Friday, January 23, 2015

Teach Children to Know and to Love Their Identities

by Grace Suryani Halim

Dear my children,
Yah beberapa suara sumbang mungkin mengecap Bunda tidak nasionalis, tapi orang-orang yang berkata begitu sama sekali tidak kenal Bunda. Bunda BANGGA SEKALI jadi orang Indonesia. Biar Bunda hidup di negara orang, hati ini tetap untuk Indonesia. Karena sekalipun bangsa ini carut marut tapi Bunda tau Tuhan punya rencana menempatkan Bunda di bangsa ini.

Alasan utama Bunda mencintai Indonesia, bukan karena Indonesia negara yang kaya SDA, kaya budaya yang beraneka ragam, tapi karena Tuhan menempatkan Bunda sebagai orang Indonesia, dan Tuhan yang Bunda kasihi dan Bunda layani sudah MATI bagi Bangsa Indonesia. Tuhan mengasihi bangsa Indonesia. Bangsa yang besar tapi tidak bisa membedakan ‘tangan kanan’ dengan ‘tangan kiri’ seperti bangsa Niniwe. Bangsa yang besar tapi tidak bisa membedakan yang benar dan yang salah …


Ketika bertahun-tahun yang lalu, Bunda membaca kitab Yunus, sebuah ayat Tuhan taruh di dalam hati Bunda. Ayat untuk Indonesia.


Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?" Yunus 4 : 11.

Ketika Bunda membaca ayat itu, Tuhan membuat Bunda membacanya seperti ini Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Indonesia, bangsa yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari dua ratus juta jiwa, yang semuanya tidak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri?”

Yang dimaksud dengan membedakan tangan kanan dari tangan kiri, bukan mereka ngga tau yang mana kanan yang mana kiri tapi itu artinya mereka tidak bisa membedakan yang benar dan yang salah. Ayat itu benar-benar menancap di hati Bunda. Karena itu yang Bunda lihat terjadi di bangsa Indonesia. Yang benar jadi salah, yang salah jadi benar …

Ayat itu juga sangat menghibur Bunda karena itu menegaskan betapa Tuhan mengasihi bangsa Indonesia yang besar ituuu … Jika Tuhan yang Bunda layani dan sudah membeli Bunda dengan harga yang mahal begitu mengasihi Indonesia, siapa Bunda berani tidak mengasihi orang-orang yang untuknya Tuhan Bunda sudah mati?? 

Surat kali ini mungkin agak sedikit berbeda, karena Bunda akan menulis mengenai kewarganegaraan. Isu ini mungkin isu yang tidak pernah jadi problem buat emak engkongmu. Karena kami semua dari dulu tinggal di Indonesia, besar di Indonesia. Tapi buat kamu, isu ini mungkin harus kita bicarakan. Setelah menikah, Daddy dan Bunda tinggal di Singapore. Dan Bunda tau, kecil kemungkinan Daddymu akan kembali untuk tinggal di Indonesia. Sama sekali bukan karena kami tidak cinta Indonesia, tapi pekerjaan dan ilmu Daddymu itu lebih kepake di Singapore daripada di Indonesia. Bunda tidak keberatan dengan itu.


Kalo cinta Indonesia, kenapa ngga tinggal di Indo aja? Begitu mungkin katamu.

Nak, ngga selalu mencintai suatu bangsa itu berarti kau harus tinggal di bangsa itu. Kamu bisa tinggal jauh dari Indonesia tapi tetap mencintainya. Dan sangat mungkin kamu tinggal di Indonesia tapi kamu membencinya. Itu semua masalah hati, Nak. Bukan masalah domisili. Kewarganegaraan itu masalah cinta bukan masalah tempat.

Dan kamu bisa baca surat ini dan mengerti surat ini adalah salah satu bukti bahwa Bunda serius dengan perkataan Bunda bahwa Bunda cinta Indonesia.

