by Eunike Santosa
Enak, senang, diberkati, hidup lebih baik, dll... Apakah ini tujuan dari mengikut Tuhan?
“Jadi orang Kristen itu enak yah, Tuhan mereka baik banget. Selalu kasih berkat materi, pemulihan, kesembuhan, dan sebagainya… Terlihat tidak ada masalah dan senang selalu.” Benarkah begitu? Ehmm... ga, tapi sepertinya kurang tepat. Bagian mana ya?
Bagian ketika orang salah menangkap arti menjadi pengikut Kristus hanya fokus kepada satu sisi saja, yaitu dengan tujuan untuk mendapatkan hidup lebih baik dalam hal berkat materi semata dan itu dibenarkan. Tidak sedikit yang memberitahu, mempromosikan jika ikut Tuhan itu enak, masalah berkurang/cepat selesai, senang, diberkati, dan kalo kamu tidak mengalami hal itu semua, mungkin kamu melakukan suatu kesalahan besar pada Tuhan. Apakah ini hal yang benar? Mari kita lihat perjalaan kekristenan kita, apakah selama ini nyaman, adem ayem saja? Sebenarnya, apakah arti menjadi pengikut Kristus? Coba perhatikan ayat berikut,
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
(Matius 16:24)
Apa yang Yesus katakan kepada murid-muridnya adalah sebuah ‘syarat’ jika seseorang ingin mengikuti Kristus (menjadi orang Kristen). Ada beberapa langkah yang harus orang tersebut ambil. Apa itu? Mari kita bahas satu per satu. :)
1. MENYANGKAL DIRI
Menurut KBBI, menyangkal artinya membantah, mengingkari, tidak mau menuruti. Tambahkan dengan kata ‘diri’, maka frasa tersebut berarti membantah diri sendiri. Yang berarti kamu tidak lagi menjadi tuan atas dirimu sendiri. Ketika kamu mengikuti Kristus, maka langkah pertama yang diambil adalah meninggalkan ‘ke-AKU-an’, keinginan daging duniawimu, egomu.
Menjadi Kristen berarti menjadikan Kristus sebagai Tuhan dan Tuan atas hidupmu. Yang artinya, hidupmu bukan milikmu lagi melainkan kepunyaan Tuhan. Hidupmu yang tadinya bisa kamu kendalikan sesuka hatimu, sekarang harus kau sadari bahwa hidupmu bukan milikmu lagi. Tidak ada lagi kata ‘aku’ melainkan ‘Engkau’. Pertanyaan-pertanyaan yang harusnya ditanyakan adalah, “Apa yang Engkau (Tuhan) inginkan?” bukan “Apa yang ‘aku’ inginkan?”. Serahkan semua keinginan-keinginan kepada Tuhan, dan biarkan Dia melaksanakan rencana-rencana Dia dalammu.
Ketika Allah menjadi Tuhan atas hidupmu, maka arah serta pandanganmu tertuju padaNya, pada FirmanNya. Jadi ketika Tuhan bilang kamu harus jadi berbeda dari dunia, jadi terang, jadi garam,
ini bukan sebuah perintah yang main-main. Ketika semua orang ingin menjadi apa yang dianggap keren oleh dunia (gelap), punya lifestyle yang bertentangan dengan Firman Tuhan, kamu sebagai Kristen harus bisa menjadi berbeda, menentang arus. Apakah hal ini semua mudah dilakukan? Inilah menyangkal diri.
2. MEMIKUL SALIB
Setelah kamu melepaskan egosentrisme-mu, sekarang Tuhan ingin kamu pikul salibmu. Apa lagi ini? Salib itu berat, melelahkan, identik dengan penderitaan. Ketika Yesus memikul salibNya ke Golgota, apakah Dia menari-nari dengan balok kayu berat itu? NO! Yesus terjatuh beberapa kali, sampai ada yang menafsirkan terakhir kali Yesus jatuh ketika memikul salibNya, lututNya (tulang) pecah... Belum lagi ditambah dengan olok-olokan, hujatan, bahkan ludah orang yang dia terima sepanjang dia memikul salibNya. Apa yang membuatmu berpikir bahwa kita sebagai pengikut Kristus tidak akan mengalaminya? Yesus sendiri berkata demikian:
Berbahagialah kamu, jika karena
Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu di tnahkan segala yang jahat.
(Matius 5:11)
Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja- raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah.
(Matius 10:18)
Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.
(Matius 10:22)
Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
(Matius 10:39)
Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat.
(Lukas 6:22)
Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku,
(Matius 24:9)
Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.
