Monday, March 22, 2021

Tidak Bercela




by Poppy Noviana

…dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu, sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu sehingga lawan menjadi malu, karena tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka sebarkan tentang kita
(Titus 2:7-8)

Saya teringat seorang teman yang bertanya kepada saya, bagaimana mungkin saya bisa menerima kenyataan bahwa saya difitnah di pengadilan dan menyaksikan lawan yang saya gugat bersumpah di atas Alkitab bahwa mereka tidak bersalah. Padahal, sudah jelas mereka melanggar kontrak kerja dengan pemecatan sepihak atas dasar pandemi. Apakah semua orang Kristen semunafik dan sejahat itu? 

Saat itu Roh Kudus mengingatkan saya, tidak semua hidup orang Kristen serupa dengan gambaran ideal di Alkitab. Status Kristen bisa saja adalah warisan dari orang tua, namun menjadi pengikut Yesus adalah keputusan pribadi berdasarkan kesadaran tentang penebusan karena kasih-Nya. Itulah mengapa, Yesus memanggil kita untuk menjadi pengikut-Nya, bukan menjadi orang yang beragama saja. Mengikut Yesus merupakan perintah yang lebih tinggi dari sekedar menjadi seorang yang beragama Kristen. Jika ada yang menyaksikan seorang Kristen hidup tidak benar, lalu menganggap ajaran Tuhan-nya seperti itu, sesungguhnya itu tidak tepat, karena perihal menjadi orang Kristen dan mengikut Tuhan dan adalah dua hal yang berbeda. 

Walaupun begitu, Firman Tuhan sendiri memerintahkan kita agar hidup tidak bercela. Titus secara khusus menyebutkan “agar tidak ada hal-hal buruk” yang dapat disebarkan orang-orang tentang kita. Tujuannya jelas, supaya terang kita bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatan kita yang baik dan memuliakan Bapa kita di sorga (Matius 5:16). 

Kadang ada yang bilang, ngga usah memikirkan apa yang orang pikirkan atau bicarakan tentang kita. Namun saat semua itu berhubungan dengan identitas kekristenan kita, hal itu menjadi penting. Tuhan ingin kita memiliki image yang baik karena kita membawa image Kristus. Ia juga tidak ingin perbuatan kita menjadi batu sandungan, khususnya bagi mereka yang belum mengenal Yesus.

Ini berarti, kehidupan sebagai menjadi pengikut Yesus seharusnya tidak berseberangan dengan perintah dan prinsip hidup-Nya. Padahal, kenyataannya selama kita masih hidup di dunia, kita akan selalu menjadi orang Kristen yang tidak sempurna. Bagaimana kalau kita gagal, lalu ada orang-orang yang membicarakan kita, karena label kita sebagai orang Kristen? 

Firman Tuhan menyediakan jawabannya,

Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
(Ibrani 12:2)

Dalam versi Bahasa Inggris, bagian awal ayat ini berbunyi, “Let us fix our eyes on Jesus, the author and perfecter of our faith,”. Yesus adalah penulis iman kita dan yang menyempurnakannya. Allah memahami bahwa kita tidak bisa memiliki iman yang sempurna, hidup yang sempurna, namun kita punya Yesus yang sanggup menyempurnakannya. Dengan satu syarat, mata kita selalu tertuju kepada Yesus. 

Hidup mengikut Yesus adalah sebuah proses. Mengikut Yesus tidak berhenti saat kita menerima Dia sebagai Juru Selamat kita, namun terus berlanjut saat kita menjalani hidup setiap hari memikul salib-Nya. 

Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.
(Lukas 9:23)

Yesus tahu memikul salib bukan hal yang mudah. Ia sendiri kepayahan dan pernah jatuh. Tapi Yesus tidak menyerah, Ia memandang Bapa-Nya, bangkit kembali, dan tetap berjalan sampai tujuan. Ibrani mengatakan Yesus “tekun memikulnya salibnya”.

Kesimpulannya, menjadi pengikut Yesus dan hidup dengan label tidak bercela membutuhkan dua langkah ini:

Langkah Pertama - Menerima dan mengakui Yesus sebagai Juru Selamat pribadimu.

Langkah Kedua - Mengikut Dia dengan melakukan perintah-Nya dengan setia.

Terdengar sederhana memang, tapi menjalaninya tentu tidak mudah. Tapi Tuhan berjanji bahwa Ia bekerja di dalam kita dan memberi kekuatan untuk melakukannya. Jadi jangan takut untuk mengikut Dia. Fokus pada Yesus. Fokus mengejar excellence bukan jadi perfection. Fokus untuk taat dan setia demi menyenangkan hati Tuhan, bukan untuk mendapatkan kekaguman dan pengakuan orang. Tuhan pun ngga selalu menyenangkan semua orang. 

Akhir kata, status tidak bercela sebenarnya sudah kita terima saat kita melakukan langkah pertama, karena Yesus sudah menebus dosa kita. Tugas kita menghidupi status tersebut, dengan melalukan langkah kedua, sampai akhirnya Dia memanggil kita kembali. 

Tetap semangat memelihara iman dan memikul salibnya di dunia ini. Mari kita saling mendoakan dan menguatkan dalam percaya dan berserah penuh kepadanya, tanpa ragu sedikitpun.

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^