Friday, June 23, 2017

Kenapa Harus Menunggu?


by Azaria Amelia Adam

Banyak dari kita pasti sudah punya rencana hidup. Misalnya, kalau sudah selesai pendidikan sarjana, kita punya target kapan harus sudah mulai bekerja, kapan melanjutkan studi lagi, kapan menikah, kapan punya anak dan seterusnya.

Semuanya seperti sudah tertata dengan baik dalam pikiran dan kita berjuang untuk mewujudkannya. 

Saat kita masih jadi mahasiswa tingkat akhir, harapan kita adalah lulus tepat waktu dan cepat mendapat pekerjaan. Kalau bisa dapat pekerjaan yang kita suka, sesuai bidang ilmu dan keahlian, dan gaji besar. Atau buat yang sudah menikah, maunya cepat punya anak. Ah, indahnya hidup jika seperti itu.

Tetapi, kadang semua terjadi tidak seperti rencana kita. 

Bukannya lulus tepat waktu, penelitian kita untuk tugas akhir bermasalah dan akhirnya harus mengulang. Segera setelah lulus, kita langsung mengirim lamaran ke banyak tempat, tetapi masih belum dipanggil untuk bekerja. Atau, sudah menikah lebih dari 5 (lima) tahun, tetapi belum memiliki anak.

Dalam menghadapi masa penantian itu, kita seperti disuruh Tuhan untuk bersabar. Tetapi saat kita menunggu, lama-kelamaan kita menjadi bosan, kecewa dan putus asa.

Sangat penting buat kita untuk tidak menunggu hanya untuk berkat seperti wisuda atau pekerjaan yang bagus. Kita perlu berharap pada Tuhan. Akan ada sukacita bagi orang-orang yang bersabar dalam Tuhan dan tetap percaya pada Tuhan. 

Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, Nantikanlah TUHAN.
(Mazmur 27:14)

Ya, semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu. 
(Mazmur 25:3a)

Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku.
(Mazmur 62:5)

TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia.
(Ratapan 3:25)

Pernahkah kita berpikir, masa penantian justru membuat berkat Tuhan terasa lebih indah. Apa bedanya, semangat kerja seorang yang sudah pernah menganggur setahun dan fresh-graduate? Atau, apa bedanya, perasaan bahagia suami istri yang memiliki anak pertama di usia pernikahan 10 tahun dengan yang baru 10 bulan menikah?

Jika kita benar-benar bersabar dalam penantian, kita bisa lebih menikmati berkat itu, bukan menyia-nyiakannya. 

Kita perlu percaya bahwa jika kita meletakkan harapan kita pada Tuhan, jiwa kita tidak akan kecewa malah menjadi semakin kuat. Kita mampu untuk bersukacita dalam penantian kita bersama Tuhan. 

Memang tidak salah jika kita punya target waktu dalam kehidupan ini. Tetapi perlu kita sadari bahwa menunggu dan berserah adalah hal yang harus kita lakukan untuk memiliki hati yang kuat dan jiwa yang tenang. Tuhan tidak memanggil kita hanya berdiam dalam penantian. Tuhan mengijinkan kita mengunggu agar kita bisa belajar menyerahkan semua keinginan dan harapan kita pada-Nya. Ini yang harus kita lakukan dalam penantian, bukan lagi mempertahankan rencana, waktu, keinginan dan harapan kita, tetapi menggantinya dengan rencana Tuhan, waktu Tuhan, keinginan dan harapan Tuhan atas kita.

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^