Showing posts with label Grace Suryani Halim. Show all posts
Showing posts with label Grace Suryani Halim. Show all posts

Monday, November 4, 2019

Yokhebed: Wanita Yang Tidak Menyerah


by Grace Suryani Halim

Siapakah Yokhebed itu? Namanya hanya disebutkan dua kali dalam Alkitab, yaitu dalam Keluaran 6:19 dan Bilangan 26:59, keduanya dalam daftar silsilah. Mengapa dia penting? Karena dialah ibu dari nabi terbesar Israel, yaitu Musa.

Dan nama isteri Amram ialah Yokhebed, anak perempuan Lewi, yang dilahirkan bagi Lewi di Mesir; dan bagi Amram perempuan itu melahirkan Harun dan Musa dan Miryam, saudara mereka yang perempuan.
(Bilangan 26:59)

Latar belakang keadaan saat kelahiran Musa diceritakan dalam Keluaran 1. Saat itu keturunan Yakub yang semakin banyak jumlahnya masih tinggal di Mesir. Firaun yang sedang berkuasa merasa terancam dengan keberadaan mereka, sehingga ia memperbudak mereka. Ia bahkan mengeluarkan peraturan baru: setiap bayi laki-laki yang lahir dari wanita Ibrani harus dibunuh dengan cara dilempar ke sungai Nil.

Dalam keadaan itulah Musa lahir. Sebelumnya, Yokhebed sudah punya dua anak, yaitu Harun dan Miryam. Lalu tiba-tiba ia hamil lagi; dan pada saat Firaun sudah memberi perintah untuk membunuh semua bayi laki-laki! Sebagai ibu tentu Yokhebed bimbang. Saat mengandung, ia tidak tahu apakah bayi yang dikandungnya laki-laki atau perempuan. Mungkin ia berharap bayinya perempuan.

Lalu lahirlah bayinya: anak laki-laki. Ini yang Alkitab catat dalam Keluaran 2:1-2

Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin dengan seorang perempuan Lewi; lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya.

Bagaimana ini? Perintah Firaun tidak mungkin dilawan! Tetapi Yokhebed tidak menyerah begitu saja pada keadaan. Ia mengambil langkah berani dengan menyembunyikan bayinya. Tetapi lalu anak itu bertambah besar dan tidak bisa disembunyikan lagi, sehingga Yokhebed harus memikirkan cara lain. Ia tetap tidak mau menyerah, dan membuat rencana untuk menyelamatkan bayinya.

Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil.
(Keluaran 2:3)

Yokhebed mempercayakan nasib anaknya ke dalam tangan Tuhan, setelah ia melakukan segala sesuatu yang bisa dilakukannya. Sungai Nil bukanlah sungai yang ramah; ada binatang buas dan arus yang deras yang berbahaya, apalagi bagi seorang bayi dalam peti anyaman. Namun itu satu-satunya cara agar puteranya tetap hidup. Dia juga menyuruh Miryam, anak perempuannya, untuk mengawasi laju keranjang adiknya.

Singkat cerita, sang bayi ditemukan oleh puteri Firaun, dan diberi nama Musa, yang berarti “diambil dari air”. Ketika puteri Firaun mencari inang untuk menyusui bayi itu, Miryam segera muncul dan menawarkan inang penyusu, yang tidak lain adalah Yokhebed, ibu bayi itu! Sungguh ajaib apa yang dialami bayi Musa: dari hampir dibunuh bangsa Mesir, menjadi anak angkat puteri Firaun, bahkan kembali tinggal bersama ibunya selama masa kecilnya. Sampai dewasa Musa tidak pernah lupa bahwa ia bukan orang Mesir; ia adalah orang Ibrani. Siapa yang menanamkan identitas kebangsaan yang begitu kuat pada Musa? Siapa yang mengajar dia untuk takut akan Tuhan Allah Abraham? Kemungkinan besar Yokhebed, ketika ia memiliki kesempatan untuk menyusui dan mengajar anaknya.

Musa bukan hanya tumbuh besar dengan aman dan sehat, namun di kemudian hari dia menjadi nabi besar bagi bangsanya. Saya rasa Yokhebed tidak pernah bermimpi Musa akan dipakai Tuhan seperti itu. Musa tidak dibunuh saja sudah bagus! Tapi Tuhan menghargai keputusan Yokhebed; Tuhan melihat perjuangan dan kasihnya bagi Musa. Tuhan memberi lebih daripada yang ia pernah pikirkan. 

Mungkin dalam hidup ini kita juga merasa seperti Yokhebed: hamil di saat yang salah, lahir di keluarga yang salah, berada di kelas dengan guru yang salah, dan sebagainya. Sepertinya keadaan tidak mendukung kita; sepertinya masa depan akan suram. Ketika segala sesuatu keliatan tidak ideal, ingatlah akan Yokhebed yang terus berjuang dengan segala cara yang bisa ia pikirkan. Demi puteranya, Yokhebed tidak mau menyerah pada keadaan. Dan ternyata itu sejalan dengan rencana Tuhan bagi Musa, bagi bangsa Israel, bahkan bagi kita yang hidup sekarang. Seandainya Yokhebed “tidak berdaya” dan tidak ngotot berusaha agar anaknya selamat, mungkin ceritanya akan berbeda.

Moms, sis, jangan mudah putus asa dan jangan sibuk menyalahkan keadaan. Ketika keadaan tidak sesuai harapan kita, ketika kita mengalami masalah, tetaplah berjuang dengan segenap kemampuan kita. Bukankah kita punya Tuhan yang memelihara hidup kita? Lakukan apa yang kita bisa, dan sisanya adalah bagian Tuhan, yang sanggup bekerja lebih dari yang kita bayangkan.

Friday, December 21, 2018

Alone with Christ


by Grace Suryani Halim

Sate gue beberapa hari yang lalu yg dari My Utmost for His Highest itu menamplak gue. Yaitu judulnya Have You Ever Been Alone with God? 

Ayatnya diambil dari,

"He did not say anything to them without using a parable. But when he was alone with his own disciples, he explained everything."
(Mark 4:34)

Jadi Markus 4 ini bicara tentang pengajaran Tuhan Yesus. En ketika dengan orang banyak, Tuhan Yesus selalu mengajar dengan perumpamaan. Kerajaan Allah seumpama blablabla. Semuanya perumpamaan. Tapi ketia Ia sedang SENDIRIAN dengan murid-murid-Nya, Ia menjelaskan semuanya. 

Salah satu pertanyaan yang mungkin sering ditanyakan oleh orang adalah, "Gimana caranya gue pas baca Alkitab ngerti ini maksudnya apa?!?" 

Emank Alkitab kadang sulit dimengerti guys. Karena itu ngga heran akhirnya banyak orang lebih suka denger penjelasan org laen, lebih suka baca buku renungan (atau blog! hehe) daripada baca sendiri dari Alkitab. Ngga salah sih denger penjelasan org laen maupun baca dari buku renungan, tapi firman Tuhan yang Tuhan kasih berupa rhema kepada kita itu biasanya efeknya jaaauuhhhh lebih besar daripada kalo kita ngga dapet itu sendiri. 

Ibaratnya sama kayak ngerjain soal matematika, lebih gampang nyontek toh? :p atau ngeliat kunci jawaban. Tapi kalo begitu, ntar pas kita ujian, kadang ngga gitu nyantol lagi ingatannya. Bandingkan dgn bikin PR sendiri dah tiba-tiba EUREKAA!! Tiba2 loe ngerti kenapa ini persamaan begini dan bukan begono. Kayak ada bohlam lampu nyala di otak loe. Hehehe. Kalo yang model begini biasanya loe bakal inget lebih bae, en ngga sekedar ingat tapi loe jadi MENGERTI. kalo ujian lebih gampang dah... 

Demikian juga dengan ketika kita saat teduh pribadi en dari Alkitab bener2 merenungan Firman Tuhannya. Kalo dapet sesuatu biasanya it can change ur life... Ketika ada pengertian yang Tuhan bukakan en membuat kita mikir, "Oooo... Begini toh maksudnya." Wah gila itu luar biasa banget. 

Nah itu yang gue dapatkan dari ayat Markus 4 tadi. :p Ada 2 cara untuk mengerti firman Tuhan:

1. Sendirian bersama-sama dengan Allah
Di zaman sekarang sendirian itu susah loh. :p Kemana-mana ada HP en BB or Iphone yang nempel dengan kita. so bener2 sendirian hanya berdua dengan Tuhan itu butuh usaha SENGAJA melakukannya. alias bener2 sediain en mengkhususkan waktu untuk sendiri dengan Allah. tanpa gangguan FB, YM, Twitter dkk. 

2. Menjadi Murid
ini lebih sulit lagi. Hahaha. Kalo buat sendirian aja sudah cukup sulit, maka yang kedua lebih sulit lagiiii. Kenapa?? Karena ngga semua orang Kristen itu adalah murid Yesus. Waktu zaman JC ada di dunia, banyak orang mengikut Dia. Banyak yang kerumunan, banyak yg pengikut setia, tapi yang disebut murid cuman 12. 

Sekarang juga sama. Kalo di liat dari data statistik orang Kristen mah banyak di mana-mana. tapi berapa banyak yang benar-benar murid?? Berapa banyak yang serius en mo radikal buat Tuhan Yesus? Berapa banyak yang bener-bener mau taat 100% dengan segala konsekuensi?? Ngga banyak. Lebih banyak yang crowd, kerumunan. 

Kenapa? karena syarat jadi murid Kristus itu berat. Di Khotbah minggu kemaren, Pdt Chandra mengutip kata seseorang. "Diselamatkan, cost you nothing. Be Jesus' follower cost you something, but be Jesus' disciple cost you everything." 

Gue setuju banget. Pas di selamatkan itu gratis tis tis... Bukan karena murahan tapi krn kita ngga suka bayar harganya. Jadi pengikut Yesus, cost you something. Rajin ke gereja, persembahan, mulai ikut pelayanan. But be the real disciple will cost you everything... Kita harus mau memikul salib kita SETIAP HARI. salib yang kadang jelas keliatan seperti sakit penyakit atau kehilangan org terkasih, boss yang keras, lingkungan kerja yang tough, dll. 

En Yesus menjelaskan semua perumpamaannya hanya kepada murid-murid-Nya. Bukan kepada orang banyak. Bukan kepada orang-orang yang Ia beri makan 5 roti dan 2 ikan sampe kenyang. Rahasia Kerajaan Allah hanya Tuhan jelaskan untuk murid-murid-Nya.

