Wednesday, January 7, 2015

Langkah - Langkah Kaki Maria

by Sarah Eliana
 
Aku memperhatikan Dia dari seberang ruangan. Di sanalah Ia duduk, menikmati makanan yang dihidangkan saudariku, Marta. Dia mendongakkan kepalanya dan tertawa dengan suara yang menggelegar. Murid-murid-Nya tertawa bersama-Nya. Saudaraku – Lazarus – membuat lelucon seperti biasanya. Di sanalah mereka berdua duduk ...Dua orang yang paling aku cinta di seluruh dunia. Salah satu dari mereka meninggal dan dihidupkan kembali. Yang lainnya adalah Sumber Kehidupan. Oh, betapa aku sangat diberkati! Hatiku meletup-letup dengan ledakan cinta dan sukacita. Tanganku gemetar ketika aku meraih botol parfum dari rak. Aku berjalan perlahan-lahan kepada-Nya ... Meletakkan satu kaki di depan kaki yang lain dalam langkah-langkah kecil yang penuh iman sambil mengingat-ingat semua yang telah Ia lakukan bagiku.

Satu langkah ... Dia mengunjungi kami di rumah kami. Suasana saat itu persis dengan suasana saat ini. Dia duduk di tengah ruangan. Murid-Nya di sekeliling-Nya, mendengar dan belajar dari Rabbi yang telah menyebabkan kehebohan di seluruh Yudea ini: Ia mengajar dengan otoritas, Ia mengusir roh jahat, Ia menyembuhkan, Ia mengubah kehidupan! Dan di ruangan inilah Ia duduk. Aku duduk mendengarkan di dekat kaki-Nya.

Dua langkah ... Saudariku Marta masuk ke ruangan dan mengeluh kepada-Nya tentangku. Well, Ia mengajar dengan penuh otoritas sehingga aku betul-betul lupa untuk membantu Marta. Aku pikir Ia akan menegurku, lagipula bukankah tempat perempuan seharusnya di dapur? Tetapi ternyata Ia tidak menegurku! Ia mengatakan bahwa aku telah memilih bagian yang terbaik dan bahwa bagian itu tidak akan pernah diambil dariku. Murid-murid-Nya tercengang. Mereka tampaknya juga mengira bahwa Ia akan menegurku, tapi kenyataannya Ia justru membelaku. Tidak ada guru Hukum Taurat yang pernah membela seorang wanita! Siapa Dia? Siapakah Guru yang datang ke ruang tamuku ini dan membela aku di hadapan para pria yang lain?

Tiga langkah ... Aku dan Martha sangat khawatir. Lazarus, saudara kami sedang sakit keras dan tidak ada yang dapat kami lakukan untuk membantunya. Kami telah mengirim seseorang untuk memberitahukan-Nya bahwa teman terkasih-Nya tertimpa sakit keras dan membutuhkan pertolongan-Nya. Dia adalah seorang Penyembuh, dan kami percaya bahwa Dia bisa dan akan menyembuhkan saudara kita. Kami menunggu ... dan menunggu ... dan menunggu. Menit berubah menjadi jam ... jam berubah menjadi hari. Dimana Dia? Apa yang menghalangi-Nya untuk datang? Mengapa Dia tidak datang untuk menyelamatkan kami? Dia mengatakan bahwa Dia mengasihi kami, tapi mengapa Dia tidak ada di sini? Dia tidak pernah datang. Dia tidak ada di sana untuk membantu, dan saudara kami meninggal. Sekarang tidak ada lagi harapan bagi kami! Lazarus meninggal, dan tidak ada yang Dia bisa lakukan sekarang.

Empat langkah ... Dia akhirnya tiba juga, tapi terlambat empat hari! Kami telah mengubur saudara terkasih kami Lazarus 4 hari sebelumnya. Banyak dari teman-teman kami yang datang untuk menghibur kami, tapi Dia yang kehadiran-Nya paling kami harapkan justru terlambat 4 hari!! Aku kecewa. Dia telah mengecewakan kami, dan aku tidak ingin melihat-Nya! Jadi aku duduk di rumah sementara saudariku Marta pergi menemui-Nya dan menyuarakan kemarahan dan kekecewaan kami, "Tuhan, jika Engkau tiba lebih awal, saudara kami tidak akan mati".

