by Eunike Santosa
Halo teman-teman! Dalam rangka merayakan Jumat Agung dan Paskah, aku pengen mengajak temen-temen untuk mengenal seorang perempuan yang namanya sudah tidak asing lagi, yaitu Maria Magdalena. Siapakah dia?
Sebuah puisi karya Eaton S. Barrett tentangnya berbunyi demikian:
Not she with traitorous kiss her Saviour stung,
Not she denied Him with unfaithful tongue;
She, while apostles fled, could danger brave,
Last at His cross, and earliest at His grave.
Maria Magdalena, bukan orang yang memberikan ciuman pengkhianatan seperti Yudas Iskariot. Dia juga bukan orang yang menyangkal Tuhannya seperti Simon Petrus. Ketika para murid lain kabur, dia berani tinggal dekat Kristus yang disalib, dengan resiko bahaya. Dialah orang terakhir dekat salib Kristus, dan yang paling pertama hadir di kubur-Nya. Seorang pengikut Kristus yang setia.
Kita biasanya mendengar namanya dalam cerita Paskah sebagai salah satu perempuan yang datang ke kuburan Tuhan Yesus pagi-pagi benar. Ya memang bener sih, ga salah. Tapi ketika saya membaca dan meneliti lebih jauh tentang sosok wanita ini, ternyata ada banyak hal yang saya temukan tentang dia. Dan semakin jauh saya mempelajarinya, saya ikut terharu dan nangis sendiri. Hehe... Jadi, saya berharap, sebagaimana saya telah diberkati dan dikuatkan ketika saya menggali tentang sosok Maria Magdalena ini, kiranya kalian juga akan mendapatkan berkat yang sama. Yuk, mari kita belajar pelan-pelan. :) Maria Magdalena adalah...
- Salah satu dari perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus (Matius 27:55, Lukas 8:1-3)
- Salah satu perempuan yang menjadi saksi kematian Kristus di atas salib (Matius 27:56, Markus 15:40, Lukas 23:49, Yohanes 19:25)
- Salah satu perempuan yang hadir saat Yesus dikuburkan (Matius 27:61, Markus 15:47)
- Salah satu saksi awal dari Kebangkitan Kristus (Matius 28:1-10, Markus 16:1-8, Lukas 24:1-10, Yohanes 20:1-2)
- Orang pertama yang Yesus menampakkan dirinya setelah bangkit (Markus 16:9, Yohanes 20:11-17)
- Salah satu orang pertama yang memberitakan kabar kebangkitan Kristus (Matius 28:7, Lukas 24:9, Yohanes 20:18)
- Bisa dibilang ketua dari para perempuan-perempuan pengikut Kristus atau setidaknya mempunyai posisi yang signifikan karena namanya sering dicatat duluan sebelum perempuan-perempuan lainnya (Matius 27:56, 61, 28:1; Markus 15:40, 47, 16:1; Lukas 24:10)
Lumayan panjang kan, ‘rekam jejak’ Maria Magdalena ini? Hehehe… Saya tercengang sendiri waktu nge-list ‘penemuan-penemuan’ ini. Nah, itu adalah Maria Magdalena setelah menjadi murid Kristus. Tapi siapakah dia sebelumnya? Alkitab mencatat bahwa dia dulunya dirasuki oleh tujuh roh jahat, dan Yesus mengusir semua roh tersebut (Markus 16:9, Lukas 8:2). Namanya Maria Magdalena, yang menunjukkan bahwa dia berasal dari kota Magdala di provinsi Galilea (Matius 27:55). Kota ini katanya merupakan kota yang lumayan kaya raya karena industri tekstil di provinsi Galilea. Trus, menurut Lukas, para perempuan-perempuan ini melayani Kristus dengan kekayaan mereka (Lukas 8:3), jadi bisa diasumsikan kalau si mbak Maria Magdalena ini lumayan berduit sebelum dia melayani Kristus.
