by Anonymous
Sebagai manusia, kita semua mempunyai perjalanan yang berbeda-beda: ada yang sedang berada di tanah perjanjian, ada pula yang sedang berada di padang gurun. Tapi sebagai tubuh Kristus kita semua punya panggilan yang sama, yaitu untuk bertumbuh dalam iman dan untuk memuliakan nama-Nya. Dan saat kita sedang berada dalam padang gurun, kita dipanggil untuk terus berjalan dalam iman! Tapi, ahhh… Kalau sedang berada di padang gurun, susah yach untuk terus berjalan dalam iman. Naaahh, itu sebabnya kita memerlukan Roh Kudus. Tau gak, Roh Kudus itu seperti seorang gentleman. Dia gak pernah memaksa kita untuk melakukan apa yang kita tidak mau. He doesn’t force Himself on us. TAPI, saat kita mengambil keputusan untuk berjalan dalam iman, Roh Kudus bergegas menghampiri kita, berdiri bersama kita, dan memberikan kekuatan bagi kita untuk menjalani keputusan kita itu. Isn’t He good?
Setiap kali membaca tentang bangsa Israel yang berputar-putar di padang gurun, aku selalu bingung. Bangsa ini kenapa yach, dibawa berputar-putar ama Tuhan? Ada yang bilang itu karena Tuhan sedang menyiapkan mereka untuk sesuatu yang luar biasa. Tapi yang aku lihat, mereka itu berputar-putar karena mereka gak pernah belajar. Mereka selalu jatuh dalam dosa yang sama, bergumul dengan hal yang sama selama bertahun-tahun. Kemarin aku disadarkan tentang satu hal, yaitu bahwa bangsa ini gak pernah mengambil keputusan untuk berjalan dalam iman. Mereka bertobat hanya saat dihukum Tuhan, tapi mereka gak pernah betul-betul mengambil keputusan untuk berjalan terus di dalam iman, untuk terus percaya akan kedaulatan Tuhan. Bukankah ketidakpercayaan mereka yang akhirnya membuat Tuhan untuk membawa mereka berputar-putar di padang gurun, padahal tanah perjanjian sudah di depan mata? Mereka tidak percaya bahwa Tuhan bisa dan mau membawa mereka kepada kemenangan melawan orang-orang kuat di tanah Kanaan, dan karenanya mereka pun terpaksa harus menghabiskan 40 tahun berputar di padang gurun. -.-
Beberapa tahun lalu, sebelum aku menikah, Tuhan pernah berjanji padaku. Ia memberikan ayat Mazmur 113:9,
“Ia mendudukkan perempuan yang mandul di rumah sebagai ibu anak-anak, penuh sukacita. Haleluya!”
Dulu aku berpikir bahwa ini janji yang luar biasa indah. Aku berpikir bahwa satu hari nanti aku akan bertemu pangeranku, dan kami akan menikah. Kami akan memiliki anak-anak mujizat dari Tuhan kapan saja kami minta.
Ternyata di balik janji itu ada pergumulan dan keputusan yang harus kami ambil bersama. Setelah menikah, kami tidak langsung punya anak. Kami menunggu 2 tahun untuk hadirnya si pipi tembem yang bawel dalam hidup kami. Tahun dia lahir adalah tahun di mana teman-teman baikku juga banyak yang sedang hamil atau baru melahirkan anak pertama mereka.
Sekarang, dia sudah berumur 4 tahun. Dia sudah punya banyak teman, dan teman - temannya kebanyakan punya kakak atau adik. Jadi sekarang dia sudah mulai mengerti bahwa dia koq beda. Kenapa dia sendirian dan gak punya saudara di rumah? Jadi dia cukup sering bertanya, “Where’s my baby, mama?” To be honest, kami pun sudah berdoa at least 2 tahun untuk memiliki anak kedua, tapi sampai sekarang anak itu belum tiba juga. Nah, tahun-tahun ini adalah tahunnya ‘baby boom’. Teman-temanku, yang anak-anak pertamanya seumur dengan anakku, banyak sekali yang sedang hamil atau baru melahirkan anak kedua bahkan anak ketiga atau keempat. Aku senang untuk mereka tentunya, tapi juga sedih untuk diriku sendiri.
Beberapa bulan belakangan ini, aku banyak bertanya kepada Tuhan, “Tuhan, Tuhan kan udah janji bahwa aku akan punya anak-anak. Lebih dari satu lho, Tuhan. Where are they? Koq belon nongol juga?” Tuhan diam. Tuhan gak comment apa-apa. Aku merasa sedang berdiri sendirian dan bertanya-tanya apa yang akan terjadi. Aku merasa aku sedang berada di padang gurun, dan aku ingin keluar dari padang gurun ini! “Tuhan, berikan anak kedua itu kepadaku supaya aku tidak perlu lama-lama berada di padang gurun ini!” Di saat itulah Roh Kudus berbisik, “Seberapa lama kamu berada di padang gurun ini, itu adalah keputusanmu sendiri.” Errrhhh?? “Maksudnya apa ya, Tuhan?” “Keep walking in faith, sweetheart.”
Ah… Roh Kudus ini bikin bingung. Apa pula maksudnya teruslah berjalan dalam iman. Lah ini aku udah berjalan dalam iman koq, Tuhan! Aku udah percaya dan beriman koq, Tuhan akan kasi anak-anak untukku, tapi kan aku gak bisa menciptakan anak itu dari debu tanah, jadi Tuhan yang harus lakukan itu. Aku udah beriman, sekarang giliran Tuhan untuk menggenapi janji-Nya!
Keras tengkuk banget gak sih??? -.-’ Puji Tuhan, Dia gak diam saja. Melalui seorang wanita yang mengasihi-Nya, aku diajar oleh-Nya bahwa ada keputusan-keputusan yang harus aku ambil jika aku mau terus berjalan dalam iman.
To be continued. click here for part 2
No comments:
Post a Comment
Share Your Thoughts! ^^