Wednesday, December 31, 2014

Letting Go of the Need to Know Why

by Grace Suryani Halim

Pertengahan Agustus

Dua garis di testpack. Positif. Yeah!!
J akan dapat adik sebentar lagi. Senang? Jelas. Memang sudah direncanakan. Ternyata begitu liat kalender, wow, bayi ini akan lahir tepat ketika umur J 2,5 tahun. Pas lah. Dan dia akan lahir setelah masa ujian Uni berakhir, itu artinya, Daddy akan ada waktu liburan 3 bulan! Yipiee. God’s timing is always the best! Isn’t it?

Akhir Agustus

Dua bercak darah. Something is wrong! Check ke UGD. Urine test, negative. Berdebat dengan suster, yakin bahwa positif hamil. Tes darah, positif, tapi level Hcg terlalu rendah. Diberi obat penguat kandungan, bedrest. Dua minggu yang penuh dengan harap-harap cemas dan ditutup dengan kunjungan ke UGD lagi.
“Sorry, Ma’am. You’ve lost the baby.” 


Ada banyak peristiwa di dalam hidup kita yang seakan membuat dunia terasa gelap. 


“Rasanya aku bukan yang terbaik untukmu deh. Kita putus saja ya.”

“Maaf, perusahaan kami tidak membutuhkan karyawan baru.”


“Bab 2 mu ga jelas nih isinya mau ngomong apa. Revisi lagi dan kasih ke saya 2 hari lagi. Yang saya mau diperbaiki sudah dilingkari pake bolpen merah.”

“Ris,daftar nama yang diterima SMUN8 dah keluar. Ada nama gue sama nama Anna, tapi gue kok ga nemu nama loe ya??”


“Dit, pulang. Papa masuk UGD. Stroke..”

“Hasil pemeriksaan menunjukkan ada gumpalan. Kita belum tau itu berbahaya atau tidak. Sebaiknya anda cepat menjalani biopsy.”

Semua itu memunculkan banyak pertanyaan. “Hah? Kok bisa sih??”, “Kalau pada akhirnya harus putus kenapa Tuhan izinkan kita ketemu??”, “Kenapa yang lain diterima dan hanya aku yang tidak?”, Kenapa saya? Kenapa teman yang bahkan nilainya jauh lebih jelek bisa masuk dan gue kagak??”, “Kenapa harus papa saya yang kena?”, “Kenapa harus perusahaan saya yang bangkrut?”, “Kenapa Bu Dosen kayaknya sentimen banget sama gue?”

Kenapa dan kenapa.

Dan ketika pertanyaan itu tidak terjawab, ketika semuanya terasa tidak masuk akal, ketika orang bertanya kepada kita, “Kok bisa keguguran sih??”, sedangkan itu juga pertanyaan kita... Hati terasa pahit dan yah kita hanya bisa mendesah, “Kenapa Tuhan... Kenapa??? Apa yang salah??”


Seolah-olah PASTI ada yang salah. Seolah-olah HARUS ada yang salah.

Ada banyak tokoh Alkitab yang sama dengan kita, punya segudang pertanyaan mengapa. Salah satunya adalah Yusuf. Mungkin ia bertanya, 


“Mengapa ibuku harus meninggal? Mengapa bukan ibu lain yang meninggal?”, “Mengapa saudara- saudaraku iri padaku? Memangnya gue bisa milih lahir dari ibu yang 
mana??”, “Mengapa saya harus dijual?”, “Kenapa udah enak-enak di Mesir, sekalipun jadi budak tapi punya posisi sekarang malah jadi tahanan?”, “Kalau memang harus dipenjara kenapa dulu aku dibawa ke Mesir?”, “Kenapa tak ada yang ingat pada kebaikan yang kulakukan?”

Kita semua tentu tau akhir dari cerita Yusuf. Dari orang tahanan dia menjadi orang kedua di Mesir dalam hitungan jam. Dari penjara, ia diangkat. Tapi ketika Yusuf menjalaninya, ia juga tidak tau. Lalu bagaimana Yusuf melalui hari-hari dengan segudang pertanyaan?What did Josef do? What should we do?

