Monday, January 26, 2015

Melanjutkan Pekerjaan Yesus

by Felisia Devi


Apa yang terlintas di pikiran kalian ketika kalian membaca kata “misi”? Misi adalah apa yang kita lakuin untuk mencapai sebuah visi. Jadi, misi selalu berhubungan sama visi. Karena itu, aku mau ajak kalian untuk menggali lebih dalam soal visi-misi.
Sebagai anak-anak Tuhan yang hidupnya udah ditebus oleh darah Kristus, berarti hidup kita ini bukan milik kita lagi. Kalau zaman dulu, hak seorang budak itu dimiliki oleh orang yang membeli/menebusnya. Ya, seperti itu juga hidup kita… dari tawanan dosa yang sedang menuju maut, lalu dibebasin lewat penebusan Kristus, sehingga kita dapat kasih karunia dan kehidupan kekal. Berarti karena penebusan itu, hidup kita sekarang menjadi milik Kristus dan harusnya kita hidup sesuai apa kata Tuhan dan apa yang Tuhan mau. Kita gak punya hak untuk hidup kita lagi karena kita milik-Nya.

Jadi, apa yang Tuhan mau kita lakukan di dunia ini? Yesus datang dan hidup di dunia ini untuk memberi teladan bagaimana hidup yang sesuai dengan kehendak Bapa. Dia punya hubungan dengan Bapa, Dia tau untuk apa dia datang ke dunia dan Dia tau apa yang harus Dia lakukan di dunia ini untuk memenuhi suatu tujuan.
Tujuan Bapa mengutus Yesus datang ke dunia adalah untuk menggenapi “penebusan” yang sudah dinubuatkan dan dinanti-nantikan, yang akan mengembalikan manusia kepada rancangan yang semula sebelum jatuh ke dalam dosa. Untuk mencapai tujuan Bapa, Yesus melakukan suatu misi, yaitu Yesus harus memberitakan kebenaran Injil, membagikan kasih dan bahkan memberikan diri-Nya untuk mati di kayu salib. Apa yang telah Yesus lakukan di dunia, itu semua sesuai dengan kehendak Bapa.

”… Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal. Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku.” (Yohanes 7:28-29)

Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.” (Yohanes 14:10)

Dan Yesus juga pernah berkata, Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa…” (Yohanes 14:12)

Sebagai orang yang udah ditebus, hidup kita ini milik Kristus. Kristus mau supaya kita melanjutkan pekerjaan-pekerjaan yang dulu Dia lakukan di dunia, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari itu. Berarti misi kita sebagai orang percaya berhubungan sama pekerjaan-pekerjaan Yesus dan untuk kepentingan Bapa. Kita harus memberitakan Injil keselamatan kepada orang yang belum percaya, bahwa hidup mereka udah ditebus oleh Allah melalui kematian Yesus Kristus.

Coba deh kalian renungin dan flashback hidup kita sebelum menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat… dan gimana hidup kita sesudah menerima Injil keselamatan? Apa yang bikin kita bisa kenal Tuhan Yesus? Apa karena tiba-tiba? Gak ada angin, gak ada ujan, tiba-tiba dapet pewahyuan dan bisa ngerti sendiri tentang Injil keselamatan? Gak begitu kan? Pasti lewat orang lain yang membagikan/memberitakan kasih itu. Ada orang-orang yang mau bayar “harga”, supaya kita bisa mendengar kebenaran Injil yang akhirnya memerdekakan hidup kita. Tanpa ada orang-orang seperti itu, kita gak akan pernah bisa mendengar kebenaran Injil.

Apakah kalian alamin banyak perubahan luar biasa setelah menerima Yesus Kristus? Mengalami kasih karunia demi kasih karunia? Kemenangan, sukacita dan damai sejahtera?

Kalau kalian udah mendengar Injil keselamatan karena ada orang yang mau bayar harga, mau gak kita juga bayar harga supaya orang lain bisa mendengar kabar keselamatan itu? Kalo kita udah menerima banyak hal dari Tuhan, mau gak kita melihat orang lain juga mengalami hal-hal tersebut? Mau gak kita bagikan kesaksian kita kepada mereka?

