Wednesday, October 29, 2014

Ruang Operasi Tuhan

by Mekar A. Pradipta


Lagu yang termasuk kategori bersejarah buat aku, salah satunya, adalah "Jadikan Aku Indah". Lagu ini mengingatkan aku pada waktu aku lahir baru, delapan tahun yang lalu. Waktu itu, aku yang tidak tahu banyak soal lagu rohani, tiba-tiba jatuh cinta dengan lagu ini waktu pertama kali mendengarnya di persekutuan remaja gereja.

Hidup kita ini memang proses untuk menjadi indah di hadapanNya. Untuk dibentuk, untuk disempurnakan, semakin serupa dengan Allah. Ia adalah penjunan dan kita tanah liatnya. ia akan mengikis apa yang tidak tepat. Membuang apa yang tidak seharusnya. Meremukkan apa yang salah.

Kalau kita adalah tanah liat, kita diremukkan. Kalau kita adalah emas, kita dibakar di dalam api. Kalau kita adalah kerang, ada kerikil yang harus kita telan. Dan rasanya sangat tidak nyaman...

Aku membayangkan itu seperti Tuhan sedang melakukan operasi, bisa kecil, bisa besar. Kalau itu kecil, mungkin itu seperti proses facial, hanya beberapa buah jerawat, sedikit rasa sakit dan selesai! Tapi bagaimana kalau yang dioperasi adalah sebuah tumor??? Tuhan akan membedah bagian-bagian yang paling tersembunyi, menyayat, mengiris atau memotong beberapa  bagian diri kita yang paling peka. Dan setahuku, di ruang bedah Tuhan tidak dipakai obat bius...

Tidak semua orang sanggup menjadi lembut di bawah tangan kuat kuasa Tuhan yang sedang membentuk kita. Ada yang justru menjadi keras dan bahkan meloncat keluar dari ruang operasi Tuhan. Well, mereka punya alasan, operasi Tuhan sering sekali sangat menyakitkan.

Tapi itu harus. Kadang yang diperlukan hanya bertahan sebentar sampai semua proses itu selesai. Of course, diiringi dengan sikap rendah hati dan mau belajar. Belajar memberi respon yang benar pada setiap tindakan Tuhan.

Aku hanya berpikir bahwa Tuhan itu ahli bedah yang bisa dipercaya. Ia tidak pernah salah mendiagnosa. Ia tidak pernah salah memberi tindakan. Ia memang tidak senang melihat kita menderita, tapi Ia menguatkan dirinya, mengijinkan kita menderita sebentar demi kebaikan kita. Dan kupikir, waktu kita mengerang kesakitan selama proses operasi itu, ia selalu siap dengan tissue untuk menghapus keringat dan air mata kita. Ia juga selalu siap dengan kata-kata semangat agar kita bisa bertahan.

Kita ada di tangan yang tepat. Kita ada di ruangan yang tepat. Kita ada di proses yang tepat. Ikuti saja sampai operasinya selesai. Lalu lihatlah hasil operasi Tuhan. Betapa berbedanya kita, betapa indah kita kemudian!

"Tulisan yang sebenarnya dibuat untuk menyemangati diri sendiri agar tetap bertahan di ruang operasi Tuhan seberapapun sakitnya. Semuanya untuk kebaikan :)"
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Tentang penulis 



Mekar A. Pradipta


• Old fashioned • Books and literature • Countryside adventurer • Walking under the drizzle • Talking to dogs • Blowing out dandelions • Speculaas and camomile tea • All kinds of berries • Anything vintage and romantic •




No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^