Nah ketika kita baca Alkitab en bingung, waktunya kita bertanya kepada Tuhan. "Tuhan, aku sudah jadi murid-Mu apa belum ya? Jangan-jangan selama ini aku cuman orang banyak..." 


*** 


*Be, kadang aku merasa aku belum benar-benar jadi murid-Mu. kadang ngomel kalo pikul salib. kadang menunda-nunda untuk taat. aku mo jadi murid-Mu, Be. aku ngga mau jadi orang banyak yang mendengar Kau bicara tapi tidak mengerti... krn itu hidupnya ngga berubah. Aku mau jadi murid yang Kau jelaskan ttg firman-Mu en itu membuatku tau gimana aku harus berubah... 

en erhm... Kadang kurang spend time ALONE juga Be... >.< You know... Hehehe. Will try to spend more time just with You. :D muaccchh...

Tuesday, December 11, 2018

Who Am I?


by Grace Suryani

Sangat diberkati dengan khotbah minggu tadi pagi. Membawa gue berpikir ulang tentang siapa gue... 

Selama ini kalo gue pikir siapa gue di mata Tuhan? Yang terpikir adalah, gue ini biji mata Allah, daughter of Almighty God, umat pilihan Tuhan, anak Raja, gereja-Nya, dan suatu saat nanti bersama dengan kumpulan orang percaya lainnya akan menjadi Mempelai Anak Domba Allah. That's me. I always think that I'm beloved, I'm wonderfully made, namaku terukir di tangan Tuhan, and so on and so forth. 

Itu semua ngga salah. Itu semua biblical. Itu semua memang ditulis di Alkitab. Tapi hari ini, ketika khotbah, Tuhan menyatakan siapa gue yang lain... 

I am the one that killed Jesus...
because of my sin, God's only begotten SON, Jesus Christ suffered and die... 
I am the one that killed Him

Gue yang membuat Yesus tergantung di kayu salib, setengah telanjang, dipermalukan, dihina, diejek. 
Gue yang membuat Yesus menderita... 

Kata Martin Luther, di tiap kantong kita ada paku. Paku yang menancapkan Yesus ke kayu salib... 

En itu meremukkan semua ego gue. Gue pikir gue orang bae, gue pikir I'm good enough. But that's not true! I'm the one that killed and made Jesus suffered. 

Kalo Bapa bertanya lagi "Siapa kamu?,"

jawaban gue adalah, "I'm the one that killed Your beloved SON, O Lord. Your Son die because of me... Because of my sin. Would You forgive me?" 

Kenyataan itu membuat gue jadi sadar betapa besar kasih-Nya. Ia tau siapa gue. Ia tau bahwa dosa gue yang menyebabkan Yesus disalib, Ia tahu semua. Tapi bahkan Ia mau mengangkat pembunuh anak-Nya menjadi anak-Nya sendiri... Ia mengangkat orang yang menyebabkan anak-Nya menderita dan menyebut pembunuh itu sebagai "Biji Mata-Nya.", "Pewaris kasih karunia", "Imamat yang Rajani", "Umat pilihan".

Oh betapa dalamnya kasih-Nya... Takkan pernah bisa kuselami... 

Jadi inget my all time fav hymn,


"The Love of God" (Agunglah Kasih Allahku - NKB 17) 

The love of God is greater far 
Than tongue or pen can ever tell
It goes beyond the highest star
And reaches to the lowest hell
The guilty pair, bowed down with care
God gave His Son to win
His erring child He reconciled, And pardoned from his sin 

Refrain: 
Oh, love of God, how rich and pure! 
How measureless and strong! 
It shall forevermore endure— The saints’ and angels’ song 

When hoary time shall pass away
And earthly thrones and kingdoms fall
When men who here refuse to pray
On rocks and hills and mountains call
God’s love so sure, shall still endure
All measureless and strong
Redeeming grace to Adam’s race
The saints’ and angels’ song

Could we with ink the ocean fill
And were the skies of parchment made
Were every stalk on earth a quill
And every man a scribe by trade
To write the love of God above 
Would drain the ocean dry
Nor could the scroll contain the whole
Though stretched from sky to sky


*** 


Agunglah kasih Allahku, tiada yang setaranya
Neraka dapat direngkuh, kartikapun tergapailah
Kar’na kasihNya agunglah, Sang Putra menjelma
Dia mencari yang sesat dan diampuniNya

Reff :
O kasih Allah agunglah! Tiada bandingnya!
Kekal teguh dan mulia! Dijunjung umatNya

'Pabila zaman berhenti dan tahta dunia pun lebur
meskipun orang yang keji telah menjauh dan takabur
namun kasihNya tetaplah, teguh dan mulia
Anugrah bagi manusia, dijunjung umatNya

Andaikan laut tintanya dan langit jadi kertasnya
andaikan ranting kalamnya* dan insan pun pujangganya
takkan genap mengungkapkan hal kasih mulia
dan langit pun takkan lengkap memuat kisahnya


*** 

Be, Kau tau betapa hancur hatiku ketika sadar selama ini aku cuman tau setengah kebenaran. Aku tau cuman tau sisi baik dari diriku di mata-Mu, tanpa sadar bahwa aku juga penyebab anak-Mu mati. Kenyataan bahwa dosaku yang mengirim Yesus mati membuatku sadar betapa dalamnya dosaku... 

Tapi sungguh kasih-Mu luar biasa. Kau mengampuni pembunuh anak-Mu bahkan mengangkatnya jadi anak-Mu sendiri. 

Be, Kau tau aku selalu tercekat kalo nyanyi NKB 17 itu. Betapa rasanya kasih-Mu besar dan tak terselami. 

let Paul's prayer be my prayer too,

"Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus,dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan."
(Efesus 3:18-19)

Monday, November 19, 2018

Ada Mereka di Antara Kita


by Grace Suryani Halim

Widihhhh... Judulnya bow! Hahaha... Ada Mereka di Antara Kita. Well benernya gue mo nulis soal pentingnya komunitas sebelum dan saat pacaran. Karena itu kepikiran bikin judul "Ada Mereka (baca: Tuhan, ORTU, pemimpin KTB/Komsel/Cell Group, temen2) di Antara Kita." 

Pastor Jeffrey Rachmat sekitar tahun 2004 pernah bilang satu kalimat yang kira-kira bunyinya begini, "Apa sih yang salah dengan para artis kita yang suka kawin cerai? Yah, karena ketika mereka pacaran, mereka sembunyi-sembunyi. Ngga ngaku. Tapi begitu mereka married, ada masalah, panggil infotainment. Padahal seharusnya sewaktu mereka pacaran, buka lebar-lebar, dan setelah menikah, tutup rapat-rapat. " 

Menurut gue itu bener banget. Banyak orang pas pacaran, diem-diem, sembunyi-sembunyi, ngumpet2, pas udeh married, kalo ada masalah, telpon mami, curhat ama sahabat. KEBALIK!! Pas waktu masih pacaran, buka semuanya lebar-lebar, undang org2 utk kenal dan menilai pasangan kita. Tapi begitu menikah, TUTUP RAPAT-RAPAT. Sejak gue married sampe sekarang kalo gue berantem ama Tepen, NGGA PERNAH gue kasih tau nyokap gue. Never. Bukan karena gue ngga sayang lagi sama nyokap gue, tapi karena sekarang urusan Tepen dan gue itu urusan INTERNAL kami berdua. 

Tapi ketika masih pacaran, itu harus dibuka... Gue dulu kalo berantem ama Tepen, cerita ama bokap nyokap gue. En seringnya gue yang kena tegur -.- Hehehe... Oke sekarang coba kita bahas satu-satu yah...


// WHAT? 

Apa sih yang gue maksud dengan komunitas itu? Komunitas itu adalah tempat di mana kita mengizinkan orang-orang terdekat yang kita tahu sayang dan mengasihi kita untuk melihat the best, the good, the bad and the ugly di dalam diri kita. Tempat kita bisa saling bertumbuh. 

Allah Bapa di awal penciptaan sudah mengatakan, "Tidak baik jika manusia itu seorang diri saja." Artinya di dalam benak Allah ketika Ia membayangkan manusia, IA TIDAK membayangkan seorang lone ranger - seorang penyendiri, seorang yang asosial. Justru Ia membayangkan manusia itu akan hidup dengan manusia laen. Ia merancang manusia itu menjadi makhluk sosial. Jadi hidup di luar komunitas itu BUKAN rencana Bapa. 

Di dalam PB, ada 39 kata 'saling'. Saling membantu, saling mengasihi, saling menolong, saling mengaku dosa. En sebagian besar dari kata 'saling' itu digunakan dalam konteks gereja Tuhan, jemaat Tuhan yang ada interaksi satu sama lain. 

Menurut gue pribadi, sayangnya Gereja yang tadinya adalah kumpulan orang berdosa yang sudah diselamatkan, kini banyak berubah menjadi perkumpulan orang bae-bae. >.< Semua yang di gereja maunya hanya kelihatan yang baik saja. Kalo sedikit keliatan yang tidak baik, langsung digosipin, dikucilkan, diomongin, "Ih... Org kristen/majelis/pelayan/usher/WL/MC/pianis/pembina/ketua komsel, kok begituuu?!?!" Dan lupa bahwa gereja itu BUKAN kumpulan org BAE. Gereja itu kumpulan ORANG BERDOSA yang... DIBENARKAN hanya oleh darah Kristus, bukan yang udeh bener dari sononyee. Jadilah ketika ada orang-orang yang bermasalah deangan perzinahan, dengan pornografi, mereka ngga berani bilang... takut... >.< En komunitas ini gagal menjadi gereja yang Tuhan sebenernya rindukan. Yaitu di mana ada tempat bagi pengampunan dan PEMULIHAN. 

