Monday, December 28, 2020

Saat Mendengar Berita Tentang-Nya




by Yunie Sutanto

Jika suatu hari nanti kita berpapasan dengan artis idola, kira-kira bagaimana reaksi kita? Yang fangirling pasti berdebar-debar jantungnya nih. Ada yang nekad minta wefie bareng. Ada yang diam-diam membuntuti sang artis idola lalu sengaja makan di restoran yang sama. Ada juga yang langsung reportase ig live. Biasanya fangirl tuh selalu update kabar terbaru sang idola. Mulai dari event terbaru, album terbaru, atau lokasi syuting sang idola. Bahkan, jarak yang jauh pun rela ditempuh seorang fangirl demi menjumpai sang idolanya. Nominal besar yang dikeluarkan untuk tiket konser dan tiket pesawat rela dikeluarkan demi konser atau jumpa fans dengan sang idola.

Seperti layaknya fangirl (atau fanboy), banyak yang terus mengikuti berita dan berusaha update tentang kedatangan Sang Mesias sejak zaman Perjanjian Lama. Coba tengok apa yang tiap hari direnungkan para ahli Taurat dan imam Farisi? Bahkan, orang Yahudi masih terus meratap menantikan Mesias datang hingga saat ini. Umat Israel begitu merindukan dan menantikan kedatangan Sang Mesias, namun saat Kabar Baik diberitakan dengan kelahiran bayi Mesias 2020 tahun lalu, bagaimana respon mereka? Yuk, kita gali dan simak respon para tokoh di Alkitab!

Respon setiap kita memang bisa berbeda -beda dan unik.

Kita akan mempelajari respon Orang Majus dan Para Gembala. (Note: boleh membaca terlebih dahulu Matius 2:1-12 dan Lukas 2:8-20)


ORANG MAJUS

Orang-orang Majus melihat bintang-Nya di Timur dan mereka rela menempuh perjalanan jauh untuk menyembah Dia. Orang Majus inilah para truth seekers yang menempuh perjalanan berliku sebelum akhirnya berjumpa dengan Mesias. Saat akhirnya mereka menjumpai-Nya, Yesus Sang Mesias bukan lagi bayi mungil, tetapi seorang balita! Artinya apa? Cukup jauh dan cukup lama perjuangan orang Majus mengikuti petunjuk bintang untuk berjumpa Sang Mesias. Zaman itu belum ada GPS dan google map sih, itulah sebabnya mereka sempat nyasar ke istana Herodes. Orang Majus yang merupakan kaum bangsawan dan terpelajar ini menyangka pastilah Raja Yahudi terlahir di tempat yang mewah atau setidak-tidaknya Raja Herodes pastinya tahu tentang Mesias yang dinantikan ini. Ternyata Raja Herodes pun ketinggalan berita soal kelahiran-Nya! Bahkan para ahli Taurat yang diminta keterangan oleh Herodes pun ternyata kurang update mengenai lokasi persis kelahiran-Nya! Siapa yang sangka Sang Raja di atas segala raja memilih terlahir di sebuah kandang domba?

Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka perihal kelahiran Sang Mesias. Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel." Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak.
(Matius 2:3-7 / TB)

Perjalanan jauh rela ditempuh dengan gigih oleh orang-orang Majus ini, demi mempersembahkan hadiah untuk menyembah Sang Mesias. Mereka tidak datang dengan tangan hampa. Mas, mur dan kemenyan dipersembahkan mereka kepada-Nya. Respon yang luar biasa menyambut Sang Raja Agung!


GEMBALA

Para gembala sedang berada di padang menjaga kawanan ternak mereka di waktu malam. Gembala adalah orang-orang sederhana, bukan orang terpelajar. Mereka merasa takut saat didatangi malaikat yang nampak bersinar penuh kemuliaan Tuhan.

Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."
(Lukas 2:10-12 / TB)

Gembala-gembala meresponi berita ini dengan gerak cepat ke Betlehem. Mereka hendak segera berjumpa dengan bayi Juru Selamat! Lalu ketika mereka melihat Maria, Yusuf beserta bayi Kristus di palungan, persis seperti apa kata malaikat, diberitahukanlah semua yang mereka dengar dari malaikat tadi. Semua orang yang mendengarnya merasa heran! Sungguh suatu Kabar Gembira!

Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
(Lukas 2:20 / TB)

Respon para gembala yang tidak menunda untuk berjumpa dengan Sang Mesias ini keren bangetlah! Mereka "segera" menjumpai-Nya! Mereka tidak abai atau meragukan kabar Baik tersebut. Mereka segera ke Betlehem. Justru orang-orang sederhana seperti para gembala ini malah mendapat share location dari para malaikat-Nya! Petunjuk lokasi yang mereka terima lebih tepat loh titik koordinatnya ketimbang orang Majus yang mengikuti panduan bintang Timur! Mereka pun berjumpa dan bisa memuliakan-Nya lewat kesaksian mereka.

