Monday, December 17, 2018

A Glance from Jesus


by Sarah Eliana

Lagi baca buku Max Lucado "God's Story, Your Story". Ada satu paragraph yg menarik sekali tentang Rasul Paulus. Here it is: 
"An interesting side note. Paul & Jesus may have passed each other on the streets of Jerusalem. If Paul was a member of the Sanhedrin court when he persecuted the church, he would have been at least 30 years old, the minimum-age requirement for being a member of the court. That would make him roughly the same age as Jesus, who was crucified in his early thirties. Which raises this fanciful question: Did young Paul and young Jesus find themselves in Jerusalem at the same time? A 12 year old Messiah and His father. A young Saul and his studies. If so, did the Christ at some point cast a glance at His future apostle-to-be?"
Kalimat yg terakhir begitu sederhana, tapi membuatku terharu. "Did Christ at some point cast a glance at His future apostle-to-be?". Of course, kita gak tau apakah Yesus waktu kecil pernah bertemu Saulus atau tidak. Tapi kita tau bahwa Saulus tumbuh besar menjadi murid Yahudi yang sangat tekun dan fanatik sampai tiba dititik dimana ia tidak segan-segan menganiaya Gereja Tuhan. Tentu dikemudian hari, kita semua tau, Saulus bertemu Kristus dan bertobat. Tapi, apa yang membuatku terharu dari pertanyaan dibuku Max Lucado tersebut adalah... Kristus tau bahwa Saulus akan menjadi rasul-Nya suatu hari nanti. Saulus tidak tau hal itu, tapi Kristus tau. Dan bayangkan kalo SEANDAINYA Yesus dan Saulus yg masih kecil pernah bertemu di Yerusalem waktu mereka sedang berbakti di Bait Allah, mungkin Yesus mengalihkan pandang-Nya kepada Saulus, dan tersenyum karena Ia tau Saulus akan tumbuh menjadi apa: seorang pria godly yang dipenuhi Roh Kudus dan kasih akan Kristus!

Ah... Membayangkan hal itu membuatku terharu. Saat ini, aku melihat diriku sendiri, dan aku melihat seorang anak Tuhan yang setiap hari harus berjuang untuk fokus kepada Kristus... Seorang murid Yesus yang jatuh bangun dalam dosa. Ada banyak saat dimana aku bertanya - tanya apakah aku akan pernah menjadi seperti Rasul Paulus, Petrus, Yohanes, dan apakah aku akan pernah bisa menjadi serupa Kristus! Ada banyak saatnya dimana aku bertanya-tanya apakah aku akan pernah bisa menjadi seperti wanita di Amsal 31.

Tapi... Membaca kalimat itu, aku bisa membayangkan Kristus yang melihat kearahku dan tersenyum karena Ia tau aku akan bertumbuh menjadi apa nantinya. 

Apakah kamu kadang-kadang menemukan dirimu bertanya-tanya apakah kamu cukup baik untuk disebut murid-Nya? Apakah kamu menemukan dirimu berjuang dalam imanmu? Apakah engkau bertanya-tanya bagaimana Tuhan yang baik dapat mencintai orang berdosa dan kotor sepertimu? Be comforted! Allah sudah ada di masa depan... Dia tahu apa yang ada dimasa depan, dan Dia sudah tau dan melihat seperti apa engkau yg dimasa depan. Melalui kasih karunia pekerjaan-Nya, aku erharap kita bisa melihat-Nya memandangi kita dan tersenyum. Tersenyum karena Dia tahu dalam kasih karunia-Nya kita dicuci bersih dari dosa-dosa kita... Dan suatu hari, di Surga, kita Akan berdiri di depan Tahta Tuhan... Sempurna dan tidak berdosa dan tidak bersalah, karena Kristus telah mati untuk kita.

Sekarang jadilah saksi dimanapun Ia menempatkan engkau! Jalani kehidupanmu sebagai seorang duta besar iman! Buatlah gaya hidup untuk memuliakan nama-Nya di dalam dan melalui hidupmu! =)

Let us fix our eyes on Jesus, the Author and Perfecter of our faith, who for the joy set before Him endured the cross, scorning its shame, & sat down at the right hand of God. Consider Him who endured such opposition from sinful men, so that you will not grow weary and lose heart.
(Hebrews 12:2-3)

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^