by Yuniar Dwi Setiawati
Amsal
31 seringkali dijadikan bahan pembinaan bagi para wanita Kristen,
setuju?
Pasti
banyak
yang tahu apa saja sikap yang harus dilakukan untuk jadi wanita
Kristen yang
ideal, baik
di mata Tuhan maupun di mata manusia. Selain
kita tahu, kita juga
perlu
membuka mata lebar-lebar
untuk
mengerti tujuan kita belajar menjadi
wanita yang cakap, yaitu bukan semata-mata untuk kepentingan diri
sendiri, tapi untuk kemuliaan
nama Tuhan.
Berdasarkan teks Amsal 31 ini, kita akan melihat lebih jauh alasan kita belajar menjadi wanita Kristen yang cakap dan terampil. Apa saja sih?
Berdasarkan teks Amsal 31 ini, kita akan melihat lebih jauh alasan kita belajar menjadi wanita Kristen yang cakap dan terampil. Apa saja sih?
- Karena kita berharga.
Wow, Tuhan
menciptakan kita bukan
untuk
menjadi wanita
yang asal-asalan. Firman
Tuhan bilang, “Istri
(wanita)
yang cakap
lebih berharga daripada permata”
(ay.10). Bayangin, berapa harga permata zaman sekarang!! Ckckck,
pasti
hanya
orang-orang berduit yang
memilikinya bukan?
Bukti bahwa kita berharga, Tuhan mengutus anak-Nya yang tunggal,
Yesus Kristus untuk menebus dosa kita. Allah menghendaki hidup kita
sesuai dengan dengan label “berharga” itu.
Permata
atau perhiasan memiliki nilai yang tinggi karena melewati proses
pemurniaan. Demikian juga dengan pembentukan kita menjadi wanita yang
cakap, yang harus melewati proses yang tidak gampang.
Tetapi
biarlah hal itu membuat kita semakin dimurnikan
Ada
yang pernah nonton film “Princess
Diary”?
Di film itu, tokoh utamanya, Mia, yang ternyata adalah seorang putri
kerajaan Monrovia, harus belajar hidup sesuai dengan identitas
sebenarnya. Ia harus belajar berjalan dengan anggun, makan dengan
sopan dan berbicara dengan lembut. Ia tidak bisa tampil dan bertindak
sembarangan karena statusnya sebagai bangsawan. Perilaku inilah yang
membedakan dia dari wanita kebanyakan. Demikian pula kita, sudah
sepatutnya kita bertindak sesuai dengan identitas kita sebagai putri
Kerajaan Allah yang berharga.
Tuhan
tidak ingin karakter kita stagnan. Ia ingin kita memiliki karakter
Kristus, karena karakter itulah akan menjadi pembeda dengan
wanita-wanita yang tidak mengenal Allah. Ketika kita menghidupi
karakter-karakter wanita Amsal 31, kita sedang membangun hidup yang
berpadanan dengan panggilan kita di dalam Kristus (Efesus 4:1).
- Karena kita diciptakan untuk pekerjaan baik.
Firman
Tuhan juga
berkata,
“Kita
ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus untuk melakukan pekerjaan
baik,
yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau kita hidup di dalamnya.”
(Efesus 2:10). Semua
tindakan wanita Amsal 31 adalah perbuatan baik, untuk dirinya, untuk
suami dan anak-anaknya, juga untuk orang lain di sekelilingnya.
Matius 5:16 menjelaskan kenapa kita harus berbuat baik, “Demikianlah
hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat
perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
- Karena kita dipanggil menjadi berkat dalam keluarga
.
Banyak
masalah
krusial yang
muncul
dalam keluarga,
keuangan, kepemimpinan dan masalah-masalah lain.
Kehadiran kita
para wanita, yang diciptakan sebagai penolong,
sangat
diperlukan untuk
menjadi berkat
di
keluarga melalui hidup
yang
bijaksana
dan suci, rajin mengatur rumah tangga, serta
baik
hati dan taat kepada suami
(Titus 2:5). Dalam keluarga, istri dipanggil menjadi penolong yang
sepadan bagi suaminya. Seorang anak yang belum atau tidak menikah
juga tetap bisa menjadi penolong bagi anggota keluarga yang lain
karena dengan saling menolong kita sebenarnya sedang memenuhi hukum
Kristus (Galatia 6:2). Keluarga disini tidak terbatas pada keluarga
jasmani, tapi juga keluarga rohani kita, dan bahkan orang-orang di
luar gereja. Hal inilah yang dilakukan oleh wanita Amsal 31, ia
menjadi penolong bagi keluarganya, tapi ia juga memberikan tangannya
kepada yang tertindas dan mengulurkan tangannya kepada yang miskin
(Amsal 31:20).