Bagaimana dengan respon kita saat menerima Kabar Baik bahwa Yesus Kristus adalah Juru Selamat dunia? Adakah antusiasme yang sama saat meresponi Kabar Gembira? Apakah kita seperti Orang Majus dan Gembala yang menerima Kabar Keselamatan dengan sukacita ?


RESPON HERODES & AHLI TAURAT

Ada pula yang merespon seperti raja Herodes. Ia merasa cemas dan terancam. Herodes merasa terusik karena merasa ada saingan kekuasaan baru yang hendak bertahta menggantikannya. Ia ingin melenyapkan Raja baru ini. Ia merasa tidak butuh Juru Selamat. Ia tidak ingin menyembah-Nya. Ia hanya ingin tahu keberadaan-Nya untuk melenyapkan-Nya! Perkataan bahwa ia juga ingin ikut menyembah-Nya hanya lip service. Kenyataannya, rasa tidak aman Herodes tinggi sekali. Ia tidak (baca: belum) siap berjumpa Kristus. Jika ke"aku"an masih mendominasi tahta hati, sulit untuk bisa totalitas menerima Kristus hadir dan menjadi Raja di hati dan hidup kita. Mungkin Kristus hadir di 30% saja area hidup kita, 70% nya mah masih dikuasai ke"aku"an. Mungkin ke"aku"an masih 50% berkuasa, atau masih 10% berkuasa? Bagaimana kita bisa dipulihkan total jika tidak 100% area hidup kita yang diserahkan pada Kristus?

Ada pula yang merespon seperti ahli Taurat, yang merasa lebih tahu karena sudah khatam Taurat Musa dan kitab para nabi. Mereka meragukan dan memandang rendah Mesias saat kedatangan-Nya tidak sesuai idealisme dan harapan mereka. Mana mungkin Raja kok lahir di kandang domba, anak Yusuf si tukang kayu miskin dari Nazareth? Ibunya si Maria pun digosipkan sudah hamil sebelum dinikahi resmi oleh Yusuf. Mana mungkin Mesias terlahir dari Yusuf dan Maria? Mana mungkin IA bisa menyelamatkan Israel? Raja macam apa yang demikian? Saat idealisme dan konsep logis kita malahan merintangi kita untuk bisa melihat keselamatan di dalam Kristus, ini menyedihkan sekali bukan? Kita mungkin tidak bisa melihat dengan jelas saat ngotot memakai pola pikir lama yang salah. Respon kita bisa saja meragukan keselamatan di dalam Kristus jika kita masih berpikir dalam koridor sempit agamawi.

Sedihnya mungkin seperti fanboy atau fangirl yang telat sadar kalau ternyata ada jumpa fans dengan idolanya di mall yang sama tempat dia berada. Ia telat mendapat beritanya, lalu saat ia tiba di lokasi, ternyata acaranya sudah selesai! Ia berpikir seharusnya jumpa fans itu ada notifikasi di akun fansclub. Pemikiran yang keliru karena ternyata hari itu bukan jumpa fans resmi. Sang idola spontan saja mentraktir makan fans yang kebetulan ia temui. Bisa jadi demikian juga rasa hati para ahli Taurat yang terlambat menyadari bahwa Mesias ternyata sudah datang 2020 tahun lalu. 

Menjelang tutup tahun 2020 ini, yuk, kita merenungkan sikap hati kita terhadap Kabar Baik Keselamatan! Apakah hati kita senantiasa update terus dengan Juru Selamat kita? Apakah kita sudah totalitas menjadikan Kristus Raja atas seluruh aspek kehidupan kita? Jika belum, marilah kita menggunakan momentum akhir tahun ini untuk berubah. Mari kita berdoa di penutup tahun 2020 ini:

Tuhan Yesus, terima kasih untuk karya penebusan-Mu di kayu salib 2020 tahun lalu. Engkau rela mati untukku. Engkau menebusku selagi aku masih berdosa. Menuju tahun 2021, di pergantian tahun ini aku mau Tuhan Yesus, supaya Engkau menjadi Raja di segenap aspek hidupku! Engkaulah saja yang menjadi Tuhan atas hidupku. Bertahtalah di hatiku. Baharuilah pola pikirku yang salah. Berikan aku lidah dan telinga seorang murid. Berikan aku hati yang lembut dan rendah hati. Saya mau makin dibentuk ke arah keserupaan Kristus. Saya mau punya sikap hidup yang siap menyongsong kedatangan-Mu. Biarlah aku hidup menggenapi rencana-Mu. Amin

1 comment:

Share Your Thoughts! ^^