Wednesday, January 21, 2015

My Heart is Christ's Home

by Viryani Kho

Hati saya adalah rumahnya Tuhan. Kenapa saya pilih kata “home” instead of “house” disini? Karena home itu lebih bersuasana kekeluargaan, hangat dan nyaman. Sering denger donk, “home sweet home” tapi pernah gak kalian denger “house sweet house?” ;p Rumah yang dibangun dengan fondasi yang tepat (kehangatan, penuh kasih sayang, nyaman, dan teduh) adalah tempat dimana kita ingin selalu berpulang, tempat terbaik yang ada. Bahkan setelah liburan keluar negeri yang jauh, pas pulang rumah rasanya senang karena finally you are at your own place, bisa rest fully lega deh. Tapi gimana kalau sebaliknya? Rumah yang tidak dibangun dengan fondasi yang tepat, dimana tidak ada kedamaian. Pasti males banget deh pulang ke rumah. 

Disini terlihat seperti apa yang dilakukan Martha tidak mulia yah? Padahal dia menyiapkan makanan dan hidangan untuk Yesus dan tamu-tamu-Nya. Namun bukan begitu adanya. Di tengah-tengah acara, dimana Tuhan Yesus menyampaikan firman-Nya, Marta tidak menunjukkan sikap yang sama dengan saudara perempuannya, Maria. Maria benar-benar fokus duduk dekat kaki Yesus dan terus mendengarkan perkataan-Nya. Maria terus, yang berarti konsentrasinya tidak terpecah sedangkan Marta tidak memilih memberikan diri untuk mendengarkan kotbah Tuhan Yesus dengan penuh perhatian. Konsentrasi Marta terpecah antara mendengarkan firman Tuhan dan usaha untuk mempersiapkan segala sesuatu untuk melayani Tuhan Yesus dan tamu-tamu yang lain.


Apa sih yang kalian inginkan dari sebuah rumah? Kita tidak bicara mengenai bangunannya, tetapi bicara mengenai keharmonisannya. Ketika pulang kerumah, pastinya kita tidak mengharapkan adanya penolakan, atau kesengitan. Dan untuk menjadikan hati kita rumah-Nya, dimana kita benar-benar mengerti dan mengalami kasih-Nya kita harus selalu menyediakan waktu untuk-Nya ditengah-tengah kesibukan dari segala aktivitas dan benar-benar mencari tahu isi hati-Nya.

Cerita yang sangat popular dari Maria dan Martha, di pasal Lukas 10:38-42
 
Maria dan Marta
10:38 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. 10:39 Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria.  Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, 10:40 sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." 10:41 Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, 10:42 tetapi hanya satu saja yang perlu, Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."


Perbedaannya disini adalah Maria mendengarkan dengan penuh perhatian dan konsentrasi, sedangkan Marta mendengarkan dengan perhatian dan konsentrasi yang terpecah karena urusan-urusan dapur. Mengerjakan dua hal secara sekaligus dapat menimbulkan rasa lelah, dan jenuh. Ya iyalah, mengerjakan satu hal saja dapat benar-benar menguras tenaga kita, apalagi dua hal sekaligus? Rasa lelah dan penat ini menjadi bertambah ketika Martha melihat Maria dengan asyik duduk diam di kaki Tuhan Yesus mendengarkan cerita-Nya. Marta merasa tidak adil dan menjadi kesal.

Dapat kita simpulkan disini bahwa kesalahan Martha adalah: Pertama, Martha merasa Tuhan tidak adil dan tidak peduli padanya karena tidak menyuruh Maria membantunya. Kedua, Martha merasa lebih benar dibanding dengan Maria di dalam tindakan dan keputusan yang diambilnya.

Dan jawaban Tuhan menjelaskan dengan sangat clear bahwa Tuhan tidak memojokkan Martha atau menyudutkan Martha, melainkan Tuhan menjelaskan kalau Martha telah merepotkan dirinya sendiri dengan ketakutan dan kekawatiran yang berlebihan. Apa yang dilakukan Martha adalah baik dan mulia, tapi yang Tuhan inginkan juga adalah hubungan yang kekal dan dekat pada-Nya, maka Dia berkata Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya." Yang tidak akan diambil daripadanya itu berarti sesuatu yang kekal. Mengapa Tuhan berkata begitu? Karena firman Tuhan adalah kekal, seperti yang tertera dalam 1 Petrus 1:25: Namun, firman Tuhan tinggal tetap sepanjang zaman. Dan, inilah firman yang diberitakan kepada kamu (MILT version).

Bila kita terlalu sibuk dengan kegiatan kita, pekerjaan, pelayanan sampai-sampai kita melupakan hubungan intim dengan Tuhan maka kita sedang ada dalam masalah besar. Bangun pagi ingin saat teduh tapi buru-buru mandi dan siap-siap.. ntar siangan deh yah. Siang di kantor sibuk banyak kerjaan yang numpuk, ntar sorean deh satenya yah. Sore hari sedang dikejar deadline dan ingin pulang on time jadi di-pending lagi satenya yah. Pulang kerja lelah karena kerjaan numpuk, macet dan penat jadi langsung tepar tidak sempat saat teduh lagi. Atau mungkin beberapa malam tetap saat teduh, tapi sudah tidak konsen dan focus karena sudah terlalu lelah dan memberikan Tuhan waktu sisa-sisa energy kita. Doa malam hari, dan aminnya besok pagi mungkin :p

Mari kita semua belajar menempatkan Tuhan di tempat pertama, menjadi prioritas diatas segala prioritas. Jadikan hati kita rumah-Nya. Dimana Tuhan selalu tersambut dengan gembira, dimana we are simply breathless without Him, whereby we can’t life without Him nearby. Jangan sampai ketika di Surga nanti, di pintu Surga dimana Tuhan membuka buku kehidupan dan kita berharap kalau nama kita ada dalam buku kehidupan. Dan Tuhan menjawab: “Oh maaf anakku, tadinya Aku berniat menuliskan namamu di buku ini namun Aku terlalu sibuk sampai Aku lupa menuliskannya.”

Dengan diam di kaki-Nya dan mencari wajah-Nya kita menemukan jawaban dari segala kebutuhan yang kita butuhkan. Mazmur 46:10 berkata “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!” Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi! Dan pada Yesaya 30:15 mengatakan “Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu”

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tentang penulis



Viryani Kho

Loves all things autumn . One-on-one, meaningful conversation. Smell of the grass after the rain . Sharing about an answered prayer . Looking at snowflakes . The sound of children's laughter . Having tea with loved ones . 

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^