Friday, September 25, 2015

Pacaran Vs Pra Nikah

by Felisia Devi




"...dalam firman Tuhan, tidak ada kata pacaran, adanya tunangan (pra nikah)"
First time mendengar statement ini di kelas pembinaan pas awal2 bertobat, bikin gue rada mikir, bingung tapi lebih ke arah ga setuju... "Lah, gimana gue mau kenal doi klo gue gak pacaran sama dia?"

Tapi setelah melewati beberapa masa (kesannya gue udah tuir bener,hahaha), maksudnya bukan masa gimana sih - tapi beberapa kejadian dalam beberapa tahun soal hubungan pria dan wanita, gue baru ngerti maksud tuh statement dan sekarang setuju dengan statement itu. 

Hampir kita semua tau lah ya, gaya pacaran itu identik dengan apa biasanya, 
"Kita bisa kapan aja putus ... klo memang sudah tidak cocok, ya bubar", bener gak?

Dari pengalaman gue sih pacaran itu biasanya:
Ga jadi diri sendiri, alias jaim. Takut klo dia tau aslinya gue, doi bisa putusin gue.
Gue boleh sentuh lo, lo boleh sentuh gue, krn lo pacar (milik) gue.
Tapi itu semua ujungnya GAK JELAS/GAK PASTI!
Bikin ada perasaan gak 'aman', karena bisa aja dia menemukan yang lebih baik dari gue, dan gue ditinggal.

Bayangin aja, terutama kita sebagai cewe, udah ijinin lo gandeng2 gue bahkan lebih, terutama gue udah kasih hati gue, tapi ujungnya KITA BISA PUTUS.. Gimana hati cewe gak banyak yg terluka coba...???
Apa lagi sekarang ada yang namanya TTMan, HTSan atau apalah namanya..

Apa ini yang dinamakan masa saling mengenal apakah kita cocok atau tidak?
Apakah cara gini bisa bikin kita benar2 saling mengenal dan menjamin membawa kita ke pernikahan?
Apakah ini sesuai kebenaran?

Pacaran itu kan sebutan dari dunia, jadi memang sebenarnya tidak alkitabiah artinya sebenarnya. Tapi gue akan lebih membahas dari segi 'gaya' bangun hubungan  pada umumnya ya dan mengambil kesimpulan, pacaran itu artinya: COBA-COBA.

"Dicoba aja dulu, klo gak dijalanin kan ga akan tau..
Tapi cewe sadar ga sadar udah pake hati...

"Gpp dia begitu sama gue, nanti gue percaya dia bisa berubah.." 
Jaminan apa doi pasti bisa berubah? Siapa kita bisa berubah doi?

"Ya udah deh, daripada ga da gandengan, gue terima aja si doi..."
Harus punya pacar? Apakah sudah waktunya bangun hubungan?

Kadang kita cewe, apalagi dengan background keluarga yang tidak ideal, takut yang namanya kesepian, ditambah lagi banyak nilai-nilai salah yang kita percaya, bahwa keberhargaan kita itu klo ada yang mau sama kita. Jadi takut gak laku, atau kehilangan harga diri klo gak punya pasangan. Merasa dengan dia memberikan banyak hal, dia bisa mendapat hati tuh cowo sepenuhnya, kenyataannya??

Perlu kita ketahui dan dari, kalau pemikiran cowo, tidak seperti yang kita pikirkan ladies! Karena cewe diciptakan berbeda sama cowo.
Pernah denger gak pendapat ini, "senakal apapun cowo, dia mau dapat istri yang baek2..." Itu karena kebanyakan cowo, menganggap pacaran dan mau serius beda. Gue sendiri pernah denger pernyataan seorang cowo yang menilai salah satu wanita dengan, "...buat pacar OK, tapi buat jadi istri nanti dulu". Lah apa maksud ny ini..?? 
Klo memang orang 'lempeng' kan, udah tau gak cocok/gak bisa jadi istri, ya jangan dimulai hubungannya.. Klo udah tau gak bakal dikawinin, tapi tetep di pacarin ya namanya cuma buat seneng2 have fun aja toh berarti, sedangkan pasangannnya tau nya serius klo udah mau..
Bisa dilihat kan perbedaan dasar pemikiran pacaran dengan yang serius (pra nikah)?

Pacaran arti sebenarnya tidak membuat kita bisa benar2 mengenal pribadi pasangan kita yang sebenarnya ,atau dengan cara yg benar. Kenapa gue bisa bilang gitu, karena:
Buat cewe, butuh hati dulu sreg baru mau deket apalagi untuk di 'sentuh'... Jadi bikin udah gak murni lagi caranya. Yang ada malah akibatnya, kebanyakan cewe mempertahankan hubungan yang misalnya udah tau 'gak beres', tapi karena hatinya udah keburu diberikan (nyantol) kepada tuh cowo, tetep mempertahankan hubungan - merasa tuh cowo bertanggung jawab akan hal ini dan suka pake alasan 'gue udah cinta mati'..
Karena dulu gue sempet melakukan hal ini, udah tau tuh cowo nyakitin, bukan sesuai kehendak Tuhan, tapi masih mau... Gak heran ya memang kita cewe lebih susah move on klo patah hati, karena hati nya sebanarnya sudah diberikan sama yang bersangkutan. Klo cepet move on, mungkin hati nya udah tawar sangking sudah lama terluka tanpa diobati.
 