Coba kita memahami hati Maria dengan menempatkan diri di posisinya. Ketika ketemu Yesus, Dia dibebasin dari belenggu roh-roh jahat. Beberapa komentator bilang, ketika seseorang dirasuki roh jahat, kemungkinan yang terjadi adalah dia jadi gila—alias ga bisa mengontrol pikirannya sendiri. Kebayang gak tuh, betapa menderitanya dia? Lalu datanglah Juruselamat yang melihat dia, dan membebaskan dia; seorang Pribadi yang melihat penderitaannya dan menyelamatkannya. Terus seiring berjalannya waktu, dia ikut Tuhan dan dia melihat bagaimana Pribadi ini menyembuhkan banyak orang, mengajar banyak orang, diikuti banyak orang. Sungguh waktu-waktu yang indah bagi Maria.
And then… Tuhannya ditangkap, diadili depan Pilatus. Maria melihat Tuhannya dihina, diludahi, dicambuk, difitnah, dibenci oleh banyak orang (mungkin bahkan orang-orang yang tadinya mengelu-elukan Yesus!). Pribadi yang mengusir roh-roh jahat darinya, sekarang harus memikul salib yang hina dan berjalan ke Kalvari. Pribadi yang melihat dirinya dan segala kebutuhannya, sekarang dipaku di atas kayu salib. Tuhannya, yang dekat dengannya, yang tadinya banyak bercakap-cakap dengannya, sekarang menderita secara fisik, emosi, dan rohani, tergantung di salib. Tuhannya, yang dekat dengan hatinya, sudah mati.
*menghela nafas sejenak…*
Ketika saya merenungkan kisah Maria Magdalena ini, saya teringat akan sebuah lagu hymne. Lagu ini berasal dari wilayah perkebunan di Amerika Serikat pada masa perbudakan orang kulit hitam sekitar tahun 1899, judulnya "Were you there when they crucify my Lord?" Berikut saya terjemahkan liriknya.
Apakah engkau di sana ketika mereka menyalibkan Tuhanku?
Apakah engkau di sana ketika mereka menyalibkan Tuhanku?
O, terkadang ini membuatku gemetar, gemetar, dan gemetar!
Apakah engkau di sana ketika mereka menyalibkan Tuhanku?
Apakah engkau di sana ketika mereka memaku-Nya di salib?
Apakah engkau di sana ketika mereka memaku-Nya di salib?
O, terkadang ini membuatku gemetar, gemetar, dan gemetar!
Apakah engkau di sana ketika mereka memaku-Nya di salib?
Apakah engkau di sana ketika mereka menaruh-Nya di kubur?
Apakah engkau di sana ketika mereka menaruh-Nya di kubur?
O, terkadang ini membuatku gemetar, gemetar, dan gemetar!
Apakah engkau di sana ketika mereka menaruh-Nya di kubur?
Maria tetap ada di sana, di setiap tahap penyaliban Kristus. Menyaksikan dengan hati bergetar Tuhannya disiksa. Saya mencoba menempatkan diri saya di posisi Maria, merenungkan Tuhanku, Yesusku, dipaku, disalib, mati… Buat saya. Karena saya.
Seolah belum cukup kesedihan Maria, pada hari minggu pagi-pagi ketika ia dan perempuan-perempuan lainnya pergi ke kubur Yesus dengan membawa rempah-rempah bagi jenazah Yesus, dia menemukan pintu kubur Yesus terbuka, dan kubur itu kosong! Mereka pikir tubuh Kristus dicuri orang. Di injil Yohanes dicatat kalau si Maria Magdalena langsung lari ke murid-murid lain buat lapor bahwa tubuh Yesus hilang. Murid-murid Yesus ikut ke kubur itu dan melihatnya kosong, sehingga mereka beranggapan mayat Yesus memang hilang. Mereka semua balik dan meninggalkan kubur. Tinggalah si Maria Magdalena yang menangis sedih. Apa gak cukup Tuhannya dibunuh, trus sekarang mayat-Nya harus hilang pula dicuri? Why?
Lalu Yesus muncul dan bertanya, “Mengapa kamu menangis?”
