Thursday, March 1, 2018

I Am Not Precious


by Alphaomega Pulcherima Rambang 

Aku orang yang amat teramat sangat gak PD! 

Hahahahaha, pasti orang-orang yang mengenalku sekarang protes,  gak percaya ya kalo aku bilang gitu, karena aku sekarang tampil cuek, dan PD-PD aja, tuh. Aku bukan tipe cewek yang gak pede keluar rumah kalau gak pakai lipstik, bedak, dan perlengkapan perang yang lain. Tapi beneran dah, waktu aku SMP kepercayaan diriku sebagai seorang manusia (ceileeee... manusia. Iya la... Emang mau sebagai apa, Meg? Gkgkgkgkgk) hancur. Di muka gak keliatan sih, tapi dalam hati aku bener-bener dah gak pd tuh. Penyebabnya simple, hanya karena perkataan beberapa orang teman cewek di kelas. 

Dulu zaman SMP, entah kenapa ada kelompok-kelompok gitu di kelas. Nah, ada tuh, teman-teman cewe yang rese yang musuhin aku, gak tau apa sebabnya ada perang dingin tuh di antara kami.  Beneran, deh. Aku udah lupa sama sekali apa sebabnya. Yang jelas aku sempat sakit hati banget gara-gara ada seseorang di antara mereka yang bilang, ”Mega tuh, kalo gak pinter aja, gak ada yang mau jadi temannya. Cantik enggak, bisa dandan juga enggak. Liat aja, mana ada cowok yang mau sama dia.” Yeaahhhh, aku dulu (eh, sampe sekarang deng) emang gemuk, gak suka dandan (sekarang mendingan, udah tau dandan dikitttttt :p), cuek abis lah sama penampilan pas zaman dulu. Tapi kan, aku gak pernah ganggu mereka; bahkan sebabnya mereka benci aku pun aku gak tau. Trus apa haknya mereka ngatain aku gitu? Fiuhhhh..... Pokoknya aku benciiiiiiiii!! 

Aku sempat ngerasa gak berharga waktu itu. Di muka gak keliatan sih, tetap aja tampil cuek bebek. Tapi dalam hati aku mikir, “Iya po?? Gak akan ada po orang yang dekat aku kalo aku gak pintar? Apa seumur hidup aku gak akan pacaran karena aku gemuk, jelek dan gak tahu dandan gini?” (Bukannya nyombong ya, tapi rankingku waktu itu gak pernah tu kelempar dari 3 besar. Tapi aku emang bodoh. Mana ada orang yang berteman sama seseorang hanya karena kepintarannya atau kecantikannya). Aku menjadi sinis memandang mereka yang hobi berdandan. 

Lucu ya, kalo dipikir sekarang. Betapa perkataan seperti itu membuatku berpikiran bodoh gitu. Betapa aku mempercayai mereka! Orang-orang yang memusuhiku. Fool me. Gara-gara mereka, waktu itu aku bertekad belajar mati-matian untuk ngebuktikan siapa aku. Okay... I’m not as beautiful as them, but I’m sure I’m smarter than those girls. Buatku, keberhasilanku tampil akan menunjukkan siapa Mega, dan itu bakalan membungkam mulut mereka. 

Berhasilkah aku? 

Mau dilihat dari mana? Kalo dari segi akademis mah berhasil banget. Sejak aku bertekad gitu, raportku olwes ranking 1 *bangga*. Trus kalo ada perlombaan cerdas-cermat dan teman-temannya bisa dipastikan aku ikut, dan... menang! Hebat, kan? Segala usahaku membuahkan hasil. Kalo bisa teriak, aku mau tereak dan nepuk dada, sambil bilang, ”This is me!”. Tapi hanya dalam hati aku berkata dan bersikap demikian. Iya laaa... Masa murid baik-baik sombong gitu. Hehehehehe. 