 1. Sadar akan penyertaan Tuhan. 


 Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu. Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia
di rumah tuannya, orang Mesir itu. (kejadian 39: 2)



Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu. (Kejadian 30 :21)


Ketika Yusuf ada di perubahan ‘nasib’, dari orang bebas menjadi budak, dan dari budak menjadi narapidana, Alkitab mencatat sebuah frasa yang diulang. Tetapi Tuhan menyertai Yusuf

Yah, dunia terasa gelap. Yah ada segudang pertanyaan WHY yang tidak terjawab. Tetapi TUHAN menyertai Yusuf/Grace/Tono/ Budi/ANDA. Yah mungkin saat ini Tuhan belum menjawab pertanyaan KENAPA dari kita, yah mungkin juga Tuhan kayaknya diam saja, tapi itu sama sekali tidak berarti bahwa meninggalkan kita. Sebuah kalimat sederhana tapi dengan makna yang dalam.

Tetapi Tuhan menyertai kita. 


2. Life must go on



Kadang hal terberat yang harus dilakukan setelah dunia terasa runtuh, adalah menjalani hidup yang seperti semula. Kegiatan berjalan seperti biasa, tapi kita tau, jauh di dalam hati kita, INI BUKAN KONDISI BIASA! Bagaimana kita bisa berjalan seperti biasa, bekerja seperti biasa, belajar seperti biasa kalau orang terkasih kita terbaring di UGD? Kita cenderung ingin bermalas-malasan dan meratapi nasib.

Apakah yang dikerjakan Yusuf? Ia bekerja.


Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa
Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya, (ay 3)


Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil. (ay 23)


Yusuf tetap bekerja. Tidak hanya bekerja seperti biasa, tapi bekerja dengan LUAR BIASA. Kedua ‘majikannya’, Potifar dan kepala penjara, tidak mencampuri pekerjaan Yusuf sama sekali karena mereka percaya kepada Yusuf dan karena mereka MELIHAT bahwa Yusuf disertai Tuhan dan TUHANLAH yang membuat apa yang dikerjakan Yusuf berhasil.


Satu hal yang kadang tidak terpikirkan oleh kita, yaitu bahwa Tuhan kadang mengizinkan kita mengalami cobaan, bukan hanya untuk kepentingan kita tapi untuk KERAJAAN-NYA. Supaya orang MELIHAT tangan Tuhan. Supaya orang lain MELIHAT penyertaan dan kuasa Tuhan. Salah satu cara orang bisa melihat karya Tuhan adalah dari apa yang kita lakukan, sikap apa yang kita pilih ketika dunia terasa gelap. Apakah kita mengomel tiada henti, galau setiap hari, atau kita terus menjalani hidup sekalipun gelap dan pekat.


3. I'm only part of GOD's bigger plan

Seringkali yang membuat kita merasa bahwa Tuhan HARUS menjawab semua pertanyaan kita dan kita marah ketika Tuhan punya rencana yang berbeda, adalah karena kita merasa bahwa KITALAH focus dari rencana Tuhan. I’m the center of God’s plan. Rencana Tuhan PASTI untuk kita dan HANYA untuk kita, Yusuf tidak. Ketika saudara-saudara Yusuf ketakutan bahwa Yusuf akan membalas dendam kepada mereka, inilah jawaban Yusuf.  


Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. 
Kejadian 50 :20 

Yusuf tidak berkata, Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikanku! Allah telah mereka-rekannya untuk kepentinganku, untuk anak-anakku, untuk diriku. Tidak. Yusuf melihat bahwa dirinya adalah bagian dari rencana Allah untuk... memelihara HIDUP SUATU BANGSA YANG BESAR.
Ketika kita menyadari bahwa rencana Tuhan itu tidak hanya untuk kita, tapi juga untuk orang-orang di sekitar kita, bahkan untuk orang-orang yang kita tidak kenal atau bahkan untuk generasi sesudah kita, kita menjadi sadar, apa yang kita alami tidak
enak, tapi mungkin itu bisa membawa kebaikkan bagi orang banyak.
Kadang hal-hal yang tidak mengenakkan terjadi bukan karena salah siapa-siapa. Bukan salah saya, bukan salah orang lain. Hal itu terjadi karena Tuhan mau membawa rencana-Nya terjadi.