Tapi ngga papa, Tuhan selalu rindu ada anak-anak-Nya yang mau membawa perubahan, en kalo kalian baca note ini, en kalian manggut2 pada paragraf di atas itu artinya YOU ARE THE ONE that must offer a grace and forgiveness in your church. :)) You're the one that must pray for YOUR church so that your church can really be the Church of Christ. Bukannya trus malah ngomel2 en bilang, "Betullll banget cik Grace, kemaren tuh di gerejaa gueee..." en jadi gossip ngalor ngidulll... No... Tuhan rindu kalo kalian merasa ada sesuatu yang kurang, itu artinya ada sesuatu yang bisa kalian berikan untuk gereja kalian :)) 

Nah untuk masalah pacaran ini, tidak semua gereja memang menawarkan pembinaan yang khusus. But If your church don't have it, you can personally ask beberapa org2 di gerejamu yang menurutmu cukup dewasa secara rohani untuk membantu dan jadi mentor kalian selama kalian menjalin hubungan. Dulu gereja gue juga ngga ada begini2an, yah gue cari pembimbing sendiri loh di gereja gue hahaha... Gitu aja kok repot :p 


// WHO? 

Siapa sih orang-orang yang bisa kalian jadikan "mereka" untuk berada "di antara" kalian dan calon pasangan kalian?? 

1. ORTU -> ini hukumnya wajib. :p 
"Tapi cik... Ortu gue tuh belon percayaaa... Trus pikirannya kolot abiss!! Bener-bener bertentangan ama FT deh." 

Ini komentar paling sering yg gue dengerrr :p You know what guys, baca alkitab kalian en tidak pernah sekalipun ditulis, "Hormatilah ayahmu dan ibumu KALO MEREKA KRISTEN," atau "Hormatilah ayahmu dan ibumu, kalo mereka sudah dibaptis," atau "Hormatilah ayahmu dan ibumu kalo mereka rajin ke gereja." Ngga pernah guys. Kecuali Alkitab kalian beda sama Alkitab gue :p Di alkitab LAI punya gue sih itu cuman tertulis "Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu." 

Tidak ada prasyarat. Hormat kepada orang tua itu hukumnya WAJIB. TITIK. 

Papa mama mertua sampe detik ini masih belon percaya. Kita terus berdoa supaya Tuhan jamah hati mereka. But selama gue pacaran ama Tepen mereka belon percaya. Prinsipnya beda donk!? Oh ya pasti ada yang beda. Tapi TIDAK SEMUA prinsip mereka salah. Tidak semua sesuai FT, iya, tapi ngga sedikit juga prinsip Papa Mama yang bagus. 

So ortu HARUS dijadikan dan dimasukkan ke dalam orang yang kita mintai pendapat tentang pasangan hidup karena mereka punya 3 kriteria penting yang tidak dimiliki oleh hamba Tuhan yang paling penuh urapan sekalipun. 

A. THEY LOVE YOU. Orang tua itu orang yang BENAR-BENARRRRR sayang sama kalian. Hamba Tuhan belon tentu sayang en bener2 peduli sama kesejahteraan kalian tapi ortu kalian itu sangat peduli!! 

B. THEY KNOW YOU. Orang tua itu kenal sama anaknya. 

"Cik Grace salaahhh... Bonyok gue ngga tau apa-apa tentang gueee. They don't understand me...

Well, kadang keliahatannya mereka ngga tau kalian. Ngga ngertiii isi hati kalian. Tapi sebenernya secara naluri mereka itu tau kalian. Mereka tau titik-titik lemah kalian yang org laen ngga tau. Mereka tau kecenderungan2 kalian. 

C. Because God said so :) Karena itu perintah Tuhan. Tuhan yang menempatkan mereka untuk menghadirkan kalian ke dunia ini, merawat kalian, mendidik kalian dan Tuhan juga memberikan otoritas kepada mereka untuk mengarahkan kalian. 

-

Guys, percayalah ketika kalian menghormati ortu kalian, even ada hal2 tertentu yang tidak kalian setujui, berkat dari Tuhan akan mengalirrr di dalam hubungan kalian. 

2. KAKAK ROHANI YANG JENIS KELAMIN SAMA :p (bisa pemimpin komsel, KTB, cellgroup, atau seseorang yang kita liat cukup dewasa karakter dan imannya).
Kenapa ada penekanan harus sejenis? Well itu untuk mengurangi conflict of interest. Hehehe... Alias siapa tau kalo ternyata Kakak KTBnya co, en diem2 naksir sama anak KTBnya dan anak KTBnya itu naksir co laen, heem bisa2 pandangannya kurang obyektif. Hihihi... :p 

En kakak rohani ini haruslah seseorang yang kamu TEMUI dalam KEHIDUPAN NYATA. Bukan nemu di FB, atau di website.

Kenapa gue perlu nyatakan itu dengan jelas? Well, sejak gue nulis notes di FB, banyak email yg masuk. Banyak yang cerita, curhat, en gue menerima semua email. Tapi masalahnya, kadang gue bener2 ngga tau mesti jawab apa. Terutama kalo pertanyaan2nya model:

"Jadi, cik, gue perlu putusin pacarku nga ya?" 
"Menurut jie2 is he the one?" 
"Kapan kira-kira aku perlu cerita ttg masa laluku yang rada kelam sama dia?" 

Waduh, I CAN'T ANSWER!! Kenapa?? Karena semuaaa pertanyaan itu sangat erat kaitannya dengan karakter kamu dan pasanganmu, dengan kepribadian kalian, kematangan kalian, kerohanian kalian yang jelas-jelas TIDAK BISA KELIHATAN hanya dari beberapa kali email... Itu butuh org2 yang melihat kalian dalam kehidupan sehari-hari. Orang-orang yang tau dan kenal kalian!! 

Kalo udeh dapet pertanyaan begitu, biasanya gue cuman bisa berdoa, "Oh Tuhan... Mesti jawab gimanaa?!?!" :p 

Paling banter gue cuman bisa kasih kalian few insights, and pray for you, but I will strongly recommended you to go back to your church and find someone that you can trust and ask for his/her guidance. :)) 

Why? Karena guys... Semua tulisan yang gue tulis ini sebenernya gue tulis untuk mendukung Tubuh Kristus alias Gereja. Kalo kalian diberkati, go back to your church and bless your church! I want to partner with the Body Of Christ... karena untuk itulah sebenernya semua pelayanan kita. untuk membangun tubuh Kristus. Dan bagian2 yang tidak bisa gue lakukan, itu pasti bisa dilakukan oleh org laen dalam tubuh Kristus. :) Dalam hal percurhatan dan per-kakak rohanian ini gue yakin bisa dilakukan dengan lebih bae oleh pembina2 di gereja kalian. :)) 

But gimana oh gimana kalo saat ini di sekitar kalian sepertinya tidak orang yang cocok buat jadi kakak rohani? 

"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan."
(Matius 7:7-8)

Kalau kalian bener-bener rindu punya komunitas punya kakak rohani tapi saat ini kalian belon punya, maka don't worry. Pray and Ask God!! 

Awal tahun kemaren ketika gue pindah ke Sg, gue juga sempet merasa sedih dan kering. Waktu itu gue baru ikut lomba Weddingku en di situ ketemu dengan banyak amazing woman (Ershinta, Lia, Farida, Deanna, dll). Buat gue yang baru married berteman secara maya dengan mereka2 ini sangat menguatkan. Gue bolak balik kembali diingatkan untuk put my husband first, buat jadi istri yang bae, dll. Dari sharing2 dengan mereka gue tuh sangat diberkati. But... sometimes gue begitu kangen, begitu rindu punya kakak rohani yang NYATA, yang bisa gue ajak hang out. Yang bisa gue denger suaranya di telpon... So I prayed... and God gave me ONE. :D Dia ternyata kakak kelas gue di SMA dulu yang sekarang lagi lanjut kuliah teologi di Sg. and we're in the same church!! We share a lot of common things, have the same value, en dia juga yg nemenin gue nangis2 ketika sebuah impian retak. 

So guys, jangan patah semangat. Ask God... 

3. SAHABAT-SAHABAT YANG PUNYA NILAI YANG SAMA
Penting juga untuk kalian share dengan sahabat-sahabat kalian yang punya nilai-nilai yang sama. Contohnya: NO SEX before married, no backstreet, jaga kekudusan, pacaran bukan utk maen2. 

Alkitab bilang,

"Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik."
(1 Kor 15:33)

Untuk sahabat itu hukumnya wajib mencari yg punya nilai-nilai yang sama. Selera cowok bisa beda but at least kalian punya kesamaan nilai-nilai. Apa yang baik, apa yang benar, mana yang tidak benar. Karena kalo ngga, bukannya kalian dikuatkan, didukung yg ada malah bisa-bisa mereka ngeledekkin kalian, CAPEE DEEHHH... :p 

So menurut gue, untuk sahabat kalian harus cari yg punya nilai-nilai kristiani yang sama. Bukan hanya sekedar Kristen dan pelayanan tapi bener2 punya prinsip hidup yang jelas. 


// WHY? 

Kenapa sih penting ada komunitas di antara kalian?

Yang pertama, krn itu perintah Tuhan. Udeh ada ayatnya di atas. 

Yang kedua, org2 itu penting untuk membantu menjaga batasan-batasan fisik dan emosi yang kalian sudah buat. Kita perlu ada org2 yang bisa mengingatkan, menegur kalo kita sudah melanggar batasan. Orang-orang ini juga penting krn biasanya org laen lebih bisa melihat dengan jelas dibanding dengan kita yang sedang dimabuk cinta... Oh la la laaaa :p 

Terutama utk ortu yang belon percaya, sekalipun mereka itu kadang kritis en kadang menurut kita ngga nyambung but somehow mereka itu punya kemampuan untuk melihat kemunafikan lebih jelas. en kalo ada yang ngga bener, biasanya cepet banget mereka sadar. Hehehe. 


// WHEN? 

Idealnya, kalian sudah terlibat dalam komunitas SEBELUM kalian pacaran :p Jadi pas masih naksir lirak-lirik kalian sudah dibantu dengan berbagai macam pihak (ortu, kakak rohani, sahabat2) untuk menseleksi para kandidat hehehe. En juga untuk membuat kalian tetap MENJEJAKKAN KAKI KE BUMIII!! 

Karena guys pas kita lagi oh jatuh cintaaaa... Kapan saja selalu berjuta-juta rasanyaaaa... En kadang kalo kita jalan jadi ngga menjejakkan kaki ke tanah!! Krn itu org2 di sekitar kita inilah yang bisa jadi pagar buat kita. 

Tapi kalo ternyata kalian sudah pacaran, don't worry... kalian tetep bisa mulai kok. Ajak pacar kalian ke rumah. Kenalkan dengan ortu. Ajak pacar kalian pergi dengan komunitas kalian, dgn temen2 cellgroup/komsel. Selalu ada kesempatan kalo ada kemauan :)) 


// HOW?