Padahal sebenarnya, aku masi gak PD dengan penampilanku. Tapi untuk berubah jadi cewek-cewek nyebelin kayak temanku itu aku gak sudi—secara masi SMP kok bukannya belajar, tapi malah kerjaannya ketawa-ketiwi doang, dandan gak jelas, pacaran, jalan sana kemari. Dengan keberhasilanku di bidang akademis, terkenal di kalangan siswa dan guru gak menjadikan aku puas. Diriku masiihh aja ngerasa gak berharga. Payah... Gak tau harus cerita ke siapa. Mau curhat ke siapa juga males. Aku ngerasa ini hal memalukan. Gak kebayang buatku menceritakan sakit hati dan perasaan gak berharga ini. Itu seperti mengakui kalau apa yang dikatakan mereka benar. Toh, kalo gak benar, ngapain aku memikirkannya sedemikian rupa. Ya kan? 

Aku memandang diriku sendiri dan bilang: 
Aku gemuk. Aku jelek. Aku gak cantik. Gak ada yang menginginkanku. 

Karena aku merasa gak berharga dan gak ada orang yang menginginkanku, aku jadi protektif terhadap orang-orang di sekelilingku. Aku takut ditinggalkan teman-temanku, sedapat mungkin aku berusaha menyenangkan orang lain, meskipun itu bertentangan dengan kehendakku. Pendapat orang lain jadi sangat penting buatku. 

Kasian ya? Hahahahaha. Tapi tenangggg... Itu dulu!! 

Sekarang, aku memandang diriku sebagai Mega yang sehat, cantik dan bahagia, yang mencintai hidupnya dan Allahnya \(“,)/ 

Titik baliknya terjadi waktu aku kelas 1 SMA. Aku bersama 3 orang temanku mengikuti Bible Camp yang diadain kakak-kakak dari Bandung. Pada waktu salah satu sesi, kalo gak salah tentang pemulihan gambar diri, aku mulai mendengar hal ini: 

Kamu dibentuk Tuhan dengan ajaib,  Meg. Dia sendiri yang menenunmu. 

Sebab Engkaulah yang membentuk  bu ah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa  ya ng Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. 
(Mazmur 139:13-14) 


Kamu sangat berharga bagi Tuhan, Meg. 

Oleh karena engkau berharga  di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.
(Yesaya 43:4) 


Sebegitu berharganya kamu sampai Allah sendiri rela mati untukmu, Meg. 


Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. 
(Yohanes 3:16) 


Dia jaga kamu seperti kamu biji mata-Nya Meg. 


Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam, yang dalam kemuliaan-Nya telah mengutus aku, mengenai bangsa-bangsa yang telah menjarah kamu--sebab siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Nya. 
(Zakharia 2:8) 


Jangan biarkan orang lain atau dirimu sendiri berkata yang sebaliknya, Meg! 

Berulang kali mendengar hal itu di kelas, mendengar pengajaran itu, aku dalam hati berkata: 

Benarkah? 

Masa sih? 

Lalu kenapa aku terus saja ngerasa gak berharga? 

Kenapa tidak ada orang yang menginginkanku? 

Lalu pada akhir kelas, kami berdoa bersama, dan bagi yang ingin didoakan secara khusus dapat mengangkat tangannya. Aku diam-diam membuka mataku *nakal, berdoa kok lirik sana lirik sini* Aku mau mengangkat tangan, tapi aku malu. Bagiku, mengangkat tangan sama aja dengan mengakui kalo aku punya masalah dengan gambar diriku. Aku malu kalo sampe orang lain tau. Hahahahaha, konyol deh, kalo kupikir sekarang, tapi emang itu yang terjadi. Entah apa yang ada di pikiranku kemudian, rupanya aku angkat tangan juga akhirnya, sambil dalam hati berdoa semoga cuma kakak-kakaknya aja yang liat, jangan sampe teman-temanku liat, cape duehhhh..... 

Dan... aku didoakan. 

Seorang kakak memelukku dan berdoa buatku. Gak ingat sih dengan jelas isi doanya apa lengkapnya waktu itu, asli... panjang amat dah pokoknya isi doa tu kakak, tapi satu kalimat ini yang dengan jelas masih aku ingat sampe sekarang, ”Tuhan Yesus mengasihimu, Mega...” 

I started to cry. 

Aku dikasihi oleh Allah. Dan itu membuatku tenang. Aku puas. 

Itulah yang aku butuhkan selama ini, dikasihi. 

Aku perlu untuk mengetahui kalau aku dikasihi. 

Dikasihi. Titik. 

