by Sarah Eliana
Forgiving. Memaafkan. Mengampuni. Easier said than done. Siapa yang gak pernah dikecewakan orang lain? Siapa yang gak pernah marah sama orang lain? I'm sure semua kita pernah ngalamin. Kita semua pernah disakiti, pernah dikecewakan, dan kita juga pernah memaafkan orang, tapi kita juga pasti pernah gak memaafkan orang lain. Betul, kan?
Memaafkan adalah pilihan. Memaafkan itu komitmen. Kita pasti pernah, deh, ngomong, "Gw gak bisa deh maafin dia. Kesalahannya terlalu besar. Gw terlalu disakiti". Tapi sebenernya, if you dig deeper, omongan itu lebih betul berbunyi begini, "Gw gak MAU maafin dia karena MENURUT GW kesalahannya terlalu besar". Dapatkah kita memaafkan? YES! Maukah kita memaafkan? Kadang–kadang, tapi terkadang kita ogah memaafkan.
Hendaklah kalian baik hati dan berbelaskasihan seorang terhadap yang lain, dan saling mengampuni sama seperti Allah pun mengampuni kalian melalui Kristus.
Efesus 4 : 32
Mengampuni itu perintah dari Tuhan. Tuhan gak pernah bilang "ampuni kalo kesalahannya kecil" atau "ampuni kalo kamu gak terlalu disakiti". Ada unconditional love, ada juga unconditional forgiveness!! Tuhan cuman bilang "ampuni sama seperti Allah mengampuni melalui Kristus". Menurutku, kata-kata ini sangat luar biasa. Kenapa? Karena sebesar-besarnya kesalahan orang lain kepada kita, kesalahan itu tidaklah lebih besar daripada kesakitan yang kita lakukan terhadap Tuhan. Melalui ayat ini, Tuhan berkata "ampunilah mereka karena engkau, seorang pendosa, pun telah diampuni".
Tapi toh, biarpun Tuhan udah ampuni kita, biarpun kita udah merasakan kasih karunia Tuhan, tetap aja rasanya susah sekali mau menjulurkan kasih karunia itu ke orang lain. Ya, kan? Aku tahu karena aku juga sering begitu. Dan kalo udah berpikir demikian, kuingat lagi omongan Tuhan Yesus dengan Petrus di Matius 18 : 21 - 22
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus:
"Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"
Yesus berkata kepadanya:
"Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
Tujuh puluh kali tujuh kali. Dulu waktu masih di sekolah minggu, aku pikir maafin orang cuman perlu 490 kali! hehehe... Jadi waktu adikku lagi rese, aku itungin udah berapa kali aku maafin dia. BWAHAHAHAHAHAHA -.-"
Aku punya pengalaman pernah disakiti orang... suaaakkiiiiittt sekali. Maunya sih, marah terus. Tapi pada akhirnya aku harus mengampuni dia karena mengampuni adalah perintah Tuhan. Ditambah lagi, aku gak mau bertumbuh jadi orang yang penuh kepahitan.
Nah, masalahnya adalah walaupun aku udah mengambil keputusan untuk mengampuni orang itu, rasa marah, sakit, dan kecewa itu gak hilang begitu aja. Ada saatnya aku teringat lagi kesalahannya, dan aku marah lagi. Dan pada saat itu, aku harus berdoa lagi, dan maafin dia lagi. Dan kurasa, itulah salah satu maksud Tuhan Yesus. Forgiveness is a process. Ada saatnya kita bisa maafin orang, dan langsung gak teringat–ingat lagi kesalahan itu. Tapi ada juga saatnya kesalahan itu teringat-ingat lagi. Dan saat itulah kita harus ingat perkataan Tuhan Yesus "...tujuh puluh kali tujuh kali".
Walaupun orang itu melakukan kesalahan hanya satu kali, tapi kita yang harus memutuskan untuk mengampuni lagi, lagi, lagi, dan lagi sampai pada akhirnya kita bisa memaafkan dan gak mengingat-ingat lagi. Tujuh puluh kali tujuh kali. Unfailing forgiveness. Di saat seperti inilah komitmen kita untuk memaafkan diuji. Apakah kita betul - betul mau memaafkan? Kalo betul mau memaafkan, ya kita harus terus memaafkan. Stay committed to forgive! Gimana denganku sekarang? Well, setelah 12 tahun, akhirnya aku bisa katakan bahwa aku telah memaafkan orang itu dan tidak mengingat-ingat lagi kesalahannya :)
Memaafkan itu gak gampang. Susaaaahhh banget, dan prosesnya kadang-kadang panjaaaannggg. Tapi, waktu kita memilih dan terus komit untuk memaafkan maka kita akan bertumbuh di dalam Kristus. Kita gak bisa memaafkan tanpa pertolongan dan kasih setia dari Tuhan. First of all, kita mengampuni karena ada kasih Tuhan dalam diri kita dan dengan memaafkan orang lain, we are displaying God's goodness. Walaupun memaafkan itu perintah, tapi Tuhan gak akan tinggalkan kita begitu aja. Just like He authors our faith, He too will help us to forgive. He will walk by our side, and hold our hands as we walk down the path of forgiving others. Dan waktu kita rasa kita maju dua langkah and mundur tiga langkah, He continues to nudge us, even carry us on His shoulders. Waktu kita ngerasa capek dalam memaafkan orang lain, ada kekuatan baru dari Tuhan:
Orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN
mendapat kekuatan baru
mereka seumpama rajawali yang naik terbang
dengan kekuatan sayapnya
mereka berlari dan tidak menjadi lesu,
mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
Yesaya 40 : 31
So... keep at it. Stay committed. =)
No comments:
Post a Comment
Share Your Thoughts! ^^