Friday, December 28, 2018

Jika Ada Lemari di Kerajaan Surga


by Sarah Eliana

Gw tulis ini beberapa hari lalu. Pertama-tama tulis in English, trus akhirnya gw terjemahin. Kalo kamu mau baca versi Indonesia-nya scroll terus ke bawah.


// English Version

If there was a cabinet in the throne room in Heaven, what do you think would be in it? Golden crowns worn by King David? Queen Esther's velveteen purple robe? or the kingly staff of King Solomon? I think not. 

I think we would be surprised if we peek inside that cabinet, for in it we would find no grandeur nor splendor. In that cabinet, we would find instead courageous humility, faithful generosity, risky love, and reckless abandonment of life for the Lord. In that cabinet, we would find a young shepherd's slingshot. In the cabinet, we would find a harlot's robe. In the cabinet, we would find a boy's lunchbox... A widow's mite... The jawbone of a donkey. 

Put your hands inside the cabinet. Touch the things inside. Feel the roughness of the rod that split the Red sea. Smell the lingering scent of the perfume that soothed Jesus' calloused feet. Put against your cheek and feel the softness of the clothes made by Tabitha. Trace your fingers along the rough edges of the blood-stained tree. Can you feel the agony He felt? Can you hear His scream "Eloi Eloi lama sabachtani?"?

A young shepherd's slingshot... Killed a giant. A harlot's robe... Saved the life of Joshua's spies. A boy's lunchbox... Fed 5000 people. A widow's mite... Used for God's work. The Jawbone of a donkey... Killed a thousand Philistine enemies. The blood stained tree... On it hung the Prince of Heaven so that you & I may live. Courageous humility. Faithful generosity. Risky love. Reckless abandonment of life for the Lord. 

We hear God asks of us. Sometimes we obey. Sometimes we don't. I wish I could say that I've always obeyed, but that would be a lie. I don't always obey. Sometimes out of sheer selfishness. Sometimes out of the feeling of incompetence... Of a lack of faith that God could use me or my gift for His great work. 

But then God reminds me of the anonymous man who gave his donkey to Jesus. A donkey. Not a majestic horse nor a kingly chariot. Just a dumb donkey... And yet, on that donkey Jesus entered Jerusalem as the King who brought peace and salvation to a nation torn by distrust, unbelief, desperation and oppression. On that donkey, He was hailed as King "Blessed is He who comes in the name of the Lord. We bless you from the house of the Lord..." On that donkey He rode, fixing His eyes on His mission... To die on a Roman cross for you and for me. On a donkey the King rode... Not a horse nor a chariot. Just a donkey. 

No gift is too small for our Big God. No present is worthless. No generosity goes wasted when given to the Owner of the universe. Give it... Give it all to the One who will use your 'small' gift for Big purposes... For the glory of the King of kings... And don't be surprised when you get to Heaven and see your gift in that cabinet in the throne room. 

Will your tear stained handkerchief be there... The handkerchief that has wiped away the tears and sweats of God's warriors. Will your pen be there... The pen that has written so many kind and encouraging words to the members of the body of Christ. Will your knee torn jeans be there... The jeans that have witnessed your battles against the powers of this dark world and against the spiritual forces of evil in the heavenly realms... The battles that you fought, down on your knees. Have you, like the unknown man, so generously and willingly given your donkey to the Lord of lords that He might ride on it and enter a city... A heart... A life? It is time. 


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


// Versi Bahasa Indonesia

Jika ada lemari di ruang tahta di Surga, apa menurut kamu yang akan tersimpan di dalamnya? Mahkota emas yang dikenakan oleh Raja Daud? Jubah beludru ungu milik Ratu Ester? atau tongkat raja kepunyaan Raja Salomo? Saya pikir tidak.

Saya pikir kita akan terkejut jika kita mengintip ke dalam lemari itu, karena di dalamnya kita tidak akan menemukan kemegahan atau keindahan. Dalam kabinet itu, kita akan menemukan kerendahan hati yang penuh keberanian, kemurahan hati yang setia, cinta yang berisiko, dan hidup penuh pengabdian terhadap Tuhan. Dalam lemari itu, kita akan menemukan ketapel milik seorang gembala muda. Dalam lemari, kita akan menemukan tali kepunyaan seorang pelacur. Dalam lemari, kita akan menemukan kotak bekal makan siang milik seorang anak laki-laki... Dua peser koin persembahan seorang janda... Tulang rahang seekor keledai.