Gak perduli sejelek apapun aku, segemuk apapun aku, sebodoh apapun aku. Aku butuh untuk diterima. Dan ada penerimaan di dalam Allah. 

Pelan-pelan, aku mulai belajar berkata... 

I’m precious. 

Aku berharga, karena Allah mengasihiku dan memandangku berharga. Dia menerimaku. 

Aku perlu belajar mempercayai setiap perkataan-Nya, dan bukan perkataan orang lain. Siapa mereka, berani berkata kalau aku tidak berharga, sedangkan Allah semesta alam, pencipta langit dan bumi ini, sudah mengatakan kalau aku berharga! 

Bukan sekejap lalu aku belajar dandan ya. Big No. 

Dulu aku menemukan ayat ini: 

Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. 
(1 Petrus 3:3-4) 

Dulu ayat ini jadi alasanku untuk gak belajar dandan. Seperti pembenaran untuk gak terlalu memperhatikan penampilan. Saat melihat ayat di atas aku berpikir, “Tuh kan benar... Tuhan gak suka kalau kita ngedandanin fisik kita.” Lol. Aku masih Mega yang gak hobi dandan. Yang berubah adalah, hidupku gak lagi tergantung dari perkataan orang lain. Aku belajar mempercayai perkataan Allah. Aku gak berusaha lagi menyenangkan orang lain hanya karena takut ditinggalkan, aku hanya ingin menyenangkan Allahku. Bukan karena takut ditinggalkan Allah! Tapi karena aku tahu Dia gak akan pernah meninggalkanku. Aku belajar merasa tenang di dalam kasih-Nya dan gak menaruh keberhargaanku pada kosmetik, pakaian bagus, perhiasan, dll. 

Aku belajar bukan lagi untuk menunjukkan kehebatanku atau menunjukkan siapa aku, aku belajar karena ingin memberikan yang terbaik pada Dia yang telah mengasihiku. Sekarang aku bukannya jadi PD, karena kalo mau jujur, diri ini sih kadang masih tergoda bilang,”Kamu gak berharga, Meg”. Tapi sekarang aku PT (Percaya Tuhan) aja, hehehehehe. Dia selalu bilang gini kok, 

“Kamu cantik, Mega.” 

“Kamu sangat berharga bagi-Ku, Meg.” 

“Dan Aku mengasihimu dengan kasih-Ku yang kekal, Meg.” 

Itu cukup bagiku. 

Berdandankah aku sekarang? Tentu saja. Gak selalu. Terkadang nggak. Terkadang ya. Bukan yang heboh dengan senjata lengkap seperti orang lain sih, karena aku belum bisa. Sapuan bedak, lipstik, parfum favorit, cukuplah bagiku. Kalau dulu kupikir orang berdandan hanya untuk menarik perhatian orang lain. Sekarang aku belajar berpikiran positif. Memperhatikan penampilan, terutama kebersihan diri dan merawat diri adalah bagian dari mengasihi diri sendiri. Apalagi tubuh kita adalah bait Roh Kudus yang harus kita rawat dan pelihara dengan baik. Fokusku merawat diri adalah untuk memuliakan Tuhan, bukan sekedar menerima pujian kalau aku cantik, atau menarik perhatian banyak orang. Aku mulai menerima dengan damai bahwa seorang wanita ingin tampil cantik. Tapi aku juga belajar bahwa melebihi kecantikan fisik, Tuhan melihat yang ada di hati kita, aku gak boleh melupakan apa yang Petrus tuliskan di atas :) 

Kecantikan sejati gak sekedar bicara tentang bagaimana seorang wanita tampil modis, bagaimana jenis make-up nya (Korean style atau American style, dll), merek kosmetiknya, bagaimana membentuk tubuhnya, dll. Tuhan ingin setiap wanita punya roh yang lemah lembut dan tenteram, yang memancar melalui perkataan dan perbuatannya, bagaimana dia bersikap menghadapi hal yang gak terduga, bagaimana dia menghadapi penderitaan dan tekanan, bagaimana dia mengasihi Tuhan dan sesamanya. 

Yang terpenting, jadilah diri sendiri, diri kita yang terbaik. Seorang wanita yang cantik tubuh, jiwa dan roh. Seorang wanita yang mengasihi dirinya, sesama, dan Allah-Nya.

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^