Monday, September 1, 2014

(Sepertinya) Tuhan Bilang Dia Orangnya

by Mekar A. Pradipta


Dulu, kalau ada di antara kami yang mulai 'sparkling-sparkling' sama cowok, kakak rohani kami pasti langsung bilang, "Doakan dulu. Cari kehendak Tuhan. Cari tahu apa dia memang orang yang Tuhan kehendaki untukmu." Lalu kalau ditanya bagaimana cara mengetahui kehendak Tuhan, weeeewww, dia cuma bilang, "Dia bisa bicara lewat apapun. You have to figure it out yourself. Bisa lewat firman, bisa lewat damai sejahtera, atau mungkin suara hati. Bisa juga peneguhan orang tua dan pemimpin rohani. Bisa juga lewat somethings supranatural seperti tanda, mimpi atau nubuatan."


And then dalam masa pertumbuhanku as a Christian, jadi sering denger kalo penyataan supranatural soal jodoh itu emang ada, tapi harus sangat amat diuji. Soalnya bisa jadi karena emosi kita terlalu banyak bicara, akibatnya segala sesuatu bisa kita anggap tanda.  Kan bisa jadi kita terlalu mikirin si dia sampe kebawa mimpi yang sebenernya ga diilhami sama Roh Kudus, tapi roh kudis alias KUbikin DramatIS (haha, singkatannya maksa! :p)


Tuhan bisa saja menyatakan bahwa seseorang adalah pasangan kita. Yep, that's true. Yang jadi masalah adalah ketika pewahyuan itu datang kepada si wanita terlebih dulu, sementara di pria belum tahu apa-apa. Kadang fakta ini bikin si wanita malah jadi ngga tenang. Bawaanya, galauuuuu, dan melauuuu (melow maksudnyaaa, hehehe) Pertama, kita, para wanita, kadang jadi terbeban dengan pertanyaan apakah janji itu benar dari Tuhan. Pertanyaan ini sih normal dan bahkan memang harus. Saat menerima janji itu yang perlu kita lakukan adalah mengujinya.

I Tesalonika 5:21
Ujilah segala sesuatu...

Bagaimana bisa tahu apakah itu benar dari Tuhan? Hmmm, yang utama, bangun hubungan pribadi dengan Tuhan. Semakin intim kita dengan Tuhan, semakin peka kita dengan suaraNya. Lalu berdiskusilah dengan wanita-wanita lain yang bijaksana dan minta mereka untuk ikut berdoa dan memberikan pengawasan. Orang itu bisa saja pemimpin rohani, orang tua atau sahabat yang bisa dipercaya. Tahap ini penting agar mata dan telinga kita tetap terbuka pada apapun penyataan Tuhan. Diakui atau tidak, cinta di hati kita bisa membutakan dan menulikan mata hati kita, hehehe. Biasanya mereka bisa melihat apa yang tidak bisa kita lihat, termasuk salah satunya kenyataan bahwa pria itu mungkin tidak sebaik yang kita kira.

Kedua, kalau misalkan benar janji itu dari Allah, kadang kita jadi gelisah dengan bagaimana janji itu akan digenapi. Kita juga cenderung tidak sabar menunggu pemenuhan janji itu. Ketidaksabaran ini nih yang kadang bikin kita lupa kalo God wants us to behave like a ruby (kaya yang aku tulis di post ini) Mungkin aja kita, para wanita, jadi berpikir it's ok untuk bertindak duluan karena kita punya janji Tuhan (lewat firman, mimpi, nubuatan atau tanda apapun lah...) Atau saking ngga sabarnya, akhirnya kita jadi sok menolong Tuhan (dan pria-pria itu) 'menggenapi' janji yang kita terima. Misalnya dengan kirim surat ke si pria (dengan kertas pink bunga-bunga beraroma bunga sedap malam dan cap bibir di amplopnya :D), isinya, "Engkaulah orangnya. Tuhan sudah menyatakannya padaku. Would you marry me?"*Halaaaahhhh...*