Nah di bagian sini gue bakal bahas HOW nya dengan lebih detail. 

Gimana sih caranya melibatkan 'mereka' untuk ada di antara kita dan pasangan kita? 

1. UNDANG MEREKA
Itu kunci pertama. Kita harus mengundang mereka. Kita harus bilang dulu sama mereka kerinduan kita untuk membawa mereka terlibat ke dalam pergumulan kita mengenai masalah CPH alias calon pasangan hidup. 

Terutama dengan ortu, kita harus nyatakan dengan jelas bahwa kita pengen mereka bantu kita, kasih kita input, dan nyatakan kalo kita akan menghargai semua masukan mereka. Kenapa gue bilang kita harus NYATAKAN? Coz ortu zaman sekarang itu beda guys. Mereka rata-rata menghargai anak2 mereka en mereka juga tau bahwa urusan pacar tuh urusan 'anak-anak muda'. Pernah denger kata-kata, "Yah, kita jadi ortu mah ngikut aja, kalo anaknya udeh suka yah udeh." 

Keliatannya oke yah guys? :p But benernya that's NOT what God wants! Tuhan pengen para ortu itu berperan aktif, dan sebenernya para ortu juga pengen berperan aktif. But mereka takut kalo terlalu bawel, ntar anaknya malah marah trus ngga mau ngomong lagi. >.< So sad huh... Karena itu sebagai anak kita yang harus bilang sama mereka bahwa we know that they care about us, they want the best for us so we invite them utk ikut membantu kita. 

Gue ama dd cewek gue dulu bikin perjanjian ama bokap gue. Ada beberapa point tapi intinya, kalo ada co yang mo deketin gue (ngajak gue jalan bareng BERDUA SAJA) maka gue akan suruh dia kenalan ama bokap gue, en gue ngga akan membicarakan masalah pernikahan dengan seorang cowok sampe dia bicara sama bokap gue. 

Sehabis gue bikin perjanjian itu, gue balik ke China en bokap gue di Jakarta.

"Emank bisa jaaalaaaannn?! Kan loe jauh dari bokap loe?" 

Guys, sekarang itu zaman udeh majuuuu!!! Jarak itu bukan lagi masalah. :p Waktu Tepen mo ngajak gue jalan, dia di Singapore, gue di Jakarta. Ketika dia mau ngajakkin gue jalan pas dia balik, gue bilang, "Gue ada perjanjian ama bokap gue utk kagak bakal jalan berdua sama cowok sebelon cowok itu minta izin ama bokap gue. Loe kalo mo ajak gue jalan, sana gih minta izin ama bokap gue. Loe mo email kek, mo telpon kek, mo kirim surat kek, terserah elu." 

Co laen gue gituin senyam senyum en keder lalu kaburrr :p Tepen, gue gituin, minta email bokap gue. En dia email bokap gue. Minta izin mo ngajakkin gue jalan. En my father was impressed. :p 

Gals, melibatkan ortu dalam hubungan itu MELINDUNGI KITA TAU. Melindungi dari banyak co-co ngga serius. Coz yakin deh kalo itu co ngga serius, cuman mau maen2, cuman mau isenk-isenk, cuman mau seneng-sneng, loe suruh kenalan ama bokap loe or engko loe or abang loe pasti KABUR! :P Tapi kalo dia serius or paling ngga bener2 mau coba kenal elu, dia pasti berani maju. En that will PROTECT YOUR HEART dari co-co ngga bertanggung jawab yang cuman mau seneng2 tapi ngga mau komitmen!! 

Pas Tepen mo ngelamar, he also know the rule. Grace ngga akan mau bicara soal marriage kalo cowok itu belon bicara sama bokapnya. So dia... kirim surat. :p En itu kejadian di tahun 2008 bukan di tahun 1908!!! Kirim surat masih zaman kok sekarang hehehe. (cerita lengkapnya bisa dibaca di Tuhan Masih Menulis Cerita Cinta).

2. TERBUKA 
Setelah kita mengundang mereka, en mereka mulai 'masuk' siap-siaplah merasakan ketidak nyamanan. :p Akan ada saran-saran yang ugghhhhh membuat kuping gatel, akan ada pertanyaan-pertanyaan yang bikin hati gerah. That's natural and that's healthy! Kalau org-org yang kamu ajak untuk terlibat itu benar-benar orang-orang yang sayang dan peduli denganmu, mereka akan BUKA MATA mereka lebar-lebar en menyelidiki pasanganmu dari atas, bawah, kiri, kanan, depan, belakang. En itulah tujuan utama mengundang mereka :p Untuk membuat kita bisa melihat pasangan kita dari sudut-sudut yang berbeda. Di mata kita, pasangan kita pasti yang bae. Pasti bener. Kita pasti SELALU bisa mengerti pasangan kitaaa *maklum lagi jatuh cintaaaa*, tapi di mata org laen yang tidak punya ikatan emosi, mereka akan bisa melihat dengan lebih jernih. 

So ketika mulai ada masukan-masukan, kritikan, tegoran, BUKA kuping dan MATA mu lebar-lebar. Jangan keburu cembetut. Jangan keburu ngambek. Inget itu konsekuensi mengundang orang laen masuk ke dalam hubungan kalian :)) But tiap kali kalian merasa bete, pikirkan hal ini, "They love me en mereka bilang begitu untuk supaya gue hati-hati dan berpikir bae-bae." 

Don't worry, kalo pasanganmu itu bener-bener bae en bener-bener serius, mereka juga akan bisa melihat hal-hal yang bae dan hal-hal yang bagus di dalam dirinya. :)) Bahkan mungkin mereka bisa melihat hal-hal bae dari pasanganmu yang kamu sendiri NGGA BISA lihat. :p 

Jadi guys, pentingggg bgt utk juga spend time dengan mereka bersama dengan pasangan kalian. jadi mereka tuh bisa melihat pasangan kalian apa adanya. :) 

*** 

Membawa 'mereka' ke dalam hubungan pacaran itu bener-bener banyak manfaatnya. You'll never walk on in this relationship, en kalo ada masalah, kalian tau ada MEREKA yang siap dan ada buat kalian. :)

Friday, October 26, 2018

Tuhan & Samuel Kecil


by Grace Suryani Halim

Sate tadi pagi tentang Samuel yang dipanggil Tuhan 3 kali. Gue dah denger cerita itu dari sejak sekolah minggu kaliii... Tentang Samuel yang baru tidur malem-malem trus tiba-tiba dipanggil Tuhan. Nah tadi pagi pas gue baca bagian itu lagi, gue mendapat sesuatu yang baru.

"Samuel telah tidur di dalam bait suci TUHAN, tempat tabut Allah. Lalu TUHAN memanggil: "Samuel! Samuel!", dan ia menjawab: "Ya, bapa." Lalu berlarilah ia kepada Eli, serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil; tidurlah kembali." Lalu pergilah ia tidur."
(1 Samuel 3:3-4)

Nah guys, siapa di antara kalian di sini yang punya anak, lalu kalau kalian panggil di siang bolong, dia langsung menjawab, "Ya ma" laluuuu berlari kepada kita sambil bilang, "Ma, tadi mama panggil aku?"

Errhhh... Rasanya anak zaman sekarang ngga begitu yak. :p Jangankan dipanggil malem-malem pas lagi bobo dengan pulas, dipanggil siang bolong aja, suka kagak nyahut. Kalopun nyahut mungkin bukan bilang, "Ma, tadi mama panggil aku?" tapi "BENTAAARRRRR MAAA!" >.< Diteriakin 10 kali mungkin baru dia nurut.

Nah samuel ini, dia dibangunkan Tuhan pas lagi TIDUR... Hayooohhh kita kalo baru tidur dibangunin aja susahnya setengah mati. Samuel ngga begitu. begitu dipanggil Tuhan langsung menjawab, "Ya Bapa" dan ia berlariiii kepada Eli. Luar biasa yak.

“Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi. Samuelpun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali.
(1 Samuel 3:6)

Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Iapun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu.”
(1 Samuel 3:8)

Tiga kali Tuhan memanggil Samuel, dan Samuel TETAP BANGUN dan TETAP DATANG kepada Eli dan TETAP bertanya "Ya bapa, bukankah bapa memanggil aku?"

Guys, kita bisa lihat bahwa Samuel ini, dia bener-bener taat. Ketaaatannya tidak dilihat setelah dia besar tapi dari sejak ia kecil. Ia tidak keberatan tidur malamnya diganggu. Dan ia tetap mau bangun ketika namanya dipanggil.

Gimana dengan anak-anak kita?
"Wah Grace. Anak zaman sekarang mah susaaaahhh. Boro-boro langsung dateng pas dipanggil. Kadang kudu harus tarik urat dulu!!"

Itu memang tantangan para ibu zaman sekarang guys. Bagaimana kita mendidik anak dari sedini mungkin untuk dia punya hati yang mau taat 100%. Heart that obeys, right away!, all the way, 100%. Gimana caranyaaa?? Nah ini gue belon bisa jawab. :p Krn gue belon punya pengalaman mendidik anak, but abis baca bagian itu, gue langsung punya beban untuk berdoa bagi anak-anak gue.

"Tuhan, tolong bantu aku untuk bisa mendidik anak-anakku dengan kepekaan yang luar biasa dan ketaatan total. Sehingga kalau Kau memanggil mereka seperti memanggil Samuel di malam hari, mereka bisa langsung bangun dan berkata, "Ya Bapa, apakah Bapa memanggilku?" I know this won't be easy, but this' NOT IMPOSSIBLE for You. Tuhan sudah buktikan ada HAMBAMU yang bisa seperti itu, en aku yakin Kau juga ingin anak-anakku seperti itu."

Tapi sehabis menyadari betapa luar biasanya ketaatan Samuel. Ternyata itu belon cukup. "Alamak Grace... gue kalo anak gue dipanggil SEKALI en langsung dateng ke gue aja gue udeh xie xie kamsia, menurut loe itu masih belon cukup?!?!"

Hehe. Coba baca ayat-ayat ini guys.

