Monday, February 27, 2017

Batasan dan Buah Roh

by Grace Suryani Halim


Oh my ... akhir-akhir ini ide tulisan bener-bener ngga berhentiiiiii... *wink wink* rasanya begitu selesai nulis satu hal, udeh kepikir untuk nulis hal yang laen lagi dan seterusnya... Kali ini masih soal batasan. hehe. 

Kemaren abis nulis "Blessings Through Boundaries", ada pertanyaan dalam hati gue. "Kenapa ya, bisa begitu? Kenapa ya, batasan itu kok ternyata bisa membawa dampak begitu besar?"  Rasanya masih ada sesuatu yang laen... 

Dan tadi pagi begitu gue bangun, en sambil males-malesan gue bersyafaat buat beberapa temen gue di ranjang, waktu itulah Babe ingetkan satu hal. "BUAH ROH." Gila rasnaya gue dah lamaaaaaa bangeeettt ngga denger ada orang ngomongin Buah Roh! :p En tiba-tiba itu semuanya jadi make sense. 

Ayo guys, siapa yang bisa nyebutin kesembilan Buah Roh? 

Hehehe. Gue bisa hafal buah roh karena dulu pas gue di China seorang pendeta ngajarin gue lagu Buah Roh. Jadilah gue inget sampe sekarang. Buah Roh adalah: KASIH, SUKACITA, DAMAI SEJAHTERA, KESABARAN, KEMURAHAN, KEBAIKAN, KESETIAAN, KELEMAHLEMBUTAN, PENGUASAAN DIRI.

(Aih, gue dah bilang ama Babe, "Be, gue dah ngga sabar pengen tuh ngajarin lagu-lagu sekolah minggu ama anak-anak gue. Lagunya nama-anak murid Tuhan Yesus, urutan kitab Perjanjian Baru, buah Roh. Gue hafal semuanya karena semua ada lagunya hahahha.") 

Balik lagiiii... ke Buah Roh. :) Loh apa hubungannya sihhh? Batasan dengan buah roh?

Ketika kita bicara masalah batasan, pertanyaan gue, gampang ngga sih mentaati sebuah batasan? Yang bilang gampang pasti ngga tau gimana rasanya lagi jatuh cintronggggg termehek-mehekkkkkk. Wuidih... susahnya itu ampun-ampun. Itu tuh, bener-bener pergumulan. Nah, tapi ketika kita bener-bener minta tolong pada Tuhan dan belajar menyerahkan semua perasaan kita dan meletakkannya di bawah kaki Yesus, apa yang terjadi?

Tuhan melatih kita untuk mengembangkan karakter  ... PENGUASAAN DIRI!  

Ketika kita belajar untuk menunggu waktu-Nya Tuhan dan ngga asal selonong boy pegang kanan kiri, grepek-grepek, maupun juga menjaga diri supaya tidak DIPEGANG, Tuhan melatih kita untuk mengembangkan karakter... KESABARAN. 

Ketika kita peduli dengan pergumulan pasangan kita, dan kita mau juga ikut menjaga kekudusan fisik dan hati pasangan kita, Tuhan melatih kita untuk mengembangkan karakter... KASIH. 

Dan 3 karakter ini... SANGAT BERGUNA di dalam pernikahan. 

Sebaliknya guys, coba bayangkan, kalo selama pacaran, kita ngga pernah bikin batasan. 

"Kalo gue mo ngomong sama dia, GUE HARUS BISA NGOMONG... SEKARANG!" - tidak ada batasan emosi

"Wah gue lagi pengen curhat nih... artinya gue KUDU telpon dia... SEKARANG!"  - no emotional boundaries

"Aduh ngapain sih tunggu-tunggu married baru ciuman. Gue pengennya ciuman SEKARANG, kenapa mesti tunggu nanti?"  - tidak ada batasan fisik

"Eh gue mo pake baju kayak gimana, cowo gue ngga bisa ngatur. Enak aje... emank gue cewe apaan. Pokoknya gue mau kayak gimana, KUDU terjadi!" - tidak membantu menjaga kekudusan pasangan

Kalian liat, guys? Tanpa batasan, kita justru memupuk sikap KETIDAKSABARAN
"I want something and I MUST get it NOW!"

Yang kita latih bukan penguasaan diri, tapi pengumbaran keinginan. Alih-alih belajar mengasihi dan menghormati pasangan kita, kita justru MEMANIPULASI dia untuk memuaskan nafsu keinginan kita. Nafsu ingin ngobrol, nafsu ingin cerita, nafsu ingin belanja, nafsu ingin pegang-pegang maupun nafsu dipegang-pegang, sampe nafsu pengen denger suaranya. *uhuk uhuk ...*

Guys, yang namanya orang pacaran kalo ngga ada nafsu pengen ngobrol, nafsu pengen ketemu, nafsu pengen berdua, itu menurut gue sih tanda tanya besar... :p Kalo namanya orang jatuh cintrong semuanya itu pasti ada laahhh. Tapi ngga berarti bahwa kita KUDU memuaskan semuanya... dan harus dipuaskan SEKARANG!!  Itu yang namanya belajar penguasaan diri.

Nah, ketika kalian selama pacaran, kalian mau bekerja sama dengan Tuhan untuk melatih karakter-karakter Ilahi dalam diri kalian (Buah roh kesabaran, kasih, penguasaan diri), sewaktu kalian married nanti, itu akan sangat berbeda dengan orang-orang yang sebelon pacaran tidak pernah mengizinkan Tuhan membentuk karakternya.

Di mana-mana yang namanya pertama kali married, dan menikah dengan LAWAN JENIS (inget loh gals, suami kalian nanti itu COWOK, jadi jangan harapkan dia untuk mengerti kalian seperti sahabat wanita kalian mengerti kalian!), itu pasti akan ada banyak hal-hal yang bikin kaget, maupun hal-hal yang tidak disangka-sangka. Nah pasangan-pasangan yang tidak pernah latihan penguasaan diri, en maunya semua serba SEKARANG dan kudu dapet apa yang DIA MAU, seperti yang DIA SUKA, akan membawa sikap yang sama ke dalam pernikahannya. Dan yah, kalo kayak gitu pasti akan mengalami goncangan yang lebih dalem. Berantem lebih sering, ngambek lebh banyak. 

Tapi kalo dari awal, sudah terbiasa menguasai diri, menguasai emosi, terbiasa untuk sabar, mengutamakan pasangan, ketika masa penyesuaian tiba, itu pasangan itu akan lebih tahan banting. Bukan karena mereka tidak punya masalah tapi karena mereka sudah BELAJAR untuk MEMBUAT KEPUTUSAN dengan benar sesuai dengan FT. Mereka sudah 'terlatih' untuk hidup dengan penguasaan diri. 

Pernikahan yang bahagia itu hanya bisa terjadi, ketika pasangan memutuskan untuk bertindak sesuai dengan Firman Tuhan. Dan belajar untuk bertindak sesuai dengan FT itu bisa dimulai ketika masih pacaran. :)
Pilihan ada di tangan kalian guys. Waktu pacaran mau pacaran sesuka kalian atau mau belajar untuk menggunakan masa pacaran untuk mengembangkan karakter-karakter Ilahi?

Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu. Mazmur 119 : 9

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^