Masukkan tanganmu ke dalam lemari. Sentuh benda-benda di dalamnya. Rasakan kekasaran dari tongkat yang membelah Laut Merah. Hela wangi sisa-sisa parfum yang menyeka kaki Yesus yang lelah. Rasakan di pipimu kelembutan pakaian yang dibuat oleh Tabitha. Sentuh dengan jarimu sepanjang tepian sebatang kayu yang bernoda darah. Dapatkah kau rasakan penderitaan Dia rasakan? Dapatkah kau dengar teriakan-Nya "Eloi Eloi Lama sabachtani?"?

Ketapel seorang gembala muda... Membunuh raksasa Filistin. Tali seorang pelacur... Menyelamatkan mata-mata Yosua. Bekal makan siang seorang anak kecil... Memberi makan 5000 orang yang kelaparan. Dua peser sang janda... Digunakan untuk pekerjaan Tuhan. Tulan rahang keledai... membunuh seribu musuh. Batang kayu berlumuran darah... Di atasnya sang Pangeran Surga menyerahkan hidupNya supaya engkau dan saya memperoleh hidup. Kerendahan hati yang penuh keberanian. Kemurahan hati yang setia. Cinta yang berisiko. Hidup penuh pengabdian terhadap Tuhan. 

Kita seringkali mendengar Tuhan memanggil kita. Kadang-kadang kita taat. Kadang-kadang kita tidak. Saya berharap saya bisa mengatakan bahwa saya selalu taat, tapi itu adalah sebuah kebohongan. Saya tidak selalu taat. Kadang-kadang ketidak-taatan itu keluar dari keegoisan belaka. Kadang-kadang keluar dari perasaan ketidakmampuan... Kurangnya iman bahwa Tuhan bisa menggunakan saya atau hadiah saya untuk pekerjaan besar-Nya.

Tapi kemudian Tuhan mengingatkan saya pada orang tak dikenal yang memberikan keledainya kepada Yesus. Keledai. Bukan kuda megah ataupun kereta raja yang berkemilauan. Hanya keledai bodoh... Namun, dari atas keledai itulah Yesus memasuki Yerusalem sebagai Raja yang membawa damai dan keselamatan untuk bangsa yang koyak oleh ketidakpercayaan, keputusasaan, dan penindasan. Dari atas keledai itu, Dia diagung - agungkan, "Diberkatilah dia yang datang dalam nama TUHAN!"

Ditungganginya keledai itu, dengan mata terfokus pada misiNya... Untuk mati di atas kayu salib untuk engkau dan saya. Dari keledai itu sang Raja melaju... Bukan dari kuda atau kereta raja. Hanya seekor keledai. 

Tidak ada hadiah terlalu kecil untuk Tuhan kita yang besar. Tidak ada hadiah yang tidak berharga. Kemurah-hatianmu tidak akan terbuang sia-sia bila diberikan kepada San Pemilik alam semesta. Berikan... Berikan semuanya kepada Dia yang menggunakan hadiah 'kecil'mu untuk pekerjaanNya yang agung dan dahsyat... Untuk kemuliaan Raja segala raja... Dan jangan kaget ketika engkau tiba di surga dan melihat hadiahmu tersimpan di lemari di ruang takhta.

Apakah saputangan bernoda air matamu akan berada di sana?... Sapu tangan yang menyeka air mata dan keringat para prajurit Allah yang kelelahan. Apakah pena-mu akan tersimpan di lemari itu?... Pena yang telah menulis begitu banyak kata-kata yang mendorong dan menyemangati anggota tubuh Kristus? Apakah jeans-mu yang terkoyak di lutut akan tergantung di lemari itu?... Jeans yang telah menyaksikan pertempuranmu melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini dan roh - roh jahat... Pertempuran yang engkau perjuangkan di atas lututmu. Apakah engkau, seperti orang yang tidak dikenal itu, begitu murah hati dan rela memberikan 'keledai' Anda kepada Tuhan segala tuhan untuk Ia tunggangi saat memasuki sebuah kota... Sebuah hati... A life? Inilah saatnya.

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^