Dalam
pernikahan, wanita perlu menjalankan perannya sebagai penolong sesuai
dengan kebenaran Firman Tuhan. Salah satu hal yang paling penting
adalah prinsip penundukan diri. Suatu
kali ada yang sharing
dengan saya, “Gila apa ngga
sih,
suami gue tuh
lambat banget diajak mikir!! Gue sering banget ambil keputusan
sendiri!” Nah,
bagi wanita
dominan
seperti ini, kalo tidak
belajar tunduk dari sekarang maka selamanya kita juga tidak
akan
bisa menghargai kepemimpinan
laki-laki,
bahkan kita
juga sulit untuk membuat Allah jadi pemimpin hidup kita. Anak-anak
juga
perlu dididik secara
benar
oleh orang tua dengan cara menanamkan secara langsung nilai-nilai
kebenaran (Ulangan 6:7). Anak-anak
yang
pendidikannya
diserahkan
ke
pembantu, sekolah, atau
bimbingan
belajar, tanpa
peran dari orangtua,
membuat
kedekatan dalam keluarga menjadi tidak maksimal.
Keluarga
yang takut kepada Allah dapat menjadi alat Tuhan memenangkan
komunitas yang lebih besar. Wanita berperan penting mewujudkannya.
Bersama pria, wanita bertanggung jawab membawa keluarganya memenuhi
panggilan Tuhan: menjadi refleksi hubungan Allah dengan gereja-Nya
sehingga nama Tuhan dimuliakan.
- Karena kita menghadapi arus tantangan zaman.
Kita
hidup di akhir zaman, dimana dunia semakin bertambah jahat.
Nilai-nilai dunia yang bertolak belakang dengan kebenaran, semakin
meluas dan mempengaruhi kehidupan kita. Hal ini menjadi tantangan
besar buat generasi kita, apakah kita tetap hidup dengan standar
Allah atau terbawa arus zaman? Dunia bisa berkata kalau istri tidak
perlu tunduk kepada suami, atau sudah bukan zamannya lagi istri
tinggal di rumah dan mengatur rumah tangga, karena ini adalah
zamannya istri boleh memprioritaskan karirnya dan menyerahkan urusan
rumah tangga kepada pembantu. Dunia juga boleh mengatakan tidak
masalah bagi seorang wanita mengejar laki-laki yang diingininya.
Tapi, Allah menghendaki kita untuk menjadi berbeda dengan dunia. (1
Yoh 2:17)
Ditengah
paham feminisme yang semakin luas, wanita
Kristen perlu
menjadi
teladan
bagi dunia
melalui tindakan
yang dihasilkan dari
pola pikir dan
gaya hidup Kristiani.
Ia
memanggil kita agar menjadi berbeda dengan dunia (Roma 12:2). Kalau
kita menjadi ibu rumah tangga, maka kita menjadi ibu rumah tangga
yang berbeda. Kita menjadi ibu rumah tangga yang menjalankan
panggilannya dengan tekun dan penuh sukacita, bukan ibu rumah tangga
yang hobi berkumpul di bawah pohon mangga dengan tetangga-tetangga
untuk mengeluhkan suami atau menggosipkan ibu mertua. Kalau kita
menjadi istri sambil menjalankan karier, maka kita menjadi wanita
karier yang berbeda. Kita menjadi wanita karier yang bijaksana
mengatur waktu dan prioritas, yang tetap melakukan tanggung jawabnya
mengatur rumah tangga. Bahkan jika kita single
sekalipun,
kita menjadi wanita single
yang berbeda. Kita menjadi wanita single
yang
utuh dan menemukan rasa aman di dalam Tuhan serta rajin mengembangkan
karakter yang dibutuhkan untuk menjadi seorang istri nantinya.
Seringkali kita
hanya
memikirkan diri
sendiri dan mata kita tidak peka lagi akan kebutuhan orang lain
padahal kita punya tanggung jawab untuk membawa
nama Tuhan dimanapun kita berada. Banyak orang butuh teladan hidup
yang baik, dari perkataan, pola pikir dan bahkan dari kehidupan
rohani kita. Dengan
menjadi wanita yang berbeda, banyak orang di luar Tuhan yang datang
untuk belajar dari kita bukan? Juga tidak menutup kemungkinan, orang
bisa mengenal Kristus melalui kita. Kita bisa memakai hidup kita
untuk membawa nilai-nilai hidup Kerajaan Allah tanpa harus menginjili
mereka terang-terangan. Tuhan
mau kita jadi partner-Nya
untuk misi yang besar ini. So,
jangan santai,
terus benahi
diri untuk mau terus belajar
dan diperbarui
agar kehendak Tuhanlah yang kita lihat dan kita terapkan dalam hidup
sehari-hari. Ayo,
bawa pembaharuan disaat dunia tidak pernah bisa melakukan kehendak
Tuhan!
Bagaimana
saat kita gagal dan jenuh berjuang?