Lima langkah ... Dia mengatakan kepada Marta bahwa saudara kami akan bangkit lagi. Siapa yang mau Dia bohongi? Marta masuk ke dalam rumah dan mengatakan bahwa Dia ingin bertemu denganku. Aku tidak mau. Aku hanya ingin duduk di sini dan menangisi kematian saudara terkasihku, tapi aku tau aku harus pergi menemui-Nya. Jadi aku bangkit berdiri dan berjalan ke luar untuk menemui-Nya dan mengatakan kepada-Nya betapa aku kecewa terhadap Dia. Aku marah bahwa Dia tidak datang di saat kami sangat membutuhkan Dia. Aku ingin Dia tahu bahwa kami sangat kecewa.

Enam langkah ... Dia berdiri di luar rumah menungguku. Dia tersenyum ketika melihatku. Aku tidak bisa melakukannya! Aku tersungkur di kaki-Nya. Aku meratap dan meratap dan meratap. Aku mengulang-ulang perkataan, "Kalau saja Engkau ada di sini, saudaraku pasti akan tetap hidup!" Ia membungkuk, membantuku berdiri, dan aku merasakan gelombang kasih dan cinta yang keluar dari-Nya. Dia bertanya di mana saudaraku dibaringkan, dan kami membawa-Nya ke sana. Di sana ... di kuburan Lazarus, Ia menangis. Ia menangis! Oh ... betapa Ia mengasihi saudaraku, tapi sudah terlambat. Tidak ada lagi yang Dia bisa lakukan. Air mata tidak akan membawa saudaraku kembali.

Tujuh langkah ... Ia melangkah ke kubur itu dan memerintahkan supaya batu yang menutupi kuburan itu diangkat. Apa yang Dia lakukan sekarang??? Lazarus sudah meninggal 4 hari, jika batu itu diangkat akan tercium bau busuk! Apakah Ia begitu sedih sehingga kehilangan pikiran-Nya? Ia mengatakan kepada kami bahwa kami akan melihat kemuliaan Allah, kemudia Ia mulai berdoa. Ia kemudian berseru dengan suara-Nya yang berwibawa dan memerintahkan Lazarus untuk keluar! Dan lihat! Keluarlah saudaraku yang telah mati selama berhari-hari ... seolah-olah ia baru bangun dari tidur!

Dan di sinilah aku sekarang ... berdiri di hadapan-Nya dengan botol parfum di tanganku. Seluruh ruangan menjadi diam. Semua orang menatapku, "Apa yang dia lakukan?" mereka berbisik. Ia menatapku dengan pengertian dan cinta. Hatiku bersyukur ... bersyukur atas semua yang telah Ia lakukan untukku bahkan ketika hatiku mengeras oleh ketidakpercayaan dan ketakutan.

Aku menatap Ia sekarang. Elohim ... Sang Allah Pencipta ... duduk di ruang tamuku ... makan makanan yang dibuat oleh tangan saudariku yang Ia sendiri bentuk dan ciptakan ... bercanda dengan saudaraku yang telah Ia bangkitkan dari dunia orang mati. Hatiku sekali lagi meledak dengan letupan-letupan kasih, sukacita, dan pemujaan untuk Yesus... Tuhan segala tuhan ... Juruselamat Penebusku ... dan aku sujud menyembah kepada-Nya.

Aku membuka botol parfum dan kutuangkan di atas kaki-Nya ... kaki-Nya yang lelah. Kaki yang berjalan di jalan-jalan berdebu Yudea mewartakan Kerajaan Allah, menyentuh hidup, menyembuhkan hati yang luka, memulihkan keluarga. Oh, betapa benar Firman Tuhan dari Kitab Yesaya,

"How beautiful upon the mountains are the feet of him who brings good tidings, who publishes peace, who brings good tidings of good, who publishes salvation, who says to Zion, Your God reigns!"
(Yesaya 52 : 7)

Betapa indahnya kaki-Nya! Dalam hatiku yang terdalam kukatakan, "Ya Tuhan ... Tuhanku ... bila kaki-Mu lelah, ingatlah ini. Ingat cintaku untuk-Mu. Bila kaki-Mu sakit, ingat hadiah kecil ini ". Aku membungkuk, mencium kakinya dan menyekanya dengan rambutku.
-------------------------------------------------- ---------------------------------------------------------------------
Bagaimana dengan engkau, saudariku? Apakah hatimu mengeras karena engkau telah meminta Tuhan untuk membantumu, namu Ia tidak kunjung datang? Pada saat engkau takut ... bagaimana reaksimu? Saat hatimu dipermainkan dan dicampakan seperti sampah tak berharga, apa yang engkau lakukan? Apakah engkau mengambil hatimu dan melindunginya dengan kekuatanmu sendiri?