"Samuel yang muda itu menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan Eli."
(1 Samuel 3:1)

Samuel dari kecil udeh jadi pelayan Tuhan. Bagus donks!! Apanya yang aneh?? Nah sekarang coba kalian liat ayat ini:

"Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya."
(1 Samuel 3:7)

ENG ING EEENNGGGG... Samuel yang dari kecil sudah menjadi Pelayan Tuhan, sudah melayani di bait suci bahkan ada kemungkinan TIDUR di ruang maha kudus (liat ayat ini Samuel telah tidur di dalam bait suci TUHAN, tempat tabut Allah." Gue ngga berani bilang pasti, secara kalo melihat peraturan Israel sebenernya yang boleh masuk ke Ruang Maha Kudus itu cuman imam besar en cuman boleh setaon sekali. Tapi kok ini ada ditulis dia tidur di dalam bait suci Tuhan, tempat tabut Allah. So gue bilang ada kemungkinan...) Entah bener Samuel tidur di dalam Ruang Maha kudus atau tidak, yang pasti dia tidur di bait Allah. Tiap hari bergaul dengan imam-imam. Tapi ternyata dia... BELUM MENGENAL Tuhan.

Ckckckck. Dari sini gue belajar guys, yang paling penting buat anak-anak itu bukan sekedar dibawa ke sekolah minggu. Bukan sekedar biasa maen di gereja, bukan sekedar bergaul dengan anak-anak gereja. Bahkan bukan pelayanan dari kecil. Karena bisa aja org pelayanan di gereja tapi tidak mengenal Tuhan.

En kenapa dia belum mengenal Tuhan karena firman Tuhan belum pernah dinyatakan kepadanya. Versi NKJV nya:

"nor was the word of the LORD yet revealed to him"
(1 Samuel 3:7 / NKJV)

Firman Allah belum pernah dibukakan kepadanya. Ada penafsir yang bilang maksud dari ayat ini adalah Tuhan belum pernah bicara secara pribadi dengan Samuel. Ada lagi yang bilang bahwa Samuel belum pernah diajar tentang pribadi Tuhan. 

Lalu Tuhan jadi mengingatkan gue lewat ayat-ayat di atas. Ketaatan total itu penting. Tapi yang lebih penting dari itu adalah pengenalan pribadi akan Tuhan. Jadi gue menambah doa gue:

"Tuhan, tolong aku juga untuk bisa menyatakan firman-Mu kepada mereka sejak mereka kecil. dan siapkan mereka supaya pada waktu-Mu mereka boleh menerima dan mendengar suara Tuhan berbicara langsung kepada mereka. Sehingga mereka tidak hanya melayani-Mu tapi mereka juga mengenal-Mu."
Amen.

Friday, September 28, 2018

Speak The Truth In Love


by Grace Suryani Halim

Gals, kali ini kita akan belajar bagaimana berbicara tentang kebenaran dengan kasih. Tokoh yang akan kita pelajari adalah Yitro, mertua Musa.

Setelah Musa dan bangsa Israel berada di padang gurun, Yitro datang mencari Musa bersama dengan istri dan anak-anaknya. Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari Yitro ketika dia memberikan nasihat kepada Musa—yang masih relevan sampai hari ini. 

1. Yitro melihat, mengamati dan bertanya dahulu. 
Ketika mertua Musa melihat segala yang dilakukannya kepada bangsa itu, berkatalah ia "Apakah ini yang kaulakukan kepada bangsa itu? Mengapakah engkau seorang diri saja yang duduk, sedang seluruh bangsa itu berdiri di depanmu dari pagi sampai petang?"
(Keluaran 18:14 / TB)

Sering kali, kesalahan utama kita adalah kita langsung menyampaikan tanpa mengamati dan bertanya. Namun tidak dengan Yitro. Dia mengamati apa yang Musa lakukan seharian bagi Israel, setelah itu barulah dia bertanya kepada Musa, "Apa yang kau lakukan?"

2. Yitro mengedepankan kepentingan Musa
Tetapi mertua Musa menjawabnya: "Tidak baik seperti yang kaulakukan itu. Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa yang beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja.
(Keluaran 18:17-18 / TB)

Sebelum kita menyatakan kebenaran pada orang lain, ada baiknya kita menilik isi hati kita dengan jujur. Untuk kepentingan siapa kita mengatakan ini? Apakah benar untuk kepentingan lawan bicara kita? Atau jangan-jangan ada kepentingan kita juga di situ? Sebelum Yitro menyampaikan sarannya, ia mengungkapkan isi hatinya bahwa saran ini semata-mata untuk kebaikan dan kepentingan Musa. 

3. Yitro memberikan solusi dan action plan
Jadi sekarang dengarkanlah perkataanku, aku akan memberi nasihat kepadamu dan Allah akan menyertai engkau. Adapun engkau, wakililah bangsa itu di hadapan Allah dan kauhadapkanlah perkara-perkara mereka kepada Allah.
(Keluaran 18:19 / TB)

Yitro tidak hanya mengkritik, “Ini bagus”, “Ini ga bener”, “Ini ga baik”, tapi dia juga memberikan solusi. Ketika kita ingin menyampaikan sesuatu, ada baiknya kita berdoa dan hikmat Tuhan untuk tau apakah ada solusi yang bisa kita berikan. Di dunia ini sudah terlalu banyak orang yang pintar mengkritik, mencari masalah, dan—sayangnya—tidak banyak yang bisa memberikan solusi. Tapi di dalam Tuhan, kita bisa jadi anak-anak Terang yang menyatakan kebenaran dan membawa perubahan.

Selain solusi, Yitro juga memberikan action plan

Adapun engkau, wakililah bangsa itu di hadapan Allah dan kauhadapkanlah perkara-perkara mereka kepada Allah. Kemudian haruslah engkau mengajarkan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan, dan memberitahukan kepada mereka jalan yang harus dijalani, dan pekerjaan yang harus dilakukan. Di samping itu kau carilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap; … Jika engkau berbuat demikian dan Allah memerintahkan hal itu kepadamu, maka engkau akan sanggup menahannya, dan seluruh bangsa ini akan pulang dengan puas senang ke tempatnya.
(Keluaran 18:19b-23 / TB)

Ketika membaca ayat-ayat di atas, saya rasa Yitro tidak memberikan usulan itu dengan spontan, tapi dia sudah memikirkan dan menggumulkannya. Karena itu, action plan yang diberikannya adalah sesuatu yang benar-benar berguna, bukan hanya asal ngomong. 


--**--


Yang sangat perlu kita lakukan sebelum berbicara dengan seseorang, kita perlu berdoa minta hikmat Tuhan supaya Tuhan sendiri yang memimpin percakapan kita. Sama seperti Yitro, yang menyerahkan hasilnya kepada Allah setelah menyampaikan semuanya. 

"Jika engkau berbuat demikian dan Allah memerintahkan hal itu kepadamu…"
(Keluaran 18:23a / TB)

Ini adalah sebuah klausal penutup dari nasihat panjang-lebar Yitro. Jika Allah memerintahkan hal itu kepadamu. Yitro tidak mengancam, “Kalau kamu tidak menaati nasihatku, celakalah dan terkutuklah kamu.” Tidak. Sebaliknya, dia malah meminta Musa juga bertanya kepada Allah, apakah sarannya itu adalah sesuai dengan kehendak Allah atau tidak.

Mari kita meneladani Yitro di dalam percakapan kita sehari-hari. Tidak cepat bicara, melainkan mengamati terlebih dahulu. Bertanya dan tidak membuat asumsi sendiri. Menjadi pemberi solusi dan bukan hanya tukang kritik dan setelah semuanya, menyerahkan hasil akhirnya kepada Tuhan sendiri :)

Tuhan memberkati.

Monday, September 24, 2018

Ketika Kasih Berkata Tidak


by Grace Suryani Halim

Guys, akhir-akhir ini gue lagi beresin file-file lama gue en nemu beberapa tulisan yang gue suka. :p Salah satunya puisi ini. Puisi ini gue tulis di saat gue habis putus. :p

Banyak orang kecewa sehabis putus karena sehabis putus yang katanya 'baik-baik', kok ex nya menjauh dan sulit dihubungi. :p Katanya kita putus baik-baik, kok loe sekarang jadi gitu sih!?!?!? Well the truth is, abis putus, hal terbaik yag bisa kau lakukan utk ex mu dan untuk dirimu sendiri adalah... memutuskan segala jenis kontak sampai hati kalian berdua bisa lebih pulih kembali.

Coz kalian butuh waktu dari kata "kita" kembali ke kata "saya". Butuh waktu untuk menetralkan kembali isi hati. Butuh waktu untuk menangisi segala impian yang terkoyak. Butuh waktu untuk sendiri dan menangis bersama dengan Dia.

Puisi ini gue tulis di masa-masa itu. En gue bersyukur karena mantan gue cukup tegas utk tidak memberikan harapan apapun. :p No hope, no promise that maybe we can be together again. Menyakitkan?! Sangat. Gue 3 bulan jadi zombie. Hahahaha. Hidup segan mati tak mau. :p En itu masa menjelang ujian akhir SMA. But itu juga masa di mana Tuhan memeluk gue dengan sangat erat.

Itu masa-masa ketika gue belajar bahwa kadang yang terbaik adalah hal menyakitkan yang sedang gue alami saat ini! Gue belajar satu sisi dari Tuhan, bahwa kadang kasih itu berkata tidak. :)


***

KETIKA KASIH BERKATA TIDAK

Seringkali manusia salah menangkap
Makna kasih
Bagi banyak orang
Kasih berarti
YA!!
Apa buktinya kau mengasihiku?
Ehm….
Apa yah?!
Mau ngga mengantarku ke mall?
YA
Pergi ke gereja yuk
YA
Do u love me ?
Oh YES
A big YES

Anggapan umum
Kasih sama dengan YA
Tapi pernahkah kita berpikir
Kasih juga berarti TIDAK

Pernahkah kita berpikir
Seperti apa
Perasaan Tuhan ketika IA harus berkata, "Tidak!"
Seringkali kita menuduh IA jahat ketika
"TIDAK" keluar dari mulut-Nya.

Kita mencaci maki-Nya, kita mengatakan IA tidak peduli, IA tidak mengerti

Adakah hal yg lebih menyakitkan
Selain disalah mengerti oleh seorang yang anda kasihi?

Apa reaksi-Nya
Ketika kita mencaci-Nya, ketika kita menuduh-Nya
Adakah IA mencabut kesakitan kita
Supaya kita mengatakan IA BAIK?!
Adakah IA menurunkan standar rencana-Nya utk kita
Supaya kita berhenti menuduh-Nya?
Adakah IA berhenti memurnikan kita
Supaya kita memuji nama-Nya?!