Di buku A Good Man is hard To Find ada pembahasan soal sikap kita ketika kita (sepertinya) menerima pewahyuan bahwa si dia adalah pria yang dikehendaki Tuhan buat jadi pasangan kita. Hoho... kaya gini nih...
Kalau Allah telah memberikan pewahyuan tentang seorang pria tertentu sebagai suami anda. Pertama-tama, tenanglah. Kemudian, santailah dan biarkan dia pergi. Bebaskan pria itu dari doa-doa perjodohan anda, dan dari semua harapan tentang bagaimana hal itu akan terwujud. Jangan berpikir bahwa anda dapat memaksakan Allah pada suatu rencana tindakan, karena disini sama seperti kebanyakan tanggapanNya terhadap doa-doa, jawaban diberikan dengan cara yang paling tidak anda perkirakan. Anda tidak bisa mengantisipasi tindakan-tindakan Allah karena hal itu jarang mengikuti jalur yang telah anda siapkan. Ia adalah Allah yang berdaulat. Allah yang memegang kendali. Jika pewahyuan itu benar dari Allah dan bukan berdasarkan kekuatan, hawa nafsu ataupun emosi anda, maka realitanya akan terwujud tanpa dorongan apapun dari anda.

Anda akan merasakan bahwa duduk diam merasakan Allah bekerja jauh lebih menyenangkan dan membangun iman anda, daripada melompat-lompat mendahuluiNya dan berusaha melakukanNya sendiri. Beristirahat di tempat perhentian adalah satu-satunya cara untuk membuktikan apa yang Allah katakan.

Melepaskan cengkeraman dari seorang pria berarti melepaskan kehendak Anda, yang artinya sama dengan melepaskan pria itu. Betapa pun sulitnya, respon anda yang terbaik terhadap pria yang dituju adalah bersikap tenang, tetap manis dan ramah, serta tidak agresif. Tindakan apapun yang anda ambil untuk mendesaknya akan membuat urusan menjadi kacau. Meskipun tidak mudah, berhentilah memusatkan perhatian padanya sebagai calon teman hidup. Berdoalah tentang hal itu dan mintalah agar Tuhan membiarkannya berada di balik pikiran anda, sehingga ia tidak menjadi obsesi bagi anda.
Semua kecemasan, obsesi dan perencanaan anda tidak akan mempercepat rencana Allah sedikitpun. Jika anda tidak dapat mempertahankan fokus anda pada Allah dan bukan pada seorang pria, anda hanya akan berhasil membuat diri anda sengsara. Tentu saja, anda bebas untuk memperlakukannya sebagai teman, dan untuk menikmati kebersamaan dengannya, kalau memang ia ingin bersama anda, tetapi anda tidak boleh lebih dari itu.
Kesimpulannya, kalau janji yang kita terima itu benar dari Tuhan, peneguhannya akan diberikan kepada dua belah pihak, dan pria yang akan jadi inisiator. Kalau kita sudah terima janji Tuhan dan si pria nampaknya belum, well, the only way is just waitMenunggu disini sebenernya bukan menunggu si pria itu, tapi lebih kepada menunggu Allah menyingkapkan kehendakNya, yang salah satunya mungkin ditandai dengan adanya inisiatif dari si pria. Kalau memang Dia orangnya, Tuhan pasti juga akan ngomong ke dia. Bisa jadi Tuhan akan kirim malaikat untuk datang dalam mimpinya dan bilang, "Jangan takut menikahi anakku si Ruby.... bla... bla... bla..." Dan si pria langsung ngelamar kita di hari berikutnya :p Hahaha, terinspirasi dari kisah Yusuf dan Maria gitu deh ceritanya....

Ya intinya, ga peduli how real the promise seems, tetap biarkan si pria yang melakukan inisiatif. Kalau belum, tunggu. Dalam fase ini mungkin timbul pertanyaan-pertanyaan, "Boleh ngga aku sms dia?" atau "Boleh ngga aku sapa dia di facebook?" Mmm, itu kembali pada tiap pribadi, apa tujuannya sms/chat ke dia? Apakah memang ada sesuatu yang perlu disampaikan? Atau hanya sekedar memuaskan rasa ingin ngobrol? Atau jangan-jangan untuk memancing dia bertindak? Hal ini penting karena kita perlu tetap menetapkan batasan-batasan untuk menjaga hati kita tidak terikat padanya secara emosional. Penting juga untuk menjaga perilaku kita kepada pria itu tidak berlebihan. Keintiman adalah upah dari komitmen, kata mas Joshua Harris^^

Lalu, mungkin dalam masa penantian itu muncul pertanyaan, harus menunggu sampai berapa lama? Hmm, back again, harus tanya Tuhan. Ngga ada patokan pasti. It can be sooner or later. Lalu bagaimana kalau kita sudah menunggu dan ternyata si pria tidak juga melakukan inisiatif (baca: tindakan) apa-apa? Yaaah, mungkin memang belum waktunya, atau bisa jadi kita memang salah mendengar suara Tuhan. Karena, saat kita menunggu, sebenarnya juga adalah saat kita menguji, kemungkinan kita salah dalam mengartikan apa kehendak Allah tetap saja ada. 