I’m only a part of God’s bigger plan

 Sampai detik ini, saya juga masih tidak tau mengapa Tuhan membawa pulang bayi saya. Ketika orang bertanya, “Kok bisa?”, saya juga tidak bisa menjawab. Karena itu juga pertanyaan saya.

Tuhan tidak memberi saya pilihan. Ia tidak bertanya, “Boleh tidak Kuambil bayimu?”, dan well yeah... Ia juga memang tidak harus bertanya. Tapi setelah itu terjadi, Tuhan memberi saya pilihan. Mau terus bertanya, “Kenapaaa?”, mengurung diri, depresi, galau meratapi, atau percaya sekalipun saya tidak tau kenapa dan mungkin baru akan tau setelah bertemu Dia muka dengan muka. Dan saya memilih yang kedua: stop bertanya “Kenapa?”. Dan mulai bertanya, “Apa rencana-Mu Tuhan? Apa yang harus kulakukan?”


Sebagai penutup, saya mau berbagi lirik dari lagu Better than I, lagu yang menjadi soundtrack dari film Joseph The King of Dream.

 I thought I did what’s right
I thought I had the answers
I thought I chose the surest road But that road brought me here

So I put up a fight
And told you how to help me Now just when I have given up The truth is coming clear

You know better than I
You know the way
I’ve let go the need to know why For you know better than I

If this has been a test
I cannot see the reason
But maybe knowing I don’t know Is part of getting through
I try to do what’s best And faith has made it easy To see the best thing I can do Is put my trust in youpage40image20832
For You know better than I You know the way
I’ve let go the need to know why For you know better than I

I saw one cloud and thought it was a sky I saw a bird and thought that I could follow
But it was you who taught that bird to fly
If I let you reach me will you teach me

For You know better than I You know the way
I’ve let go the need to know why I’ll take what answers you supply You know better than I (lyrics By David Campbell)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tentang penulis




Grace Suryani Halim

A happy wife. Mother of two. Beloved daughter of Almighty God. Loves to read, write, learn, cook, bake, and talk. 

4 comments:

  1. Ci grace
    Terima kasih sudah menuliskan ini
    Terima kasih sudah mensharingkan ini


    Saya punya teman.yg sedang mengalami kedukaan karena kehilangan putranya. Tidak punya kata2 untuk menguatkan dia. Puji Tuhan ada tulisan ini. Puji Tuhan dia terberkati dengan tulisan ini.

    Tetap menulis ci

    ReplyDelete
  2. My tears drop when I read this..as a new member as a housewife, yang ingin sekali bisa segera hamil, setelah berharap telat hampir 3 minggu berharap akan positif, tetapi Tuhan berkehendak lain, masih negatif :)
    but I'm sure He knows than I, terkadang rencana kita harapan kita tidak sejalan dengan kehendak Tuhan, memunculkan tanya, kenapa ya Tuhan?? Kok gini ya Tuhan ?? but ya Tuhan tahu dan paling tahu dan sangat tahu yg terbaik buat anak-anak Nya..tetap menulis ci Grace tetap bisa menjadi saluran berkat Tuhan dalam tulisan-tulisan mu, I'm so blessed baca buku n tulisan-tulisan ci Grace dari masa-masa single, pacaran and nikah :) banyak motivator hebat di luar sana tapi saya percaya sumber inspirasi terbaik adalah dari Alkitab yang bisa dituangkan dalam tulisan, spt tulisan cc

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tetap berteguh dan beriman dalam rencana Tuhan yah ^^

      Delete

Share Your Thoughts! ^^