Friday, August 25, 2017

Poem: Saya Takut Mati



by Grace Suryani



Waktu kecil, saya takut mati
Karena saya tahu, dosa saya banyak dan Tuhan tidak bisa diajak kompromi
Jadi jika saya mati
Saya tau kemana saya akan pergi
Ke neraka, karena itu saya takut mati

Untungnya, 
Saya lalu kenal Dia.
Yang memberi jaminan kekal untuk sekarang dan selamanya
Lalu hati saya jadi tenang ria
Tak lagi takut, jika harus putus usia

Di China, ketika asma melanda
Dan nafas tinggal satu persatu
Saya masih bisa tertawa
“Kemungkinan terburuk, yah saya mati.
Tapi saya tau, saya pasti masuk surga.”

Lalu saya bertemu suami saya
Dan saya jadi sedikit takut mati lagi
Bukan karena kuatir pintu surga berganti
Tapi karena hati takut, jika saya mati, siapa yang mengurus kekasih hati?
Akhirnya saya katakan kepada dia
“Jika saya mati,
Jangan takut menikah lagi
Saya sudah pasti bahagia dengan Dia
Jadi tak usah menyiksa diri. Menikahlah lagi.”

Lalu, anak pertama saya lahir
Dan kini…
Rasa takut kembali mengalir
Sungguh. Saya jadi sangat takut mati…

Bukan ke mana saya pergi
Yang membuat gentar hati
Tapi membayangkan luka dan derita buah hati
Yang membuat saya takut mati
Sangat amat takut mati

Ah seandainya
Mengikut Dia juga dapat jaminan takkan lagi menanggung duka
Selama badan masih di dunia
Sayangnya bukan itu janji-Nya

Ketika kelam melanda
Dan takut menghantui
Siapa sangka, Ia berbicara
Melalui si buah hati

Anak saya, jika keinginan ditolak
Maka ia pasti bertindak
Dan juga berontak

Ketika ia meratap
seolah dunia kiamat
saya menatap
lalu berucap…

9 bulan membawa kau
Ribuan dolar habis untuk mengeluarkan kau
Tidur tak nyenyak gara-gara kau
Setiap pagi sampai malam ngurusin kau
Masak buat kau
Suapin kau
Mandiin kau
Ganti popok kau
Jadi botol susu berjalan untukkau
Semua mami lakukan buat kau

Cobalah kau pikir
Jika yang kau minta itu baik dan itu yang mami pikir,
Masakkah mamimu segitu kikir??
Ketika semua sudah dilakukan untukmu
Masak iya mami sengaja untuk menyengsarakanmu?
Pikirlah nak, pikir

Tapi, yah saya tau,
Mungkin saat ini sulit baginya untuk mengerti
Alasan dibalik penolakan mami
Karena itu saya tidak tuntut ia untuk mengerti
Saya hanya berharap
Anak saya bisa mengingat
Bahwa cinta dan hati mami itu lekat
Dan juga pekat
Dan bahwa mami selalu dekat

Heeemm…
Kalau saya saja seperti itu
Saya yakin Dia juga begitu
Bahkan mungkin jauh lebih dalam daripada itu

Mungkin memang banyak hal tidak saya mengerti
Tapi Ia lakukan itu bukan untuk sengaja menambah sakit hati
Bukan untuk sengaja membuat duri
Ia hanya punya alasan yang belum bisa saya pahami
Tapi cukuplah bagi saya untuk mengingat
Bahwa Kasih-Nya lekat
Pekat
Dan selalu dekat

Sekarang,
Saya sih masih tetap takut mati
Tapi hati tidak lagi meradang
Karena saya tahu Ia mengerti
Dia tahu saya takut mati
Dia juga mengerti
Alasan kenapa saya takut mati
Dan yang lebih lagi
Saya tahu Dia peduli
Dia peduli kepada si buah hati
Lebih dari yang saya sadari

Jadi sekalipun saya masih takut mati
Takut itu tidak lagi menghantui

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^