Perlukah ALLAH menyogok kita utk berhenti menghujat DIA ?

Pernahkah kita mau membayangkan
Perasaan Tuhan ketika
Kita menjalani ujian-Nya
Siapa yang lebih sakit?
DIA
Karena Dia yang menanggung semua dosa dan kesalahan kita
Dia yang mengerti hati kita yang terdalam

"Tuhan, kalau Kau tidak mencabut rasa sakit ini, aku akan meninggalkan-MU"
"Tuhan, kalau Kau tidak mengembalikan ayahku, lebih baik aku mati"
"Tuhan, kalau Kau tidak menyembuhkanku, aku akan berhenti ke gereja"
"Tuhan, kalau Kau tidak mengizinkan aku dengan dia, lebih baik aku berhenti pelayanan"
"Tuhan, SAKIT……."
"Tuhan, tidakkah KAU mencintaiku ?”

Apa yang Ia lakukan
Ketika mendengar doa-doa yang penuh dengan ‘ancaman’
Apakah IA berbalik dan menuruti ancaman kita?
Apakah IA takut lalu memutuskan untuk mencabut semua rasa sakit?
Apakah IA berpikir, "Ya sudahlah karena AKU mengasihinya, biarkan saja"
Itukah KASIH ?

Kasih berkata tidak
Ketika Tuhan ingin memberikan yang lebih baik buat kita
Kasih berkata tidak
Ketika IA menghajar kita supaya kita berbalik
Kasih berkata tidak
Ketika IA tetap memukul kita, sekalipun kita menghujat DIA
Bukan karena IA jahat
Tapi karena IA ingin kita sempurna
Karena Ia mengasihi kita

Kasih tidak takut untuk dibenci
Kasih tidak takut untuk ditinggalkan
Kasih tidak takut untuk dihujat
Karena kasih sabar menanggung segala sesuatu
Kasih mengharapkan segala sesuatu
Kasih percaya segala sesuatu

Ia mengharapkan segala sesuatu
Ia berharap
Suatu hari nanti
Kita bisa menjadi anak-anak yang bisa Ia banggakan
Ia berani berharap karena
Ia percaya pada kita

IA percaya pada kita
Bahwa suatu hari nanti
Kita akan mengerti
Segala sesuatu yang terjadi
Hanya karena IA mengasihi kita

Ketika IA berkata
TIDAK
Dan Ia melihat kita menangis
Ia pun menanggis lebih keras daripada kita

***

Batavia, 29 Juni 2002

Special thx to JESUS, thx for saying NO!!
And also thx to pfk.
Terima kasih utk bersikap tegas.
Sekalipun itu menyakitkan.
I know that’s the best way for us.

**

Guys, baca yang foot note terakhir sih sekarang gue ketawa-ketawa. :p Tapi ketika gue nulis itu, hati gue hancur sehancurnya. En footnote itu sengaja ngga gue hapus, so that all of you can know, God really have wonderful plan for each of His children that loved Him. :)

Wednesday, September 19, 2018

Mengapa Tuhan Mengizinkan Penderitaan



by Grace Suryani Halim

Kenapa Tuhan mengizinkan anak-anak-Nya mengalami penderitaan? Katanya anak Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, tapi kok menderita? Kenapa Tuhan ga kasih garansi bahwa semua orang yang percaya pada Tuhan Yesus tidak akan menderita lagi? Kan enak... 

The last 6 months are one of the hardest time in my life. Ever. Pergumulan datang silih berganti. I've seen death face to face few times. Dihimpit kanan kiri. Belum selesai, masalah baru sudah menanti. Dari gue yang tadinya selalu yakin dan tiap berdoa gue sering ngomong, "I know You, Lord. I know You are a good God," menjadi sampai di titik, "I don't know You anymore..." Semua masalah ini membuat gue jadi orang yang berbeda. Gue menghindari ketemu orang-orang, lebih pengen sendiri, ga terlalu pengen cerita-cerita (oh my, gue sendiri bingung kok gue ga kayak gue lagi). Yang biasanya ember, sekarang jadi keran. Rapet... Netes juga kagak. 


Di sisi lain, something amazing terjadi. Gue jadi peka—sangat peka dengan orang-orang lain yang sedang berduka. Di waktu yang hampir bersamaan, ada seorang rekan yang kehilangan anak dan papanya hanya dalam waktu 2 minggu. Ketika gue hubungin ybs dan bilang, "I'm so sorry for your loss. I'm praying for you," itu bukan kata-kata basa basi. I did pray like crazy for him. I can feel his pain. His loss. His suffering. 

Peristiwa itu membuat gue teringat kejadian sewaktu gue keguguran ampir 3 tahun lalu. Sebelum kejadian, ketika gue pergi check ke dokter kandungan, ada sepasang suami istri yang keluar dari ruang dokter sambil menangis. Respons pertama gue, "Waduh Tuhan, jangan sampeee gue kayak begituu..." 2-3 minggu kemudian, gue keluar flek-flek. Deg. I prayed like crazy, several sleepless nights. Ketika lagi nunggu dokter, ada seorang ibu lain yang begitu keluar lgsng didorong pake kursi roda dan dibawa ke ruang perawatan, she cried. Respons pertama gue, "Lord, please help her... Please take care of her baby. I hope she's okay. Please help her. Please..." 

3 minggu sebelumnya, gue ga peduli sama sekali dengan pasangan suami istri yg pertama. Gue cuman berdoa, jangaaann sampeee gue harus begitu. Did I care about them? Nope. I only cared about myself. Yang penting bayi gue ga kenapa-kenapa. Bayi orang laen, nasib dia lah. 3 minggu kemudian, gue bahkan ga sempet mikir semoga bayi gue ga kenapa-kenapa (waktu itu belon tau kalo keguguran, baru ada flek-flek). Gue bener-bener berharap she's okay dan bayinya juga baik-baik saja. Apa yang membuat gue yang tadinya yang punya mental, gue ga peduli bayi laen gimana yang penting bayi gue ga kenapa-kenapa, menjadi otomatis (sekali lagi OTOMATIS) mikirin bayi orang lain juga? Penderitaan. Suffering. 
Penderitaan itu mengubah engkau. Penderitaan menghancurkan ego. Meremukkan kesombongan. Menghilangkan self-righteous. Penderitaan itu membuat lubang di hatimu, sehingga ada tempat untuk orang lain di sana... Penderitaan membuat kita sadar, betapa rapuhnya hidup ini. Ya, jika boleh merumuskan apa itu penderitaan, buat gue penderitaan itu membuat lubang besar di hatimu, sehingga ada tempat untuk orang-orang lain di sana dan ada lebih banyak tempat untuk Yesus. Hatimu tak lagi penuh dengan SAYA, SAYA, dan SAYA.
Mungkin itu sebabnya Tuhan mengizinkan anak-anak-Nya tetap mengalami penderitaan di dunia ini. Supaya mereka tetap in-touch with reality. Mereka bisa berempati dengan dunia yang terluka. Mereka bisa menangis dengan jiwa-jiwa yang menderita. Mereka bisa mengerti bahasa tetesan air mata. Orang-orang yang pernah mengalami luka yang sama, bisa berkomunikasi dengan kedalaman yang hanya bisa dimengerti oleh yang pernah terluka. 

Bayangkan jika semua anak Tuhan kebal terhadap penderitaan, bagaimana kita bisa mengerti raungan orang-orang yang terpinggirkan di ujung sana? Bagaimana kita bisa menjadi saksi Kristus yang efektif juga kita tidak benar-benar bisa peduli? Bagaimana kita bisa peduli jika kita tidak pernah mengalami? Bagaimana kita bisa mencerminkan Allah yang peduli kepada dunia, jika kita hidup di dalam rumah kaca yang steril terhadap penderitaan? Itu bukan cerminan Yesus. Yesus justru keluar dari 'rumah kaca' untuk masuk ke dalam penderitaan! Karena itu mensetrilkan anak-anak-Nya dari penderitaan justru mengingkari teladan Yesus Kristus, Tuhan kita. 

Beberapa teman-teman baik gue yang sangat gue kagumi karena mereka orang-orang yang sangat considerate, sangat bisa menguatkan org, pandai memilih kata-kata yang membangun, tulus, orang-orang yang sangat optimistik justru adalah orang-orang yang sudah banyak mengalami ups and downs dalam hidup mereka. Mereka orang-orang yang membuat banyak orang nyaman dengan mereka. Sekarang baru gue ngeh kenapa... Itu bukan karena they had a good upbringing, atau mereka pintar. Bukan. Mereka orang-orang yang sering digodok dalam kesukaran, tapi mereka tidak menjadi pahit. 

Buat teman-teman yang juga sedang dirundung masalah, yang merasa tertekan, izinkan gue share ayat favorit gue di masa-masa ini, 

"Buatlah kami bersukacita seimbang dengan hari-hari Engkau menindas kami, seimbang dengan tahun-tahun kami mengalami celaka."
(Mazmur 90:15)

Ayat barusan gue ketik di luar kepala. Karena ini ayat yang jadi pegangan gue di hari-hari ini. Ini ayat yang gue dapet sewaktu gue masih kuliah di China. Pertama kali baca ayat itu gue ngerasa lega. AKHIRNYA... Ada ayat yang mengakui bahwa terkadang Tuhan menindas umat-Nya. Instead of saying, "Everything will be okay, just trust Him," penulis Mazmur ini berani berkata dengan lantang, “Tuhan, Kau menindasku!” Oh Tuhan, tolong jangan cuman tindas gue, buatlah juga gue bersuka cita seimbang dengan hari-hari gue mengalami sengsara. Ayat ini nancep, karena ini ayat yang jujur. Ga muna. Ga sok beriman. Dan ini ayat yang ditulis oleh orang yang dirundung duka. Orang yang mengalami celaka. Tapi ia tahu, ia berani meminta Tuhan, buatlah gue bersukacita seimbang dengan hari-hari gue mengalami celaka. Ini ayat yang mengandung pengharapan. Pengharapan bahwa di depan akan ada 'payback time from God'. Akan ada hari-hari dimana Tuhan membuat kita bersukacita. Dan tidak hanya sekedar bersukacita, tapi Ia akan membuat gue bersukacita SEIMBANG bahkan lebih dari bulan-bulan gue mengalami celaka.