Kita
perlu ingat, hidup kita ini bukanlah milik kita sendiri. Pasca
ditebus olehNya, kita sudah dimiliki Tuhan untuk
melakukan
kehendak Allah dalam hidup kita.
Hidup
kita yang sekarang adalah ciptaan baru di dalam Kristus (2 Korintus
5:17).
Perjuangan
dan pembelajaran kita sebagai wanita cakap bukan dianggap sebagai
hukum Taurat yang menekan hidup kita,
tapi kita perlu memandangnya sebagai ucapan syukur akan
pengorbanan-Nya
yang sangat mulia. Kita
perlu punya motivasi hidup yang benar,
yaitu kita
ada untuk memuliakan nama Tuhan. Apa saja yang perlu kita ingat untuk
terus memuliakan Tuhan?
- Kita perlu terus memandang kepada Allah.
Kita
perlu memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan saat kita mau dibentuk
Tuhan jadi ciptaan yang
memiliki karakter Kristus.
Tanpa Tuhan maka semuanya akan sia-sia, karena Dia-lah
sumber hikmat dan kebenaran itu. Menghidupi
karakter wanita Amsal 31 bukan hal yang tidak mungkin, namun juga
tidak bisa dikatakan mudah. Untuk hidup
serupa dengan Kristus
pasti
membutuhkan perjuangan. Kita
mungkin jatuh bangun untuk mengikuti teladan yang sempurna dan ideal
itu, tapi biarlah
mata kita tetap tertuju kepada Kristus dan menemukan kekuatan di
dalam-Nya. Dalam
perjuangan itu, Tuhan akan berikan kita banyak pengalaman rohani
sebagai pelajaran yang berharga untuk kita lebih bertumbuh di
dalamnya. Ketika kita memandang Tuhan, maka kita melakukan segala
sesuatu dengan standar
Allah
dan
bukan
standar kita sendiri atau bahkan orang lain karena hidup kita
hanyalah untuk menyenangkan Tuhan. Ingatlah bahwa kesanggupan kita
adalah pekerjaan Allah
(II Korintus 3:5). Mari kita mengembangkan karakter wanita Amsal 31
dengan bergantung kepada Allah dan bukan dengan kekuatan kita
sendiri.
- Kita perlu berusaha mematikan kehendak daging
Kehendak daging itu
menyesatkan dan membuat kita tidak lagi memuliakan Tuhan.
Daging
kita berlawanan sangat
berlawanan dengan kehendak
Roh Kudus bukan? Sekarang pilihan ada di tangan kita, pilih ikut
kehendak Allah atau kehendak daging. Kalau kehendak Allah,
pasti
kita akan dimampukan untuk membawa kebenaran.
Tapi
kalau kehendak daging,
ya rasakan sendiri akibatnya ketika kita tidak menikmati damai
sejahtera itu, karena
kita
hidup dalam
ikatan dosa dan karakter manusia lama.
Meskipun
Allah memberikan kekuatan, mematikan kehendak daging adalah keputusan
kita. Contoh sederhana, ketika saya sedang melatih diri untuk bangun
pagi, seperti wanita Amsal 31 yang bangun saat hari masih malam,
biasanya Roh Kudus akan “membangunkan” saya di jam yang saya
minta. Tapi, keputusan untuk bangun dan berdoa ada di tangan saya.
Kita perlu bekerja sama dengan Allah untuk dapat terus mematikan
kehendak daging kita.
- Kita perlu ingat kematian Kristus itu untuk dunia.
Kristus mati bukan
buat kita saja
tapi untuk seluruh dunia.
(2 Kor 5:14).
Pandangan Kristus ditujukan untuk dunia, maka kita pun perlu
memandang juga seperti Allah memandang. Mengembangkan
karakter wanita Amsal 31 bukan hanya tentang diri kita sendiri, tapi
supaya kita lebih maksimal memberkati orang lain. Dunia
membutuhkan
Kristus
yang ada dalam hidup kita. Lihatlah dengan hati yang penuh dengan
belas kasihan sehingga kita memiliki kepekaan untuk mau berbagi
kebenaran itu dengan orang-orang di sekitar kita.
Selama kita masih hidup, kita bertanggung jawab untuk melanjutkan
pekerjaan Kristus di dunia ini.
Yah, tibalah di
akhir tulisan ini. Mari
kita sama-sama
berpikir “hidup
kita bukanlah untuk kita sendiri tapi untuk kemuliaan nama Tuhan.”
Selama Tuhan memberi kita kesempatan untuk menjadi wanita Kristen
yang cakap,
kerjakan panggilan itu dengan sukacita dan rendah hati. Proses hidup
membutuhkan progress,
semangat untuk bertumbuh menjadi persembahan yang berkenan di
hadapanNya!
Soli
Deo Gloria
No comments:
Post a Comment
Share Your Thoughts! ^^