Apakah engkau menguburnya dalam gua yang tertutup oleh batu besar sehingga tak seorang pun bisa datang dan mencurinya? Jangan! Karena jika engkau menguburnya, hatimu akan mengeluarkan bau busuk sama seperti tubuh Lazarus akan berbau busuk jika Yesus tidak datang dan membangkitkan dia dari antara orang mati. Jangan membunuh hatimu! Berikan kepada Dia yang menciptakannya. Jangan seperti bangsa Israel pada zaman Nabi Musa.

Bangsa Israel dilindungi oleh kuasa Allah. Mereka telah melihat tentara Firaun tersapu oleh Tangan Tuhan yang kuat di tengah Laut Merah yang terbagi dua. Allah berjalan bersama mereka dalam tiang api dan tiang awan. Mereka diberi makanan surgawi setiap hari tanpa gagal. Mereka diselamatkan dari ratusan tahun penindasan oleh bangsa Mesir! Tapi, apa yang mereka lakukan ketika dihadapkan dengan rasa takut? Mereka berbalik dari Tuhan dan sujud menyembah kepada patung lembu emas.

Ketika kisah cintamu berakhir pahit, dan hatimu pecah berkeping-keping ... apakah engkau berbalik dari Tuhan? Apa yang engkau lakukan ketika rasa takut datang dan menatap wajahmu ... rasa takut ditolak lagi ... takut terluka lagi dan lagi. Apa yang engkau lakukan? Aku berada di posisi yang sama bertahun-tahun yang lalu. Apa yang aku lakukan? Aku melindungi hatiku. Aku berkata pada diriku sendiri bahwa laki-laki itu brengsek ... mereka semua diciptakan untuk membuat hidup perempuan menderita. Aku tidak sujud menyembah kepada anak lembu emas, tapi aku bersujud kepada kepongahan dan kesombongan. Aku melindungi hati dengan gagah perkasa. Tidak ada yang akan menyakitiku lagi. Tidak, aku tidak sujud menyembah kepada patung lembu emas, tapi aku sujud kepada rasa takut dan kesombongan. A golden calf nonetheless!

Alkitab mengatakan "Orang yang mengeraskan hatinya akan jatuh dalam malapetaka" (Amsal 28: 14). Oh ... betapa aku jatuh ke dalam kesulitan! Aku membenamkan hatiku dalam kotak yang terkunci di balik batu besar. Hatiku terlindung dari rasa sakit dan penolakan, tapi hatiku tidak terlindung dari satu hal: kepahitan. Hatiku menjadi pahit dan dingin. Ini adalah sebuah perjalanan yang sepi, saudariku! Aku berdoa supaya engkau berhenti berjalan di jalan itu.

Jadilah seperti Maria. Ingat ... ingat semua kebaikan yang Tuhan telah lakukan untukmu. Ya, ada saat-saat dimana Dia sepertinya telah mengecewakanmu. Tapi coba tebak, IT'S NOT TRUE. Dia tidak pernah gagal dan tak pernah mengecewakan. It's not in His nature. Waktu Tuhan selalu sempurna, dan Dia tahu apa yang terbaik bagimu. Serahkan hatimu pada-Nya. Jangan sujud menyembah kepada patung anak lembu emasmu jika engkau tidak ingin hatimu menjadi seperti patung itu: keras dan dingin. Indah dilihat, tetapi mati.

Renungkan semua hal yang baik yang Tuhan telah lakukan untukmu. Berjalanlah dalam langkah-langkah kecil iman dengan ucapan syukur dalam hatimu. Dia telah memberimu pakaian untuk menutupi tubuhmu ... makanan untuk mengisi perut kosongmu ... teman-teman untuk mendukung dan mendorongmu. Ia telah memberimu hidup-Nya sehingga engkau dapat hidup.

Berikan hatimu yang hancur kepada Tuhan. Ia akan memperbaikinya. Jika hatimu mengeras, serahkan kepada Bapa yang akan memberikan kelembutan. Tunduklah pada Sang Pencipta hatimu. Ciumlah kaki-Nya, dan seka dengan rambutmu. Biarkan indahnya wangi parfum menyelimuti hatimu dengan cinta dan penyerahan kepada Tuhan. Dan lihatlah… lihat hatimu yang bertumbuh dalam damai, sukacita dan pengharapan. Tidak hanya indah untuk dilihat, tapi juga hidup!

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tentang penulis




Sarah Eliana

Daughter of the King of kings. A happy wife & a proud mommy. Her passion is in missions, literature ministry, and education. Loves to travel, eat Asian food, read, write, and swim. 
(picture drawn by Jules)

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^