Wednesday, August 2, 2017

Berbuat Baik itu Sederhana


by Tabita Davinia Utomo

Pernah mendengar ungkapan seperti di atas?

Sama, tos dulu yukk. :p Hehe.

Walaupun sering diucapkan, ternyata berbuat baik itu nggak sesederhana yang kita bayangkan. Apalagi kalo kita melihat banyaknya orang yang (secara finansial) lebih sering membantu masyarakat di sekitar kita. Hmmm... Mungkin kita bakal mikir, “Aku mah apa atuh. Cuma remah-remah roti. Cuma debu tanah yang nggak bisa ngapa-ngapain.”

Tapi, no. Tuhan nggak pernah bilang, “Buatlah kebaikan cuma dengan kekayaanmu.” Nggak. Dia (melalui Paulus) justru berkata,

Apapun juga kamu kamu perbuat, perbuatlah semuanya itu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (Kolose 3:23, TB)

Ini poin terpenting dalam pekerjaan atau apapun yang kita lakukan saat ini. Semuanya bukan untuk eksistensi diri kita masing-masing. Semua jerih payah kita bukan untuk menunjukkan, “Ini, lho! Aku bisa ngelakuin ini itu. Hayo kamu bisa, nggak?”. Bukan. Semua yang kita lakukan harus kita tujukan kepada Allah, dan hanya kepada Dialah kita mendasarkan pekerjaan kita. He is the reason why we do good deeds. :)

Tapi gimana caranya berbuat baik?

Simple. Here are the examples: 

  • Kita nggak perlu jadi orang kaya buat bisa nolongin kaum papa. Tapi kita bisa membagikan makanan kepada mereka. :) 
  • Kita nggak perlu jadi mahasiswa atau siswa ranking 1 paralel untuk menolong teman-teman kita dalam mempelajari ilmu. Kalo kita tahu apa yang nggak mereka tahu (dan mereka tanya ke kita), kita bisa jelaskan dengan sabar pada mereka (tentunya jangan lakukan ini waktu ujian, ya :p). 
  • etc. etc. etc. (Baca: dan masih ada banyaaaakkk lagi perbuatan baik yang bisa kita lakukan.) 
Tanpa kita sadari, perbuatan baik kita yang sederhana itu dapat membuat kita melakukan perbuatan baik yang lebih besar lagi. Sama seperti lagu sekolah minggu, “S’dikit demi sedikit, tiap hari tiap sifat, Yesus mengubahku,” melakukan perbuatan baik itu juga butuh proses, apalagi kalo kita terbiasa mementingkan diri sendiri, nggak peduli orang lain. But, ups! Kalo kita udah menerima Kristus dalam hidup kita, seharusnya pola pikir “hidup cuma buat aku, aku, dan aku doang” nggak bercokol lagi dalam pikiran kita dong, karena kita sadar kalo Dia nggak menghendaki kita hidup demikian. :)

Sama seperti yang Paulus katakan dalam Kolose 3:23, perbuatan apapun yang kita lakukan haruslah sepenuhnya tertuju pada Allah, bukan pada diri kita atau orang lain. FYI, kalo kita berbuat baik cuma buat nunjukkin diri ke orang lain, “Ini lhoo, gw bisa kan, berbuat baik. Ga kaya’ lo yang cuma bisa nuntut doang blablabla~” ujung-ujungnya pasti pahit. :p Jangan sampai kita mencuri kemuliaan Tuhan ketika kita berbuat baik, karena Dia telah berbuat baik terlebih dulu pada kita. Dan berbuat baik itu menyenangkan, kok. :) Seneng kan, rasanya kalo kita udah bantuin seseorang, terus dia bilang, “Terima kasih” (dan dengan senyuman hangat *melting wkwk*)? Hehe.

Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! (Roma 12:17, TB)

Paulus nggak bilang, “Bagi makananmu sama orang yang udah bantuin kamu ngerjain tugas!” atau, “Bantuin temenmu kalo dia pernah bantuin kamu!” Nggak. Paulus bilang, “...lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!” Nggak ada kategori “siapa yang baik sama aku” dan “siapa yang jahat sama aku”. Tuhan kita udah kasih teladan sempurna dalam berbuat baik (termasuk pada mereka yang membenci-Nya), masa’ kita nggak mau meneladani-Nya?

Tuhan lebih dulu berbuat baik kepadaku... Berbuat baik, berbuat baik lebih sungguh.

1 comment:

  1. Salam kenal,
    Saya setuju, berbuat baik itu tidak harus menunggu kaya terlebih dahulu. Tapi dari sekarang harus mulai dibiasakan untuk saling tolong dalam kebaikan.

    ReplyDelete

Share Your Thoughts! ^^