Ini adalah Kisah Rahab.
Maka pergilah mereka dan sampailah mereka ke rumah seorang perempuan sundal yang bernama Rahab lalu tidur di situ.
Suruhan raja: Bawalah ke luar orang-orang yang datang kepadamu itu, yang telah masuk ke dalam rumahmu, sebab mereka datang untuk menyelidik seluruh negeri ini.
Rahab: Memang, orang-orang itu telah datang kepadaku, tetapi aku tidak tahu dari mana mereka, dan ketika pintu gerbang hendak ditutup menjelang malam, maka keluarlah orang-orang itu; aku tidak tahu, ke mana orang-orang itu pergi. Segeralah kejar mereka, tentulah kamu dapat menyusul mereka.
Tetapi perempuan itu telah menyuruh keduanya naik ke sotoh rumah dan menyembunyikan mereka di bawah timbunan batang rami, yang ditebarkan di atas sotoh itu. Maka pergilah orang-orang itu, mengejar mereka ke arah sungai Yordan, ke tempat-tempat penyeberangan, dan ditutuplah pintu gerbang, segera sesudah pengejar-pengejar itu keluar. Tetapi sebelum kedua orang itu tidur, naiklah perempuan itu mendapatkan mereka di atas sotoh dan berkata kepada orang-orang itu:
Rahab: Aku tahu, bahwa TUHAN telah memberikan negeri ini kepada kamu dan bahwa kengerian terhadap kamu telah menghinggapi kami dan segala penduduk negeri ini gemetar menghadapi kamu. Sebab kami mendengar, bahwa TUHAN telah mengeringkan air Laut Teberau di depan kamu, ketika kamu berjalan keluar dari Mesir, dan apa yang kamu lakukan kepada kedua raja orang Amori yang di seberang sungai Yordan itu, yakni kepada Sihon dan Og, yang telah kamu tumpas. Ketika kami mendengar itu, tawarlah hati kami dan jatuhlah semangat setiap orang menghadapi kamu, sebab TUHAN, Allahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah.
Maka sekarang, bersumpahlah kiranya demi TUHAN, bahwa karena aku telah berlaku ramah terhadapmu, kamu juga akan berlaku ramah terhadap kaum keluargaku; dan berikanlah kepadaku suatu tanda yang dapat dipercaya, bahwa kamu akan membiarkan hidup ayah dan ibuku, saudara-saudaraku yang laki-laki dan yang perempuan dan semua orang-orang mereka dan bahwa kamu akan menyelamatkan nyawa kami dari maut.
Pengintai: Nyawa kamilah jaminan bagi kamu, asal jangan kaukabarkan perkara kami ini; apabila TUHAN nanti memberikan negeri ini kepada kami, maka kami akan menunjukkan terima kasih dan setia kami kepadamu.
Cuplikan kisah Rahab diatas menggambarkan betapa kacaunya hidup seseorang yang selama ini bersundal. Apa yang ia lakukan tidak mampu memuaskannya dan membuat dirinya hidup berkecukupan. Rahab tetap memerlukan damai didalam hidupnya, Ia perlu keamanan dan jaminan kelangsungan hidup atas keberadaan dirinya dan keluarganya. Namun pada akhirnya, dia mengambil keputusan dengan untuk menerima kesempatan memperoleh keamanan yang ditawarkan Tuhan. Lihat saja isi permohonannya pada pengintai.
Rahab adalah seorang wanita berdosa dari latar belakang kafir yang mengakui Allah Israel sebagai Allah yang sejati atas langit dan bumi (Yosua 2:10-11). Ia meninggalkan dewa-dewa Kanaan dan dengan iman bergabung dengan Israel dan Allah mereka (Ibrani 11:31; Yakobus 2:25). Wanita ini akhirnya menjadi nenek moyang Mesias (Matius 1:5-6).
Dari kedua kisah di atas, aku hanya ingin membagikan bahwa memperoleh ketenangan dalam kekacauan bukan sesuatu yang mustahil. Hal seperti ini juga pernah kualami, meskipun aku dan Rahab memiliki kisah yang berbeda. Pada intinya, sumber ketenangan hati kami tetap sama sampai hari ini yaitu Tuhan Allah yang menolong kehidupan kami di tengah kacaunya hidup dan sulitnya keberadaan kami saat itu.
Bagai Rajawali
Hanya kepadaNya ku kan berlari
Di saat ku bimbang dalam hidupku
Yang aku percaya dalam hadiratNya
Ada kekuatan yang baru.
Walau ku melangkah dalam tekanan
Badai pencobaan datang menghadang
Yang aku percaya dalam hadiratNya
Ada kekuatan yang baru.
Ku kan terbang tinggi bagai rajawali
Di atas segala persoalan hidupku
Dan aku percaya saat ku bersama Dia
Tiada yang mustahil bagi Dia.
No comments:
Post a Comment
Share Your Thoughts! ^^