Disela kesibukan persiapan menjelang hari H, sesekali gue dan calong bilang, "Kita 'dating' atau pacaran dulu hari ini". Yang artinya, keluar sebentar dari kesibukan dan menikmati hiburan ngapain  kek, tanpa mikirin hal2 yg kudu diurus karena lagi mumet, butuh refreshing.  Jadi inget statement yang prnh dikeluarkan Joshua Harris, dating/pacaran itu bikin kita melupakan realita. 
Klo begini, gimana kita bener-benar mau kenal klo kita melupakan realita, klo dua2nya jaim, ya toh? 

Sedangkan masa pra nikah, sbnrnya mempersiapkan kalian bertemu dengan realita.
"..trus gimana gue bisa kenal dan tau cocok pa ga dia klo gak pacaran, masa tiba2 langsung mau diajak nikah?"
Ya gak gitu juga, masa gak tau kaya apa orangnya mau aja diajak nikah...
Nah, saran dari gue, kita bangun hubungan lewat (gaya) persahabatan. Karena gaya persahabatan ini yang bikin dua-duanya 'murni', bisa melihat sesuatu dengan benar, karena ga da maksud tertentu dan terselubung ... dan kita bisa mengenal pribadi dia yang sebanrnya.

Biasa kita suka bilang ttg temen/sahabat kita, "..temanan sama dia mah gue udah tau kaya apa busuk2nya" Ini nih yang sebenarnya kita butuh, yang bisa mengenal sbnrnya. Ga da kan temanan baik tapi pegang-pegangan tangan? Namany TTM-an klo ada..wkwkw

Selama masa pra nikah, gue dan calon selain sibuk ngurusin acara hari H, kita memilih cara membangun hubungan (kesatuan) secara rohani jiwa saja, tanpa melibatkan kesatuan tubuh dulu. Memang kita sudah pasti akan menikah, tapi bukan berarti dia sudah punya hak buat 'tubuh' gue. Dia blm resmi jadi suami gue. Kita mau pake cara persahabatan supaya tetep bisa melihat dengan 'sadar' klo memang ada yang tidak beres dan menjaga hubungan kita dgn Tuhan.

Karena kita sadar sentuhan fisik itu, bikin mancing hormon2 yang bisa bikin kita ada 'getaran cinta' jadi 'lupa daratan' alias bisa melakukan hal2 yg tidak semestinya tidak dilakukan dahulu... Dan kenyataannya menurut penelitian hormon ini cuma bertahan dua tahun!!! Bayangin aja, mana bisa getaran cinta yang cuma 2 tahun dijadikan dasar menikah selama sisa umur (paling tidak selama 30tahun).

Dan taukah kalian, bahwa tidak ada manusia yg bisa cocok 100% di dunia ini, karena kita manusia berdosa. Pasti ada hal yang bisa bikin kita sebel dari setiap pribadi, termasuk pribadi kita bisa bikin nyebelin buat orang lain, bahkan buat pasangan kita. Ya, contohnya di tengah kelurga  kita, yang sudah tinggal bareng seumur hidup kita, ade kakak juga bisa ribut, sama ortu juga bisa beda pendapat dan kesel kan?
Seperti itu calon pasangan yang sbnrnya, tidak ada yg bisa 100% cocok, hanya saja kita PERLU TAHU hal-hal mana yang bisa kita tolerir pa ga, khusus hal-hal yang sesuai kebenaran yang KUDU DIPERTAHANIN. Misal ttg hal seiman, udah tau kebenaranNya Tuhan larang, mbo ya jgn coba maju main api aja dengan alasan apapun, apalagi sampe mencari pembenaran, klo udah 'kebakaran' repot sendiri..hehehe

Pacaran bisa dilakukan siapapun, bahkan anak2 kecil pun bisa, dari jaman SMP aja gue dulu udah bisa pacaran, krn memang 'mudah' dilakukan... tidak ada komitmen, tanpa tanggung jawab atas segala resiko...
Apalagi yang TTMan atau HTS, sudah jelas terlihat seperti apa orang yang mau melakukan ini, mau tapi tidak mau bayar harga and ambil tanggung jawab. Jangan mau kita sebagai cewe dibeginiin. Kita harus tau dan sadar, betapa berharganya hidup kita karen sudah ditebus oleh darah yg mahal. Klo ada yang mau sama kita, harus bayar harga dan urusan ny itu sama Babe.

Masa pra nikah hanya dilakukan oleh orang dewasa, karena menikah bukan 'happily ever after' tanpa masalah, tapi akan ada tantangan dan sejenisnya ... untuk itu dibutuhkan orang yang memang bersedia (dan sudah terbukti mau) bayar harga, bertanggung jawab dan berkomitmen.
Orang seperti inilah yang sebenarnya bisa kita percaya (krn Tuhan percaya jg) untuk masuk dalam pernikahan yang akan melewati berbagai macam musim dalam hidup.
Oleh karena itu masa pra nikah hanya cocok untuk orang yang selain sudah cukup umurm, tapi juga sudah dewasa, karena untuk mempersiapkan kita siap masuk dalam pernikahan dengan segala resiko.

Mudah menjalankan kebenaran ini? Memang tidak, tapi percayalah apa yg Tuhan firmankan itu untuk kebaikan kita, dan ada kasih karunia dari Dia untuk kita bisa menghidupinya, apalagi ditengah dunia yg makin merosot, kasih karunia makin ditambahkan.

 Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; 
Yoh 1:16

 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Ibrani 4:16

Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus - 2 Tim 2:1

Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
1 Kor 15:10

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^