Dan ayat kedua,

"I will see the goodness of the Lord in the land of the living."
(Psalm 27:13)

Kalo lagi menderita emank paling enak baca Mazmur. Ini ayat sebenernya juga agak 'kurang ajar' sih. Pede banget si Daud, berani bilang dia bakal liat the goodness of the Lord selama dia masih hidup. Kok dia yakin? Siapa tahu Tuhan mau kasih berkatnya setelah dia mati? Ga ada yang tau kan? Ini yang dipelajarin dari para pemazmur. Mereka orang-orang yang jujur. Ga ada basa-basi. Jujur dengan kesedihan mereka, dengan ketakutan mereka, dengan rasa frustasi mereka, dengan kemarahan mereka. But they're also very bold. Mereka berani meminta. Bukan sekedar doa, "Terserah Tuhan... Tuhan tau yang terbaik. Keliatan beriman, tapi kadang itu lahir dari ketakutan. Iya kalo dikasih... Kalo Tuhan ga kasih gimana? Terserah Tuhan aja dah. Main aman. Pemazmur tidak seperti itu. Ia meminta apa yang ia percaya. Ia percaya hal-hal yang besar. Dan mereka percaya, Tuhan itu Tuhan yang baik. Tuhan yang tidak marah ketika anak-anak-Nya meminta. Dan gue bersyukur gue punya Tuhan yang sama dengan mereka. :) 

*** 

God, I know You’re too wise to be mistaken.

Monday, August 13, 2018

Selingkuh, Saya?!? Ga Mungkin Lah Ya...


by Grace Suryani Halim

Dulu sebelum saya married, kalau denger kata selingkuh pikiran pertama saya adalah, "Ah gue mah ga mungkin... Ga bakal lah suka sama cowok lain kalau sudah menikah! Janji suci!" Setelah menikah, heemmm ternyata tidak segampang yang saya pikirkan. 

Menikah ternyata tidak membuat cowok-cowok ganteng di luar sana berubah menjadi buruk rupa. Menikah juga tidak otomatis membuat cowok-cowok di luar sana jadi tidak menarik lagi. Cilakanya, kadang yang terjadi justru sebaliknya. Karena setiap hari bertemu dengan suami kita di rumah yang 4L (Loe Lagi Loe Lagi), bisa membuat kita menjadi kebal terhadap kelebihan suami kita. Suami sayang istri, sudah seharusnya loh. Suami bekerja keras, yah memang sudah kodratnya! Kelebihan suami kita anggap sudah sewajarnya/seharusnya/semestinya, kekurangan suami kita highlight, bold, italic dan diperbesar! Alhasil, suami kita jadi keliatan tidak semenarik cowok-cowok di luar sana. 

Lalu bagaimana? Bagaimana kita sebagai para istri yang takut akan Tuhan menyikapi hal ini? 
1. Pencobaan-Pencobaan Biasa 
Ketika kita mendapati diri kita tertarik/kagum pada orang lain yang bukan pasangan kita, maka hal pertama yang harus kita lakukan adalah tetap tenang. Itu pencobaan BIASA. Maksudnya?!?!!?! Tertarik sama cowok lain kok bisa pencobaan biasa?!?!!? 

Well, ketika ada istri-istri yang curhat kepada saya soal ini, biasanya banyak yang shock, kaget dan berpikir, "Kok bisa-bisanya gue begini!??!!?" Sekalipun rasa shock itu wajar tapi terus menerus terkaget-kaget/menyalahkan diri itu sama sekali tidak bermanfaat. 

Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
(1 Kor 10:13)

Rasul Paulus mengatakan, kunci pertama untuk menang dari pencobaan adalah sadar, bahwa pencobaan yang kita alami itu pencobaan yang biasa! Artinya biasa di sini adalah, tidak melebihi kekuatan manusia, kamu bukan satu-satunya orang yang pernah mengalami ini dan Tuhan akan memberikan jalan keluar kepadamu! 

Dalam pencobaan ini, percayalah gals, you're not alone. Ada banyak istri-istri yang takut akan Tuhan, aktif pelayanan, cinta Tuhan yang juga pernah mengalami tertarik dengan pria lain. Awalnya saya ga percaya. Tapi ternyata... Ga sedikit memang. Bener banget yang Tuhan Yesus katakan bahwa kita harus berdoa dan berjaga-jaga karena daging kita itu lemah. 

Ketika kita terus-menerus berkubang dalam perasaan shock, kaget, tak percaya, kok bisa-bisanya gue begini!??! Kita justru memberi peluang kepada iblis untuk terus menerus 'mengipasi' kita. 

2. Jangan sombong 
Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!
(1 Korintus 10:12)

Kesombongan adalah langkah pertama menuju kebinasaan. Pikiran yang sombong akan menuju kekalahan.
(Amsal 16:18)

Ketika kita merasa ada perasaan-perasaan yang tidak sewajarnya terhadap orang lain, maka lebih baik kita mengakuinya. Jangan sekali-sekali berpikir, "Ah gue mah ga mungkin selingkuh!!! Kita ga ada apa-apa kok!!" Firman Tuhan dengan jelas mengatakan bahwa kita harus berhati-hati dengan kesombongan. Jangan mengira bahwa kita teguh berdiri, pasti selalu setia, tidak mungkin bisa digoda, tidak bakal jatuh ke dalam perzinahan. Hati-hati... Iblis itu ga cuman duduk nongkrong tunggu bola. TIDAK! Iblis itu BERJALAN BERKELILING seperti singa yang mengaum mencari orang yang dapat ditelannya (1 Pet 5:8).

Lalu apa yang harus kita lakukan? 

Martin Luther pernah mengatakan, "Kita tidak bisa mencegah burung terbang di atas kepala kita, tapi kita bisa mencegah burung membuat sarang di atas kepala kita." 

Rasa kagum mungkin bisa datang dengan tiba-tiba, sama seperti burung yang terbang di atas kepala kita. Susah ditebak. Tapi sebenarnya tidak penting untuk tahu burung itu asalnya dari mana. Yang lebih penting adalah mencegah burung itu (rasa kagum) membuat sarang di atas kepala dan hati kita. Artinya, kita bisa dan harus mencegah perasaan kagum/tertarik itu untuk membuat 'sarang' dan berkuasa di atas hati kita. 

3. Allah Setia 
Ingatlah selalu bahwa Allah itu setia! Dia menunjukkan kasih setia-Nya dengan memberikan jalan keluar sehingga kita bisa menanggungnya. Artinya dalam setiap pencobaan, Tuhan sudah dan pasti menyediakan jalan keluar. Namun masalahnya kadang, kita ga mau ambil jalan keluar yang Tuhan sediakan. Ketika Roh Kudus memberikan hint-hint dengan perasaan ga enak, ga sreg, ga nyaman, kita berusaha membenarkan perbuatan kita dengan alasan, "Ah, cuman begini doank", "Ah ga bakal ada apa-apa", "Kita kan harus menolong orang yang lagi dalam kesusahan", "Kasian dia, ga ada yang dengerin. Kalau sehabis curhat, gue suka doain dia kok." 

Gals, jika Roh Kudus memberi hint-hint, taatlah. Itu jalan keluar yang Allah sediakan. 

Beberapa tips yang mungkin bisa dilakukan:
1. Cerita dengan Pasangan
Ketika saya mendapati diri saya merasa kagum dengan laki-laki lain selain suami saya, maka hal pertama yang saya lakukan setelah berdoa adalah cerita dengan suami saya. Cerita apa? Yah jujur terus terang mengatakan kalau saya kok merasa kagum dengan si blablabla. Kebiasaan saya memang setelah menikah jika ada laki-laki yang curhat soal pribadi, pasti saya cerita ke suami. Nah kalau saya merasa kagum dengan seseorang, maka ketika saya ketemu dengan orang itu, pulangnya saya pasti cerita dengan detail. Ketemu di mana, ngobrol apa saja. Suami saya sih ketawa-ketawa saja. Tapi bagi saya, itu menjadi semacem pagar. Jadi saya memperhatikan betul apa yang saya obrolkan dengan orang itu, karena saya tau sehabis ini saya akan cerita semua sama suami saya. Satu hal yang biasanya selalu saya katakan kepada suami saya adalah, "Saya bisa ga cerita ini sama kamu. Tapi saya memilih untuk cerita karena saya tidak ingin buka celah dalam pernikahan kita." 

Sebelum bercerita kepada suami, ada baiknya kita berdoa terlebih dahulu. Minta hikmat dari Tuhan dan tanya kepada Tuhan kapan harus cerita. Minta juga supaya Tuhan yang menyiapkan hati suami kita dan menjaga emosinya. 

2. Evaluasi dan Doakan Hubungan Pernikahan Anda 
Biasanya, perasaan kagum terhadap orang lain muncul ketika kualitas pernikahan kita sedang kurang baik. Entah karena sama-sama sibuk, atau suami sering tugas keluar kota, atau mungkin ada masalah yang belum terselesaikan. Karena itu, penting juga untuk berhenti sejenak dan berbicara dengan pasangan kita mengenai pernikahan kita. 

Selain itu haruslah kita mendoakan pernikahan kita. Doakan supaya hubungan kita dan suami semakin mesra, semakin saling mengerti, saling percaya, dapat bekerja sama dengan baik. 

3. Ingat Kelebihan-Kelebihan Suami
Tulis dan sengaja ingat-ingat kelebihan suami kita. Lalu puji suami kita atas kelebihan-kelebihannya. Ketika tiba-tiba teringat akan kebaikkan/kelebihan laki-laki lain, langsung ingat bahkan ucapkan kelebihan suami kita. 

4. Lakukan Hal yang Tuhan Perintahkan untuk Dilakukan
Dan yang terakhir, jika kita merasa Tuhan meminta kita untuk melakukan sesuatu, sekalipun itu mungkin keliatan drastis (tidak membalas sms/message, block orang tersebut dari FB/Whatsapp, bahkan ada seorang teman saya yang sampai memutuskan untuk pindah tempat kerja). Ketika kita mengambil langkah drastis, mungkin akan ada suara-suara sumbang yang berkata, "Ih ga perlu lah sampe segitunya," tapi jika memang itu yang Tuhan minta anda lakukan, TAATLAH. Karena di mata Tuhan, pernikahan adalah gambaran hubungan Yesus dengan gereja-Nya. Ketika Yesus berjuang untuk mempelai-Nya, Gereja, Ia juga mengambil langkah yang drastis, turun ke dunia sebagai bayi dan mati di kayu salib.