Ketika membaca kalimat pertanyaan yang Tuhan Yesus lantarkan ini, saya coba membayangkan wajah Yesus yang penuh kelemahlembutan dan kesabaran, bertanya kepada Maria yang sedang menangis tersedu-sedu. Maria akhirnya sadar bahwa itu Tuhan Yesus, ketika namanya disebut (Yohanes 20:16). Disini saya melihat, ada sentuhan yang sangat pribadi dan personal dari pertanyaan Yesus dan ketika Yesus menyebutkan nama Maria. Tuhan Yesus menampakkan diri-Nya pertama kali setelah Dia bangkit kepada Maria, seorang perempuan. I don’t know about you, tapi buat saya, kalo saya jadi Maria, saya akan merasa sangat tersentuh, dihargai, dan dicintai! Ini salah satu bukti bahwa Allah peduli terhadap wanita, isi hati wanita, tangisan wanita. Dia dekat denganmu ketika kamu nangis, ketika kamu sedih. Dia adalah Tuhan yang mendengar, berempati, melihat dan menjawab.
Sebagai saksi pertama akan kebangkitan Kristus, penampakan Kristus, Maria Magdalena pun menjadi pengabar berita kebangkitan Kristus. Setelah ketemu Yesus, Maria langsung pergi dan mengabarkan pada murid-murid, sesuai dengan perintah Kristus. Nah, hal ini adalah hal yang secara teologis sangat signifikan. Mengapa? Maria Magdalena hidup di zaman dimana kesaksian seorang perempuan itu tidak dianggap oleh hukum. Apa yang dikatakan oleh seorang wanita dianggap tidak penting, dibanding apa yang dikatakan seorang pria. Jadi untuk sebuah peristiwa yang begitu penting dalam sejarah kekristenan—kebangkitan Kristus sendiri, Tuhan memakai seorang wanita untuk menjadi saksi pertama-Nya. Ini artinya, once again, Yesus mendobrak nilai budaya. Bagi Allah, perempuan itu penting! Sama pentingnya dengan pria. Allah bisa memakai perempuan untuk kepentingan kerajaan-Nya. Allah mengasihi perempuan. Dan melalui kesaksian perempuan-perempuan ini, berita kebangkitan Kristus dapat tersebar. Dicatat di Alkitab, sebagai bukti bagaimana kekristenan itu berbeda dengan budaya, bukti bahwa Allah tidak memandang gender. Dia bisa memakai kaum yang tidak dianggap untuk mengukir sejarah. Kebenaran ini didokumentasikan oleh Alkitab: keempat Injil menuliskan nama Maria Magdalena sebagai saksi penting kebangkitan Kristus.
Tidak dicatat lagi kelanjutan kisah Maria Magdalena, tapi bisa kita asumsikan bahwa dia terus melayani dan mengikuti Kristus setelah Kristus naik ke surga, dan menjadi bagian dari gereja mula-mula.
Teman-teman, saya ngga tau teman-teman sedang apa ketika membaca artikel ini. Tapi saya ingin mengajak kalian ambil waktu sejenak untuk merenung. Boleh juga sambil dengerin lagu di bawah ini. Coba pikirkan sebentar, bagaimana komitmen kalian dalam mengikut Yesus sejauh ini? Apakah kamu telah menghidupi kematian dan kebangkitan Kristus dalam keseharianmu? Dan apa yang dapat kamu pelajari dari kisah Maria Magdalena ini? Renungkan sebentar… Kemudian tutuplah dengan doa respon pribadimu dengan Tuhan. :)
***
Bapa, terima kasih buat kasih-Mu. Terima kasih buat karya keselamatan. Terima kasih buat Kristus yang mau dihina, dicambuk, disalib, dan mati untukku. Terima kasih buat kebangkitan-Nya. Terima kasih karena aku mempunyai Allah yang memperhatikanku secara pribadi, Allah yang mengerti hatiku, Allah yang hadir dan menjawabku ketika aku menangis. Dan biarlah kiranya, seperti Maria Magdalena, aku bisa setia mengikuti-Mu, melayani-Mu, mengasihi-Mu dengan segenap hatiku, jiwaku dan pikiranku. Amin.
Selamat paskah teman-teman! :)
No comments:
Post a Comment
Share Your Thoughts! ^^