(Kisah Para Rasul 9:16)
Mari kita kumpulkan kata-kata tebal diatas dan ditulis dalam kalimat ini. “Ketika saya mengikut Yesus maka saya akan... dicela, dianiaya, dfitnah, digiring, dibenci, kehilangan nyawa, disiksa, dibunuh, dikucilkan, ditolak, menderita... Jadi, apakah mudah menjadi menjadi pengikut Kristus? Masih ingin terus mengikut Tuhan? “Males aahhhh jadi orang Kristen kalo gini. Ada tidak cara lain menjadi pengikut Kristus? Saya mau yang enaknya saja boleh tidak? Berkatnya saja bisa kan?”
Mengikut Tuhan tidak bisa setengah-setengah atau merasakan enaknya saja tanpa mau membayar harganya. Coba renungkan sejenak hal ini. Kristus, Allahmu, Dia meninggalkan tahta kemuliaanNya, turun ke bumi, menjadi seperti kita – manusia, hidup sebagai manusia, kemudian disiksa dan mati disalib. Untukmu... Supaya kamu hidup, supaya kamu selamat dari hukuman kekal, untuk kebebasanmu. Dan sekarang Dia memanggil kamu untuk melayaniNya, melayani sang Raja...
Dengan apa yang sudah Tuhan lakukan, pantaskan kita setengah-setengah saat menjadi pengikutNya?
Menjadi pengikut Kristus itu tidak main-main, tidak semudah yang dikira dan tidak seenak yang didengar sebatas ‘berkat’. Mulai dari perjanjian lama hingga zaman ini, begitu banyak orang yang telah membayar harga, dipermalukan, hingga mati karena mengikut Kristus. Berapa banyak nabi yang dibunuh karena mengikuti Allah Yahweh? Yeremia sampai depresi, Elia dikejar-kejar, Yesaya tidak dihiraukan. Hampir semua murid-murid Kristus mati martir karena mengikut Kristus.
3. MENGIKUT KRISTUS
Salah satu tokoh yang saya kagum adalah Florence Nightingale. Terlahir di keluarga kaya, dia bisa mengambil jalan mendapatkan suami kaya raya, menikah and live happily ever after versi dunia.
Di umur 17, Tuhan memanggil dia untuk menjadi perawat dan pergi ke medan perang merawat para tentara yang terluka. Dan dia pergi. Dia menyangkal keinginan dirinya untuk bisa bersama dengan pria yang ia cintai, serta kehidupan yang enak dan nyaman. Dia memikul salib dengan mengambil sekolah perawat yang dianggap rendah dan hina pada zaman itu, kemudian pergi ke medan perang merawat para tentara. Dia mengikuti panggilan Tuhan dalam hidupnya. A calling to care.
Now, panggilan Tuhan akan setiap orang berbeda-beda. Kita mungkin tidak dipanggil seperti Florence untuk pergi ke tempat perang. Tapi sebagai orang yang dipanggil untuk mengikut Kristus, ada harga yang harus kita bayar. Sebagai contoh, sebagai seorang single kamu diperhadapkan dengan pilihan: mengejar pujaan hatimu yang tidak mencintai Tuhan atau menunggu waktu Tuhan untuk mengenalkanmu kepada seorang Godly man? Pilihan di tanganmu. Orang-orang mungkin mendesakmu dan berkata bahwa standarmu ketinggian, atau mungkin ada yang menyuruhmu untuk meninggalkan imanmu. Apa yang akan kamu lakukan? Kompromi?
Mengikut Tuhan memang tidak mudah, akan melewati masa ‘tidak enak’, tapi jika kamu sungguh-sungguh mengikut Tuhan, sekalipun harus melewati dengan air mata karena membayar harga panggilanmu, di tengah-tengah doa isakan minta tolong kepada BapaMu di surga, ketahuilah, bahwa penghiburan dan sukacita surgawi itu nyata dan besar kuasanya! Paulus dalam 2 Korintus 7:4b berkata “Dalam segala penderitaan kami aku sangat terhibur dan sukacitaku melimpah-limpah.” Dan bagi saya pribadi, sukacita inilah mengapa mengikut Kristus itu AMAZING! Sukacita karena membayar harga, sukacita sejati karena mengalami Kristus di balik penderitaan. Sukacita karena tahu bahwa saya ini nothing, tapi dipanggil oleh Tuhan, dan bukan cuman itu saja... Dia memampukanku untuk menjalani panggilanku.
Sebagai desainer grafis di Majalah Pearl yang setiap 2 bulan dikejar tanggal tayang, setiap kali setelah menyelesaikan satu edisi, dikala saya menutup laptop sambil menguap, saya selalu merasa ada Tuhan Yesus sedang duduk disampingku dan berkata: “Thank you” sambil tersenyum dan memelukku. Responku adalah menangis terharu dan thankful for that endless joy... Aku rindu agar teman-teman sekalian juga mengalami hal yang sama. Being a Christian is never easy, but as long as God is with us, who can be against us right? ;) Soli Deo Gloria.