Kamu lahir di Singapore, kamu akan besar di Singapore, kamu menghirup udara Singapore, kamu tiap hari menginjak tanah Singapore. Kamu sebenarnya TIDAK PERLU belajar bahasa Indonesia. Yang kamu perlu itu belajar bahasa Inggris dan bahasa Mandarin. En fakta kalo Bunda bisa Mandarin sebenarnya bisa saja Bunda dari dulu nerocos hanya dengan Mandarin, tapi Bunda tetap memilih untuk berbicara dalam bahasa Indonesia denganmu. Kenapa? Karena Bunda mau kamu tahu, ada darah Indonesia di dalam dirimu. :Bunda ingin kamu punya kemampuan untuk membaca buku-buku dalam bahasa Indonesia. Dan siapa tahu, Nak, zaman kamu besar kelak, Indonesia sudah menjadi lebih maju dan mengerti bahasa Indonesia itu wajib hukumnya. :Atau siapa tahu Tuhan mau pakai kamu kembali ke Indonesia, dan bagaimana bisa kamu melayani bangsa ini kalau kamu tidak bisa bahasanya??


Bunda melihat banyak anak-anak dari keluarga Indonesia yang tinggal di Singapore kehilangan identitasnya. Menurut Bunda itu hal yang menyedihkan. Mereka mau bilang mereka orang Singapore, faktanya mereka bukan. Tapi mau bilang mereka orang Indonesia, mereka merasa sangat asing dengan Indonesia. : ((


Bunda lalu teringat akan kisah Yokebed ibu Musa. Ia hanya punya waktu mengasuh Musa sampai Musa disapih (mungkin kira-kira 2 tahun), namun yang luar biasa ketika Musa besar, Alkitab mencatat kejadian ini.

Pada waktu ia berumur empat puluh tahun, timbullah keinginan dalam hatinya untuk mengunjungi saudara-saudaranya, yaitu orang-orang Israel.

Kisah Para Rasul 7 : 23.
Pada waktu itu, ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu. 

Keluaran 2 : 11.
Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, 

Nak, Musa itu Pangeran Mesir! Badannya wangi, bajunya bagus, kulitnya terawat. Ia punya kedudukan, ia tinggal di Istana yang megah, ia dididik dengan pendidikan terbaik di seluruh dunia waktu itu.

Tapi ketika ia keluar dari Istana, melihat kumpulan budak orang Ibrani yang kotor, hitam, dekil, bau keringat, bau apek, ngga pernah mandi, daki di mana-mana, berdebu, pakaian compang-camping, ia menganggap mereka itu saudaranya, Nak! LUAR BIASA SEKALI!

Yang terlintas di pikiran Bunda, apa atau siapa yang membuat Musa tau bahwa sebenarnya dia orang Israel bukan orang Mesir? Dan mengapa ia tetap mau mengakui bahwa ia orang Israel? Padahal sebagai orang Mesir, ia hidup enak. Ia penguasa tanah Mesir, sedangkan orang Israel itu bangsa jajahan. Orang kelas dua. Orang pinggiran.

Bunda menebak itu adalah berkat dari didikan Yokebed, ibu Musa yang mungkin selama 2 tahun, siang dan malam membisikkan tentang Allah Abraham, Allah Yakub. Yokebed yang mengajarkan pada Musa bahwa ia adalah bagian dari umat Israel, umat perjanjian, bangsa kepunyaan Allah. Setelah Musa dewasa, ia bangkit dan Tuhan pakai menjadi pembebas bangsa Israel.

Siapa tau, oh siapa tau, Nak, Tuhan juga mau pake kamu untuk menjadi pembebas bangsa Indonesia. :) Membebaskan Indonesia dari dosa korupsi, membebaskan Indonesia dari kebodohan dan kemiskinan. Siapa tau, Nak. :))

Karena itu, Bunda rindu menanamkan rasa cinta Indonesia ke dalam dirimu sejak sebelum kamu lahir. Mungkin kamu ngga ingat, tapi dari kamu masih dalam kandungan, Bunda sering memainkan lagu Indonesia Raya, kalau jalan-jalan, Bunda juga sering menyanyi lndonesia Pusaka. Nanti begitu kamu lahir, dan kamu besar, salah satu lagu pertama yang akan Bunda ajarkan kepadamu itu Indonesia Raya.
 
Bunda berdoa Tuhan memampukan Bunda dan Daddy untuk tidak hanya membawamu ke dunia dengan kewarganegaraan Indonesia, tapi juga bisa membuat Indonesia lahir dalam hatimu. Sehingga kalau Tuhan mau memakaimu di Indonesia, kamu bisa siap jadi saksi-Nya di sana. : )

Peluk & Cium
Daddy & Bunda 

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tentang penulis




Grace Suryani Halim

A happy wife. Mother of two. Beloved daughter of Almighty God. Loves to read, write, learn, cook, bake, and talk. 

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^