Hubungan suami istri, selalu layak untuk diperjuangkan. Selamat berjuang.

Wednesday, July 25, 2018

God, My Family, and Me



Compiled by Grace Suryani Halim

Alo moms and moms-to-be! Adalah hal yang sangat wajar setelah punya anak, beberapa atau bahkan banyak dari kita mengalami kesulitan untuk mengatur waktu saat teduh dengan mengurus anak dan keluarga. Kalau dulu, bisa dengan anteng saat teduh pagi-pagi, sekarang sebelum kita bangun sudah ada suara oek-oek bayi yang minta susu. Begitu selesai memberi susu, eh sudah harus menyiapkan sarapan untuk suami, dan seterusnya. 

Secara teori, kita sadar dan paham betul bahwa waktu teduh dengan Tuhan itu luar biasa super duper penting. Tapi kadang dalam prakteknya, kita ga tau harus gimana... Nah, di edisi kali ini, akan ada sharing dari para ibu-ibu single fighter yang mengurus anak sendiri tanpa bantuan babysitter maupun ortu. Gimana sih caranya mereka mengatur waktu untuk saat teduh di tengah kesibukan? Yup, it’s hard, but this is not impossible :) 

***


Sesudah punya anak, waktu teduh saya ga bisa kayak dulu lagi mau kapan dan berapa lama. Sekarang harus pinter-pinter membagi waktu, karena selain spend time with God, saya percaya Tuhan juga mau saya melayani keluarga (suami+anak). Jadi saya cari waktu yang saya bisa duduk diam di hadapan Tuhan. Dan itu biasanya siang atau malam setelah Chloe tidur (karena pas suami ada di rumah dan Chloe sedang bangun, saya ga bisa duduk diam :p).Terus kalau lagi devotion sama Chloe, saya juga kayak devotion lagi, karena ketika saya ceritain dia Alkitab, saya diingatkan lagi tentang kasih Tuhan. Selain itu, saya juga biasain untuk ngobrol sama Tuhan setiap saat - saat masak, cuci piring, main sama Chloe, dan lain-lain. Cuma satu dua kalimat pendek saja (kadang sharing, kadang pujian, kadang keluh kesah, hehe...), tapi saya bisa merasakan Tuhan itu dekat dan mendengarkan saya. 

Well, jadi ibu rumah tangga itu kerjaannya ga pernah habis, tapi saya diingatkan terus sama cerita Maria-Martha. Jangan sampai saya terlalu sibuk sampai ga ada waktu untuk mendengarkan Tuhan. Jangan-jangan sebenarnya saya malah sibuk melayani diri sendiri, bukan Tuhan. Meski saya masih jatuh bangun, saya yakin kasih karunia Tuhan itu selalu cukup dan akan memampukan saya untuk bisa lebih baik lagi dalam mengasihi dan melayani Tuhan dan keluarga :) 

Minda {Mama Chloe - 2.5 tahun}


***


Enam tahun jadi mama, saya udah cobain macem-macem formula buat saat teduh yang efektif, efisien, tapi belum nemu yang pas. Tiap fase umur anak beda waktu luang yang tersedia buat saya. Jadi kudu fleksibel dan siap berubah. Dulu pas anak saya batita rasanya super susah selipin waktu, eh sekarang setelah anak kelas 1 SD kok masih tetep susah juga. Tekad n kemauannya mungkin yang masih kurang. 

Dulu saya suka berlama-lama saat teduh, sambil santai, melamun (baca: meresapi firman :p), mikir ini itu, nyanyi, doa syafaat, dll. Sejak ada anak mah ngga bisa lagi lah yauw, waktu luang udah jadi barang mewah. Jadi saya akalin dengan cara membagi waktu saat teduh jadi beberapa bagian, gak sekaligus. Misal pagi doa dulu, nanti siangan kalo ada kesempatan baca firman barang 5-10 menit, sore kalo anak tidur siang, saya nyanyi beberapa lagu sama doa syafaat, yah begitu deh diselip-selipin aja 'potongan2' waktu saat teduhnya di sela-sela aktivitas. Puas? Engga tuh, karena jadi makin banyak halangan dan bolongnya. Pernah mencanangkan mau bangun pagian, tapi sampe stres sendiri krn ga kunjung berhasil, I'm not a morning person. 

So, buat fase saya sekarang, waktu paling enak adalah setelah saya nge-drop anak di skul. Keluar dari kompleks skul, saya cari tempat di mana saya bisa parkir, terus saya ambil waktu doa bentar, kadang sama baca firman, abis itu baru lanjut aktivitas ke pasar dan sebagainya. Kadang saya buru-buru dan ngerasa ga sempet saat teduh, tapi herannya kok sempet BBM-an ama suami atau temen yang ultah. Balik lagi ke niat ya, niatnya dulu yang hrs diperkuat, baru halangan bisa dilawan. 

Natalia {Mami Darren - 6 tahun}


***


Cara saya untuk tetap saat teduh dan menjaga hubungan pribadi dengan Tuhan di tengah segala kesibukan adalah dengan berusaha bangun paling tidak 30 menit lebih awal dari Jane. Pernah ada satu masa begitu saya keluar dari kamar, Jane pasti bangun -,- Karena itu beberapa bulan saya saat teduh di toilet kamar pake handphone.

En setelah punya anak, saya jadi sangat sadar bahwa saya bener-bener butuh Tuhan selalu. Terutama kalo Jane lagi cranky dan sangat susah diatur. Karena itu saya berusaha untuk berdoa singkat sesering mungkin. Kalo pas lagi frustasi sama Jane, doa saya, “God, please help meee...” Kalo lagi frustasi en ga tau mesti ngapain ya doa, “Tuhan, I don’t know what to do. Please help me.” Kalo Jane lagi kalem dan baik, “Thanks for your blessing, Lord.” Pokoknya sebisa mungkin selalu melibatkan Tuhan dalam setiap kejadian yang saya alami dengan Jane. Selain itu saya juga menjaga hubungan pribadi dengan Tuhan lewat nyanyian. Baik itu lewat lagu yang dipasang di computer maupun ketika mengajarkan lagu-lagu rohani kepada Jane. 

Grace {Mami Jane - 2 tahun}


***


Saat teduh saya dalam satu hari bisa 'berseri'. Perlu beberapa 'episode' untuk bisa selesai baca dan doa. Contoh: biasanya saya mulai saat teduh waktu Jeremiah morning nap. Mulai dengan membaca dan merenungkan perikop Alkitab, trus terkadang terpotong karena anak bangun perlu diurus. Trus kadang perlu siapin makan siang, jadi disambung lagi waktu Jere independent play time. Jere main-main, saya duduk di sampingnya dan meneruskan saat teduh. 

Saya merasa bahwa saat teduh harus dilihat sebagai kebutuhan bukan rutinitas. Sehingga kalau itu dilihat sebagai kebutuhan, seperti makan atau mandi maka kita pasti pasti berjuang untuk meluangkan waktu. Tapi jika kita melihatnya hanya sebagai rutinitas, mudah untuk melepas waktu teduh karena ada banyak rutinitas yang lebih keliatan, misalnya menyiapkan makanan, bersih-bersih rumah dan lain-lain. Akhir-akhir ini saya juga banyak merenungkan kebaikkan Tuhan melalui lagu-lagu pujian seperti hymn. Mendengarkan lagu-lagu itu seperti nourishing my soul. 

Ipei {Mama Jeremiah - 1 tahun}


***


Karena gue kerja full-time dan juga aktif pelayanan, waktu di rumah atau alone-time itu sangat sedikit. Pertama-tama habis punya anak, merasa bersalah sekali ga bisa pacaran ama Tuhan sampe berjam-jam kayak waktu single. Tapi after a while, I got sick of feeling guilty if I couldn't spend a lot of time with the Lord alone. Lama kelamaan gue sadar, bahwa meskipun gue ga berjam-jam ngabisin waktu alone with Him, kok gue masih bisa denger Dia ngomong ke gue ya. Maksudnya selalu ada aja yang gue dapetin dari Tuhan. Mau itu pas lagi gantiin diaper anak kek, atau lagi masak kek. 

Someone told me the following statements yang membuka pandangan gue. Selama ini kita biasanya bilang begini: in our life, God is number 1, family number 2, pelayanan number 3. Sebenernya ada yang salah dengan perkataan ini. Instead of putting God number 1, and the rest are secondary, why not we put God in everything. Jadi misalnya family number 1 (God is in there), pelayanan number 2 (God is also there), kerja number 3 (God is there too). So God is everywhere in every aspect of our lives. Bagi gue, itu lebih make sense. And it works for me. 

Gue bukan morning person. Sampe skarang gue berulang kali berusaha bisa bangun jam 5 buat saat teduh, tapi ga kesampean melulu. Kan banyak yang bilang, put God first in your life by waking up early and saat teduh. Aduh, sampe sekarang gue kagak bisa-bisa lakuin itu. Sampe akhirnya bete sendiri dan merasa bersalah kok sepertinya gue ga put Him first before I start my day. Makanya gue agak surprised when I am still able to hear His voice and received fresh revelations eventhough gue ga dwell berjam-jam in His Word. But of course I still need to eat my bread (the Word), jadi gue sedikit-sedikit ambil waktu saat teduh disana-sini. Biasanya sih kalau lagi di bus mau pergi kerja. Perjalanan sekitar 45 menit. Pasang earphone, denger lagu rohani and baca renungan yang gue taruh di HP. Kadang suami gue mengantar gue ke tempat kerja dengan mobil gereja (dia bawa kalo buat pelayanan), gue bacain satu atau dua pasal dari Alkitab buat suami gue dan gue. Lalu kita diskusi apa yang kita dapet dari pasal itu. So, lets make God be in every aspect of our lives. Meskipun ga teratur saat teduh, Tuhan pasti masih bisa ngomong ke kita, karena Tuhan Yesus tidak pernah meninggalkan kita. Yang penting jangan merasa bersalah dan tertuduh. Perasaan-perasaan itu tidak datang dari Tuhan. 

Nelly {Mama Aiden - 1 tahun}


***

Bagaimana moms, membaca sharing-sharing di atas? Semoga kiranya Tuhan sendiri yang menolong dan memampukan kita untuk terus bertumbuh dan makin dekat dengan-Nya. Tanpa pertolongan Tuhan sia-sialah semua usaha kita untuk menjadi orang tua maupun menjadi istri.