya... ada :) Yesus nggak cuma lahir dan memberikan teladan hidup; tapi juga membebaskan dunia dari cengkraman maut! Penjajahan secara fisik nggak ada apa-apanya dibanding penjajahan rohani (baca: maut). Yesus tahu ini; karena itu Dia rela untuk mengorbankan nyawa-Nya bagi kita :) His sacrifice lit up our hope and encourage us to keep living in Him. Ini yang Dia tanamkan pada para murid-Nya, sehingga akhirnya... mereka pun mengabarkan kabar sukacita ini pada dunia—walopun nyawa yang jadi taruhannya. Tapi mereka tetep taat, dan buahnya pun ada pada kita sekarang :D

And now, how about us? Apakah kita tetap percaya bahwa Tuhan adalah Pribadi yang setia? Apakah kita benar-benar telah bergantung secara total pada-Nya?

Hari ini, Tuhan menyatakan bahwa Dialah satu-satunya sumber kekuatan dan alasan kita hidup. Sama seperti yang pernah dikatakan seorang teman dari temanku, “Ketika hidup ini terasa berat, justru di saat itulah kita harus bergantung erat pada Tuhan." Tetap bertekun membaca, merenungkan, dan melakukan firman Tuhan serta berdoa akan menolong kita untuk tetap kuat di dalam Tuhan. Di sanalah kita memperoleh kesegaran jiwa bagi hati yang kering dan rapuh.

Yuk, terus mengandalkan Tuhan; karena kerapuhan hidup bukanlah akhir harapan, namun kehadiran Tuhan di dalamnya memulihkan kita.

Selamat menyongsong Natal dan Tahun Baru dengan penuh harapan di dalam Tuhan, Pearlians! :) Percayalah, sekalipun ini terdengar klise, Tuhan sedang dan akan terus menenun kehidupan kita untuk menjadi semakin serupa dengan-Nya. Cheers! ^^

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^