Kita udah dapat dan alamin kasih karunia Tuhan secara “gratis”, masa iya kita gak mau bagiin kasih itu ke orang lain juga? Supaya mereka juga bisa alamin sukacita seperti yang kita alamin. Kalau bukan lewat kita, orang-orang yang udah alamin lebih dulu, lewat siapa lagi mereka bisa merasakan kasih Kristus?

Coba lihat sekeliling kita, siapa kira-kira orang yang perlu kita bagikan kasih Tuhan. Berdoa dan tanya Tuhan, apa yang Tuhan mau kita lakukan supaya kita bisa meneruskan pekerjaan-Nya dan dimana Tuhan mau tempatkan kita supaya kita bisa membagikan kasih-Nya lewat kehidupan kita.

Buat para single ladies, jangan sampe status single kita menjadi penghalang buat kita melakukan pekerjaan Tuhan. Karena (menurut pengakuan dan pengamatan), para single biasanya memiliki waktu yang lebih banyak dibanding dengan yang sudah menikah. Jadi manfaatin dan pergunain dengan maksimal kelebihan waktu kita untuk bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan Tuhan.

Jangan terlalu fokus pada diri kita sendiri. Misalnya, kita selalu punya pikiran: “Kalo gw kerja buat Tuhan terus, kapan gw dapet jodohnya? Kapan hidup gw sukses kalo kerja buat Tuhan terus?” Deuh deuh, gak usah pusing deh. Soal jodoh, menikah… jangan terlalu khawatir atau fokus sama soal gituan. Biarpun secara pribadi aku juga belum ada pasangan, tapi aku percaya pekerjaan Tuhan untuk memperlebar kerajaan surga itu lebih penting untuk kita lakukan daripada mementingkan kerajaan sendiri. Kalau Tuhan memang rekomen kita untuk menikah, Dia pasti akan sediakan dan pertemukan kita dengan cara-Nya yang kreatif dan waktu-Nya yang tepat.

Kalo soal kapan bisa sukses? Kesuksesan seseorang itu bukan diukur dari jabatan atau materi yang kita dapat, tapi sukses berdasarkan kebenaran adalah, apakah kita menjalani dan memenuhi visi-misi yang Tuhan tetapin buat hidup kita…

dan berlari-lari pada tujuan untuk memperoleh panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” (Filipi 3:14)

Melakukan pekerjaan misi itu gak selalu rumit atau susah seperti yang dibayangkan, dan gak harus langsung ke pedalaman terpencil. Melakukan pekerjaan Tuhan juga tidak harus selalu pergi meninggalkan rumah orang tua dan berpisah dengan keluarga kita. Misi bisa dilakukan mulai dari lingkungan sekitar kita dan dari hal yang kecil. Kita bisa mulai melakukan misi di lingkungan dan di kota kita.

Kali ini aku mau ajak kita berkenalan dengan teman sepelayananku, seorang wanita single juga, yang bernama Maria Lestari. Ia mau menceritakan tentang hatinya untuk misi dalam mengajar anak-anak keluarga pra-sejahtera dan anak-anak jalanan.


F: Maria, boleh tolong ceritakan sedikit mengenai pelayanan kamu buat anak-anak pra-sejahtera dan anak-anak jalanan? Sejak kapan kamu mulai melayani dan mengajar mereka?

M: Saya melayani anak-anak pra-sejahtera baru mulai tahun ini. Dua tahun lalu juga pernah, tapi hanya sekedar bantu-bantu saja (tidak fokus). Selama dua tahun tidak terjun dalam pelayanan itu, hati misi tetap ada dan semakin lama semakin besar. Saya berdoa, kalau memang kehendak Tuhan, Tuhan pasti bukain jalan-Nya. Dan tahun ini Tuhan buka jalan. Ada seorang teman yang mengajak saya untuk memberikan bimbel (bimbingan belajar) dan sekarang saya sudah mulai fokus.

F: Hal apa yang membuat kamu bisa terpanggil dalam pelayanan ini?

M: Dari dulu sebenarnya sudah punya hati buat kalangan seperti mereka. Saya memiliki hati misi untuk orang-orang seperti ini; yang tertolak dan terbuang. Kita tidak bisa memilih mau dilahirkan di keluarga mana dan dalam keadaan bagaimana, tapi satu hal, kita dapat membuat keajaiban buat orang-orang di sekeliling kita supaya mereka mengetahui kalau ada Tuhan yang sayang sama mereka. Alasan lainnya, karena saya udah menerima anugerah dari Tuhan dan saya mau bagikan anugerah yang udah saya dapat ini buat orang lain.

