Bayangkan kita mendapatkan hadiah berupa berlian 18 karat dengan kualitas 4C (Color, Clarity, Cutting, Carat) yang tinggi. Apa yang akan kita lakukan? Menaruhnya di sembarang tempat? Tentu tidak, bukan? Kita akan menaruh di kotak perhiasan—bahkan di kotak tersendiri—lalu kita masukkan ke brankas perhiasan supaya aman. Pastinya kita tidak akan mau menukarnya dengan berlian 18 karat dengan kualitas 4C rendah, kan?
Berlian 18 karat itu ibarat anugerah Tuhan untuk kita. Tuhan memberikannya dengan cuma-cuma, kita tidak perlu melakukan apa-apa—hanya percaya saja kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita secara pribadi. Melalui kematian-Nya di kayu salib dan kebangkitan-Nya pada hari ketiga untuk menebus dosa, setiap orang yang percaya kepada-Nya—termasuk kita—tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16). Hanya karena anugerah dan iman yang diberikan Allah, kita dilayakkan-Nya untuk dibawa dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib (1 Petrus 2:9-10). Itu adalah hadiah terbesar dan termulia yang Tuhan berikan kepada manusia.
Dengan berharganya anugerah tersebut, apakah kita masih akan menyia-nyiakannya? Seandainya ada hal-hal yang membuat kita berpikir ribuan kali untuk melakukannya, mungkin kita harus mengingat bahwa pengorbanan Yesus itu lebih berharga dari apapun juga di dunia ini. Jika sudah menerima sesuatu yang paling berharga, yaitu darah Yesus yang menyucikan hidup orang percaya, apakah kita mau menukar dengan sesuatu yang tidak suci dan najis? Lupakah kita dengan apa yang Paulus katakan berikut:
“Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak!”
(Roma 6:15 / TB)
Maka dari itu hidup kita sehari-hari haruslah mencerminkan anugerah Tuhan yang sudah kita terima. Jadi, bagaimana kita harus menghidupinya?
1. HIDUP KUDUS
“tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,”
(1 Petrus 1:15 / TB)
Kenapa harus hidup kudus? Karena Tuhan itu kudus. Sedikit ada dosa saja kita tidak bisa menghampiri Dia. Bersyukurlah karena kita sudah dikuduskan dengan darah Yesus, sehingga kita bisa menghampiri Dia dan memanggil-Nya, “Abba, ya Bapa.” (By the way, bagi orang Yahudi, panggilan itu adalah panggilan paling akrab dari seorang anak kepada ayahnya).
Tuhan tahu bahwa kita adalah manusia yang tidak terlepas dari jeratan dosa. Dia juga tahu bahwa meskipun sudah menjadi orang percaya (bahkan ikut pelayanan di mana-mana), kita tetap bisa jatuh dalam dosa—kapanpun dan di manapun. Karena itu, apabila ada kesadaran yang diberikan oleh Roh Kudus, kita harus segera mengakui dosa-dosa kita kepada Tuhan; segera bertobat dan tidak melakukannya lagi. Ingat: Tuhan yang adil dan setia akan mengampuni jika kita mengaku dengan jujur dan bertobat dengan sungguh-sungguh (1 Yohanes 1:9). Ketika perjalanan hidup semakin terjal (atau terlalu mulus seperti jalan tol, yang membuat kita bisa lepas kendali), Tuhan tidak lepas tangan terhadap kita. Ada Roh Kudus yang akan selalu mengingatkan apabila ada dosa yang kita lakukan (maupun sedang menanti), sehingga kita bisa segera berbalik arah.
2. HIDUP SEBAGAI ANAK-ANAK YANG TAAT
“Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,”
(1 Petrus 1:14 / TB)
Taat kepada Tuhan membutuhkan ketaatan penuh. Saat Tuhan berkata agar jangan lagi menuruti hawa nafsu yang menggoda itu, satu-satunya pilihan bagi kita adalah taat. Saat Tuhan mengingatkan supaya jujur dalam pekerjaan, pilihan kita hanya taat. Saat Tuhan menegaskan agar harus mengampuni, ketaatan kita akan diuji. Oke, manusia memang punya freewill untuk memilih yang lain (yang lebih “nyaman” dan “mudah” untuk dilakukan). Tapi sebagai anak-anak Tuhan yang ingin untuk taat kepada-Nya, tidak ada pilihan lain selain melakukan apapun yang Dia kehendaki—meskipun itu sulit dan melawan keinginan daging kita. Jangan khawatir: Roh Kudus akan selalu mengingatkan kita jalan mana yang harus kita tempuh—pastinya jalan kebenaran, bukan kecelakaan. Jadi, taat saja kepada Tuhan, pasti kita berjalan di dalam kebenaran. Kalau kita berjalan dalam koridor kebenaran, ketidakbenaran tidak akan bisa menjatuhkan kita.
Ketaatan akan membawa kita kepada kebaikan-kebaikan yang berasal dari Tuhan. Sebagai Bapa yang baik, Dia selalu menunjukkan dan memberikan apa yang terbaik. Hanya saja… kita yang suka maunya sendiri, padahal Tuhan sudah menyiapkan sesuatu yang terbaik bukan hanya baik. Misalnya saja, kita tahu bahwa korupsi uang perusahaan adalah dosa ketidakjujuran, kita mau taat dengan arahan Roh Kudus yang bilang supaya kita tidak korupsi atau tidak taat? Itu semua pilihan kita. Taat atau tidak taat? Choose wisely!
As a wrap, marilah kita mencerminkan anugerah keselamatan yang telah kita terima dari Tuhan Yesus. Jangan pernah menukar anugerah keselamatan di dalam Tuhan Yesus dengan hal yang tidak terlebih mulia. Hiduplah dalam kebenaran, apabila berbuat dosa cepat bertobat serta selalu taat kepada Tuhan. Amin.
“Untuk mendapatkan keselamatan, kita tidak perlu mati di kayu salib tetapi untuk menjalani kehidupan kita di dalam anugerah keselamatan itu, kita harus memikul salib.”
No comments:
Post a Comment
Share Your Thoughts! ^^