by Leticia Seviraneta
“And become useful and helpful and kind to one another, tenderhearted (compassionate, understanding, loving-hearted), forgiving one another [readily and freely], as God in Christ forgave you.” –Ephesians 4:32 [AMP]
Suatu ketika Yesus memasuki kota Yerikho dan hendak melintasi kota itu. Di kota inilah ada Zakheus, kepala para penagih pajak yang kaya. Zakheus ingin melihat Yesus, namun karena ia pendek ia tidak dapat melihat-Nya di tengah keramaian. Jadi ia memanjat pohon ara di pinggir jalan yang akan dilewati oleh Yesus. Ketika Yesus melewati jalan tersebut, ia melihat ke atas dan memanggil Zakheus. Yesus berkata, “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” Zakheus segera turun dan menyambut Yesus dengan sukacita. Namun kerumunan orang di sana menjadi bersungut-sungut dan berkomentar: “Ia menumpang di rumah orang berdosa.” Namun terlepas dari gerutuan orang-orang tersebut, Zakheus berdiri di hadapan Yesus dan berkata, “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Lalu kata Yesus, Pada hari ini engkau dan seluruh keluargamu diselamatkan oleh Allah dan diberikan hidup yang baru, sebab engkau juga keturunan Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.” (Luk. 19:1-10, paraphrased)
Bagi orang Yahudi di zaman itu, profesi sebagai penagih pajak dianggap rendah dan berdosa, karena penagih pajak, yang notabene adalah orang Yahudi juga, bekerja untuk pemerintah Roma dan menagih pajak rekan sebangsanya. Biasanya jumlah yang ditagih jauh lebih besar dari yang harusnya dibayarkan, dan dari sanalah para penagih pajak memperoleh kekayaannya. Zakheus merupakan kepala dari para penagih pajak pada masa itu. Jadi kita dapat bayangkan ia merupakan orang yang paling dibenci rakyat karena posisinya. Ia menjadi terkucilkan. Belum lagi dengan fisiknya yang pendek dibanding kebanyakan orang, yang pasti juga menjadi bahan cemoohan warga sekitar. Namun sangat menarik bahwa Tuhan Yesus (yang Maha Tahu) menyadari keberadaan Zakheus di atas pohon. Ia juga berkata bahwa Ia HARUS menginap di rumah Zakheus. Ini menunjukkan Yesus tidak menganggapnya sebagai orang yang harus ia hindari, melainkan Yesus menerima Zakheus apa adanya. Yesus menunjukkan kebaikan di saat Zakheus tidak layak menerimanya.
Bagian yang indah berikutnya adalah respon Zakheus yang menyambut Yesus dengan gembira. Ia menunjukkan respon atas kebaikan Tuhan dengan hendak memberikan separuh hartanya dan mengembalikan empat kali lipat bila ia menagih pajak secara tidak benar selama ini. Ini merupakan sebuah pemberian yang sangat murah hati dan menunjukkan ia lebih menghargai Yesus di atas harta-hartanya. Bandingkan kisah ini dengan kisah orang kaya yang justru enggan melepas hartanya untuk mengikut Yesus (Mat. 19:21-22). Hidup Zakheus berubah 180o karena satu sentuhan kebaikan Yesus. Yesus pun menyambut respon Zakheus dengan hadiah yang paling berharga, Zakheus dan seisi keluarganya diselamatkan.
Kebaikan mengubah segalanya. Kebaikan, terutama bila diberikan kepada yang tidak layak menerimanya, menjadi seperti tamparan kasih untuk kembali ke jalan yang benar. Tentu tidak semua orang yang menerima kebaikan kita akan meresponi sebaik Zakheus. Akan tetap ada orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan menganggap sepi kebaikan kita. Namun fokus dari kebaikan sesungguhnya bukanlah untuk mendapatkan balasan, melainkan sebagai cerminan akan kebaikan yang telah kita terima sendiri dari Tuhan. Kita menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk memberikan kebaikan-Nya kepada sesama kita. Tidak ada yang membuat kita semakin mirip dengan Yesus selain ketika kita mengasihi dan berbuat baik kepada sesama.
Berbaik hatilah, karena setiap orang yang kita temui mungkin sedang mengalami pergumulan berat yang tak terbayangkan di benak kita. Berbaik hatilah, karena kebaikan mengubah segalanya. Kebaikan dapat mengubah musuh menjadi teman. Kebaikan dapat merajut kembali hubungan yang sempat terputus. Kebaikan dapat mengukir senyuman di wajah orang asing. Kebaikan dapat mengubah dukacita seseorang menjadi sukacita. Berbaik hatilah, karena Tuhan sudah terlebih dahulu baik kepada kita.
No comments:
Post a Comment
Share Your Thoughts! ^^