F: Kamu sekarang melayani di berapa tempat?

M: Sekarang baru mulai melayani di tempat yang baru. Ini pun anugerah Tuhan, saya bisa dibawa masuk ke daerah ini. Di sini mereka mau membangun bukan sekedar bimbingan belajar dan kerohanian, tapi juga dari segi karakter dan lainnya. Sekarang saya fokus di sini, konsentrasi ke satu wilayah saja. Buat saya, lebih maksimal kalo kita fokus, karena melayani masyarakat seperti ini tidak mudah. Kita harus bawa dalam doa, harus bisa jawab kebutuhan mereka dan benar-benar harus minta hikmat Tuhan.

F: Apakah ada kendala atau kesulitan dalam pelayanan ini? Apakah keluarga dan teman-teman mendukung?

M: Mereka dukung. Keluarga tau kalo saya suka memberikan les di daerah seperti ini. Mereka hanya khawatir. Seringkali mereka tanya "Kamu gak takut ya?" dan selalu mengingatkan untuk berhati-hati. Tapi mereka tidak melarang.

Pelayanan ini selain butuh iman dan butuh hikmat, saya juga perlu belajar budaya mereka supaya bisa menjawab kebutuhkan. Dan juga butuh kesabaran, karena pendidikan dan karakter mereka di lingkungan yang seperti ini masih kurang.

F: Bisa ceritakan bagaimana suka atau dukanya dalam menjalani pelayanan ini?

M: Sukanya adalah senang melihat mereka sadar kalau mereka dikasihi dan berharga. Dukanya, harus sabar menghadapi orang-orang seperti ini, karena hukum rimba berlaku buat mereka, siapa yang kuat dia yg menang. Dan lagi, kebanyakan anak-anak seperti ini tidak terlalu menghargai pendidikan. Mereka tidak sadar pentingnya pendidikan. Urusan perut nomor satu. Perubahan pola pikir dan pembentukan karakter itu yang utama, karena terkadang anak-anak seperti ini harus lebih banyak belajar tentang etika.

F: Apakah ada pembelajaran, kenangan atau kejadian unik dan lucu selama menjalani pelayanan ini?

M: Kejadian lucu yang sering terjadi, mereka suka lupa kalau hari itu ada bimbel. Jadi ketika saya dateng, mereka lagi asyik main sama teman-teman mereka dan mereka tanya, "Kakak, hari ini ada les ya?" Lalu mereka tinggalin mainan mereka, lari ke rumah dan ambil buku. Yang unik buat saya adalah ketika mengajar anak yang tidak bisa melanjutkan sekolah karena biaya, tapi anak-anak ini pintar. Beberapa dari mereka di usia yang masih 12 tahun, sudah bekerja di pasar untuk membantu orang tua mereka. Dan hal ini membuat saya berpikir lebih lagi tentang hidup, tentang kasih karunia dan tentang membagikan hidup buat mereka.

F: Apa ada pesan buat teman-teman single yang mungkin punya hati yang sama untuk pelayanan ini, atau sedang ragu dengan panggilannya?

M: Pesannya buat teman-teman yang sudah punya hati untuk melayani, terus berjalan dalam panggilan Tuhan buat hidupmu dan terus mencari apa yang menjadi kehendak-Nya. Jangan pernah hitung untung atau rugi dalam pelayanan ini. Tugas kita hanya TAAT dan TAAT. Nanti Tuhan sendiri yang akan menggantikan semuanya dengan KEMURAHAN hidup, yang artinya hidup penuh dengan kasih karunia-Nya :) Ketika hidup di dalam panggilan-Nya, jangan khawatir tentang apapun juga. Karena Tuhan yang memanggil dan Tuhan pasti yang akan memelihara hidup kita.


Nah girls, dari cerita Maria, apa kamu sudah punya bayangan lebih lagi contoh melakukan pekerjaan Tuhan? Tuhan sendiri yang taruh kerinduan di hati Maria untuk anak-anak keluarga pra-sejahtera. Tuhan buat Maria semakin yakin dengan panggilan misinya, dan akhirnya Tuhan sendiri yang bukain jalan untuk dia bisa melayani. Ingat juga pesan dari Maria bahwa untuk melakukan pekerjaan-Nya, jangan pernah hitung-hitungan. Tuhan sendiri yang akan menggantikan semuanya… ”sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.” (Matius 10:10) Jangan takut rugi untuk memberikan apa yang kita punya.

Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.” (Markus 8:35)

Buat yang masih bingung sama apa yang mesti kalian lakukan untuk pekerjaan Tuhan, atau belum tau apa panggilan Tuhan buat hidupmu, seperti yang sudah aku bilang sebelumnya, berdoa dan tanya Tuhan apa yang Tuhan mau kita lakukan. Coba lihat sekeliling kita, apa yang menjadi kebutuhan mereka? Siapa yang perlu kita bagikan kasih Kristus? Keluarga kita kah? Tetangga kita kah? Atau teman-teman sekitar kita? Kebutuhan apa yang perlu kita tolong? Kita juga bisa mulai lewat pelayanan yang ada di gereja lokal kita atau ajakan dari teman. Nanti akan teruji, apakah pelayanan itu memang panggilan kalian.

Misi kita adalah menabur diladang-Nya Tuhan. Apa yang kita tabur, pasti akan kita tuai. Apa yang bisa kita lakukan untuk didedikasikan buat Tuhan? Selagi kita punya waktu dan kesempatan, lakukanlah semua itu dengan maksimal karena pasti ada hasil yang akan kita tuai. Selain buat orang yang kita layani, itu akan berdampak juga buat kita. Karena buat aku, semakin aku melakukan pekerjaan-pekerjaan Tuhan sesuai panggilanku, semakin banyak aku alamin Tuhan. Aku juga semakin belajar dan diubahkan ke arah Kristus. Dan hal itu bikin hidup aku makin exciting setiap harinya.

Apa yang bisa kita lakukan? Mengajar, men-design, menulis, memberi waktu, tenaga dan uang kita? Berikan dari apa yang kita punya dan belajar lakukan dari apa yang bisa kita lakukan. Biarpun itu hal kecil atau simple, kalo dilakukan dari hati dan kerinduan, itu pasti akan berdampak.

Melakukan pekerjaan Tuhan adalah suatu kehormatan. Kita dipakai menjadi alat untuk menyalurkan kasih Tuhan. Itu akan mendatangkan sukacita tersendiri buat kita, karena kita sendiri sudah mengalami kasih Tuhan terlebih dahulu.

Atau mungkin di antara temen-temen ada yang sudah punya hati untuk melayani “di mana”, tapi ada yang masih berpikir-pikir ulang dan ragu karena merasa ada yang kurang dari diri kalian. Jangan menunda-nunda dengan berbagai alasan, atau berpikir, "Nanti aja deh, tunggu ini, itu, dan lainnya…" karena dulu aku sempet juga punya pikiran menunda seperti itu. Aku lebih mikir apa yang aku belum punya, salah satunya fasilitas. "Nanti tunggu punya kendaraan sendiri deh, karena akan lebih gampang mondar-mandir." (Alesannya gak banget kan, padahal punya kaki buat melangkah itu udah lebih dari cukup) Kalo aku masih punya pikiran itu sampai hari ini dan gak mengubahnya, hari ini aku gak akan jadi diriku yang sekarang, karena sampe sekarang aku belum punya kendaraan sendiri tuh… hehehe… Sebenarnya kalau kita sudah ada hati dan kemauan untuk melakukan, itu sudah lebih dari cukup untuk menjadi modal melakukan pekerjaan-pekerjaan Tuhan.

Atau mungkin kamu berpikir, "Aduh, nggak dulu deh, belum bisa…" Kapan mau melangkah kalau kita menunggu hal-hal yang sesuai standard kita terpenuhi dahulu. Yang penting kalo sudah punya hati, kita melangkah. Dan penyertaan Tuhan lewat Roh Kudus yang akan memampukan kita. Fokus pada apa yang bisa kita lakukan dan jangan lebih memikirkan apa yang belum bisa kita lakukan.

Selamat menjalani misi kalian dengan penuh sukacita!
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tentang penulis









Felisia Devi 

A woman who lives in His grace. Likes simple things, travel, adventure, and nature. Loves reading and writing.  




No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^