Mungkin kita jadi bertanya, kalau memang ternyata bukan dia, kenapa Tuhan membiarkan aku menunggu? Kenapa Tuhan ngga bilang aja langsung orangnya bukan dia? Kenapa Tuhan ngga bilang langsung, "Woi, anakKu, itu bukan janjiKu, itu cuma perasaanmu aja"? Kenapa Tuhan justru mengijinkan kita menunggu? Wkwkwk, maksud Tuhan bisa berbeda pada setiap orang, tapi tetep aja, there are a lot of treasures we can learn when God  teaches us how to wait upon Him. Trust me. Pada akhirnya ini bukan soal mendapatkan siapapun pria itu, tapi soal mengalami Tuhan dan dibentuk serupa dia :) Percayalah bahwa jalanNya sangat bijaksana.

Kalau ada yang pernah baca blognya Ci Nelly (yang belum bisa klik disini) dan baca post yang judulnya How I know that he is the one from God (yang ada 6 jilid^^ dan masih akan lanjut ;p) pasti udah tahu perjuangan Ci Nelly buat menghidupi janji spesifik tentang Bang G. Tuhan bilang Bang G adalah jodohnya, dan itu diteguhkan lewat firman, mimpi, dan pemimpin rohani. Even ketika Ci Nelly mo berenti nunggu pun, Tuhan terus ingetin Ci Nelly buat terus menunggu. Bayangin aja, Bang G udah naksir orang lain, Tuhan tetep suruh Ci Nelly ngelanjutin proses itu. A big wooowww!!!

Satu hal yang pasti, dalam kisah Ci Nelly ini tetap ada bagian dimana Ci Nelly melepaskan Bang G. Bukan berarti Ci Nelly give up on the promises, tapi lebih kepada berserah kepada cara Tuhan dan waktu Tuhan. Ci Nelly tidak melakukan apapun untuk mendorong pria itu memilih Ci Nelly. She just prayed, prayed and prayedConsulted God and her leader always. Even dia terbuka pada kemungkinan kalau ternyata dia salah denger suara Tuhan. Even kalau pria itu ternyata tidak jadi miliknya, dia juga ngga akan pernah kecewa karena Tuhan tetap memakai masa menunggu itu untuk membentuk dan mempertajam karakternya. Dia juga ngga akan kecewa karena Tuhan selalu cukup buat dia. Hal ini jadi obat anti-galau buat dia :)

Soal peneguhan tentang janji mengenai pasangan hidup ini memang bisa jadi ribet banget. So, buat kamu yang sedang bergumul dengan masa penantian akan seseorang, terutama kalau kamu merasa Tuhan sudah menjanjikan orang itu untukmu, ikuti aja prosesnya, tetap melekat kepada Allah dan ikuti tuntunanNya. Peganglah janji Tuhan bahwa Ia adalah Allah yang sungguh rindu memberikan tuntunan dan arahan bagi kita.

Mazmur 32:8
Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu.

God will never lead us anywhere He doesn't want us to follow...


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Tentang penulis 


Mekar A. Pradipta

• Old fashioned • Books and literature • Countryside adventurer • Walking under the drizzle • Talking to dogs • Blowing out dandelions • Speculaas and camomile tea • All kinds of berries • Anything vintage and romantic •



4 comments:

  1. Sangat memberkati kak.
    btw bisa sharing kak?
    hehe :)thanks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Ika!
      Puji Tuhan kalo artikel kami bisa memberkati kamu :) Kalo ada hal yang ingin di-share, silahkan email kami di "contact us" di atas yah. Makasih!

      Delete
    2. Sangat memberkati sekali... boleh minta alamat blog ci Nelly? jd penasaran dengan kisah cinta mereka... :) Hehehe

      Delete
  2. Uwaaaa, sama banget ini. Akhirnya instead of waiting for the man come, im prefer to prepare myself first.
    Diajar banget untuk berserah dan tidak mendahului Tuhan.
    Aaaaaah, terimakasih banyaaaak!
    Have a blessed life ya kak :D

    ReplyDelete

Share Your Thoughts! ^^