By Anonymous
So, guys, saat kita menghadapi ketidakpastian akan masa depan kita, mari kita belajar untuk mengambil 2 keputusan penting ini:
1. Percaya kepada Tuhan, bukan kepada diriku sendiri.
Selalu tempatkan Tuhan sebagai yang terutama! Saat kita berada dalam padang gurun, mudah sekali bagi kita untuk melepaskan diri dari kebiasaan yang baik dan dari pergaulan yang baik. Mudah sekali bagi kita untuk berkata, “Ah lagi gak mood baca Firman. Cuman hari ini aja koq. Besok aku baru baca deh.” “Ah, lagi gak mood ke gereja. Biasanya juga aku rajin koq. Sekali aja gak apa–apa.” Satu kali yang dengan mudahnya bisa berubah menjadi berkali-kali.
Saat kita ditegur saudara seiman, mudah sekali bagi kita berkata, “Ah apa sih urusan situ??!! Ini urusan gw ama Tuhan! Koq situ yang repot?” Lalu, kita menjadi malas bersekutu dengan saudara seiman. Kita menjauhkan diri dari pergaulan yang baik. :(
Teman-teman, saat kita berada dalam situasi sulit, jangan sampai kita melepaskan diri dari hal-hal yang Tuhan berikan untuk menjaga kita supaya tetap berada dalam jalur dan jalan-Nya. Teruslah jalani kebiasaan yang baik: bersekutu bersama keluarga Allah, saat teduh setiap hari, renungkan Firman-Nya. Teruslah percaya kepada Tuhan. Amsal 3:6 katakan, “Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.” Amen! Let’s do that! Mari kita terus mengakui Dia dalam segala laku kita!
2. Think about others, not about yourself.
Waduh, teman–teman, tau gak? Setiap kali mendengar ada teman yang hamil lagi, rasanya tuh gimanaaaa gitu. Bikin bertanya-tanya kepada Tuhan, “Tuhan, aku kapaaann? Jangan lupa anak-Mu yang satu ini lhooooo!!” Beberapa hari lalu, Tuhan ingatkan akan ayat ini:
Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita,
menangislah dengan orang yang menangis!
—Roma 12:15
Ayat ini memberi satu pengertian baru kepadaku. Saat ada orang yang berada dalam situasi yang sama dengan kita, apa yang kita lakukan? Apakah kita sedih untuk mereka, tapi juga senang karena wah, akhirnya kita tidak sendirian! Ada orang yang juga berada dalam situasi yang sama dan bisa jadi teman curhat!
Saat kita mendengar ada teman yang mendapat jawaban atas doa mereka yg mana doanya sama dengan doa kita, apa yang kita lakukan? Apakah kita menggedor-gedor pintu Surga dan bertanya kapan Tuhan akan memberikan jawaban yang sama kepada kita?
Teman-teman, itu bukan bersukacita dengan yg bersukacita dan menangis bersama yang menangis! Justru kebalikannya! Itu artinya kita bersukacita dengan yang menangis dan menangis bersama yang bersukacita!
Ah, aku gak mau jadi seperti itu. Karena itu aku mengambil keputusan untuk think about others, and not about my own problems. Daripada tiap hari galau mikirin kapan Tuhan akan menjawab doa, alangkah baiknya aku menghabiskan waktuku untuk mendoakan orang lain. Daripada tiap hari kerjaannya curhat dan curhat melulu ngomongin tentang masalahku kepada teman-teman, lebih baik aku menghabiskan waktu mendengarkan mereka dan memberkati mereka dengan doa dan kebenaran Firman Tuhan! :)
Well, friends, tau gak? Waktu aku mengambil 2 keputusan ini, yaitu untuk trust in God and not in myself, dan untuk think about others, not about myself, Roh Kudus bergegas menghampiriku dan melengkapi, mendorong, memberikan kekuatan, sehingga hari demi hari aku bisa bangun dan memilih untuk percaya kepada Tuhan, untuk memikirkan orang lain, untuk meditate on God’s ways, and to magnify HIM and not my problems.
Teman, saat kita mengambil keputusan itu, Roh Kudus langsung memperlengkapi kita untuk menjalankan keputusan kita supaya hari demi hari kita dapat terus melangkah, melangkah, dan melangkah dalam iman. Hingga satu hari tiba, engkau melihat ke bawah, dan tersadar bahwa tidak ada lagi pasir dibawah kakimu! Engkau tidak lagi berada di padang gurun! Engkau berdiri di tanah yang subur, rerumputan hijau dan bunga-bunga indah terhampar sepanjang mata memandang. Engkau sudah berada di tanah perjanjian!! Dan di situ engkau tersadar, engkau berada di tanah perjanjian bukan karena situasimu sudah berubah, tapi karena engkau telah mengambil keputusan untuk berjalan dalam iman dan Roh Kudus telah memampukanmu untuk terus melangkah dalam iman!
Saat engkau melangkah dalam iman bersama Roh Kudus, ada sesuatu yang berubah dalam hatimu. Engkau bukan lagi seorang egois yang mengasihani diri sendiri, dan hanya memikirkan masalah diri sendiri terus menerus, dan jatuh dalam kubangan yang sama berkali-kali. Saat engkau berjalan bersama Roh Kudus, hatimu yang ketakutan mungkin akan bertanya kepadamu, “Bagaimana jika … terjadi? What then?” “Bagaimana jika aku tidak akan pernah punya anak lagi?” “Bagaimana jika aku tidak akan pernah memiliki pekerjaan yang aku suka?” “Bagaimana jika aku tidak akan menikah?” What then?
Friends, Roh Kudus akan mengajarimu. “If this happens, then GOD!” Jika aku tidak akan pernah punya anak lagi, I still have GOD. Aku masih tidak tau apakah aku akan punya anak lagi, tapi aku tau aku akan selalu punya Kristus! Hanya ingatlah satu hal: saat engkau berada di padang gurun, ambillah keputusan untuk terus berjalan dalam iman! Ambillah keputusan untuk percaya kepada-Nya, to think about others, to magnify HIM, and to meditate on HIS ways. Tuhan tidak akan memaksamu untuk mengambil keputusan karena IA adalah Tuhan yang menghargai free will kita. So, YOU need to make the decision, and when you make the decision, the Holy Spirit rushes and empowers you!
Dear friends, when you find yourself in the desert, the answer is GOD! GOD is my everything, and with my everything I have more than enough! Tanah perjanjianku bukanlah saat aku punya anak lebih dari satu. Tanah perjanjianku adalah tanah di mana aku bisa terus berjalan bersama Roh Kudus dalam iman, bisa terus percaya kepada Tuhan apapun yang terjadi, bisa terus menjadikan dia yang terutama dalam hidupku. It's not WHAT I have, but WHO I have, and the One I have is more than enough! Kristus, Dialah tanah perjanjianku! He is my promised land!
Though he slay me, yet will I hope in him!
—Job 13:15