Saturday, November 3, 2018

Menghitung Hari-hari


by Tabita Davinia Utomo

“Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.”
(Mazmur 90:12)


Entah kenapa, ayat itu selalu membuat saya teringat dengan resolusi yang saya tulis di tahun 2013. Hmmmm... Ada apa yaaaa? Yuk, silahkan baca di bawah iniii :p 

Di akhir tahun 2013, saya mengikuti sebuah camp di salah satu seminari Alkitab di Malang. Pada tanggal 31 Desember malamnya, saya dan para peserta camp itu diminta untuk menuliskan kesan di tahun 2013 dan resolusi untuk tahun 2014 di sebuah kertas. Kertas itu kemudian digulung dan dimasukkan ke dalam sebuah botol. By the way, salah satu bagian yang membuat saya speechless dari resolusi yang saya buat itu adalah, 

“Ya Bapa, aku berdoa agar di tahun 2014 nanti aku dapat belajar lebih banyak tentang-Mu. Bantu aku, Roh Kudus, agar aku dapat lebih peka terhadap kehendak Tuhan bagi keluarga, sekolah, gereja, dan masa depanku. Dan tuntun aku, agar di (akhir) tahun 2014 nanti, aku juga dapat bersyukur atas tahun itu, sama seperti saat aku bersyukur untuk tahun 2013.”

Kesannya tulisan saya itu seperti tulisan anak kecil yang masih polos ya (mungkin memang benar kalo saya masih polos, sama kaya’ kata temenku :p lol). But that’s what I prayed for. And... God did it! :)

Selama tahun 2014, ada banyak hal yang Tuhan kerjakan dalam hidup saya, bahkan melebih dari apa yang saya bayangkan. Nggak cuma itu, Tuhan juga mengajarkan banyak hal kepada saya, entah itu lewat saat teduh (SaTe), persekutuan/kebaktian di gereja dan di komunitas saya, bahkan lewat obrolan sehari-hari dengan orang-orang di sekitar saya. Nggak jarang juga sih, Tuhan pakai orang-orang di sekitar saya (yang mungkin nggak saya kenal) untuk mendidik saya selama tahun ini (dan juga di tahun-tahun sebelumnya). Wah, He is so creative! He always makes everything more than I can imagine :) Dan itu sebabnya, saya benar-benar bersyukur dan speechless untuk kehadiran-Nya di dalam hidup saya (ciehh, sok romantis nih ceritanya :p).

Oke, sekarang coba kita baca lagi Mazmur 90. Dan kali ini, kita akan coba baca secara keseluruhan, nggak cuma dari ayat 12 doang. Guys, Mazmur 90 adalah doa yang dinaikkan Musa kepada Tuhan. Kita bisa tahu itu dari Mazmur 90:1. Bagi saya, Mazmur ini secara keseluruhan berbicara tentang tempat perlindungan yang kekal di dalam Allah. Kenapa kok, saya bisa bilang begitu?

Di dalam ayatnya yang ke-1 dan 2, Musa berkata,

“Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun temurun. Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya Engkaulah Allah.”
(Mazmur 90:1-2)

Nggak cuma itu, di dalam Wahyu 1:8, Yohanes menuliskan:

“’I am the Alpha and the Omega,’ says the Lord God, ‘who is, and who was, and who is to come, the Almighty.’”
(Revelation 1:8 / NIV)

Itu artinya, Dia udah ada sebelum dunia dan seisinya ini diciptakan. Bahkan Dialah yang menciptakan mereka, termasuk kita. Guys, nggak ada yang tahu tentang apa yang akan terjadi di hari-hari ke depan. Apa yang kita impikan dan cita-citakan bisa aja meleset dari perkiraan kita. Tapi Tuhan tahu apa yang terbaik untuk kita. Karena Dia yang menciptakan kita, dan Dialah satu-satunya tempat di mana kita bisa menaruh pengharapan di masa depan.

Guys, pernah lihat rumput kering kan? Coba perhatiin, waktu rumput itu kena angin, whusshhhh... Rumput itu bakal langsung terbang entah ke mana .__. Begitu pula dengan hidup kita. Nobody knows where the future will bring us. Karena itulah, kita membutuhkan Allah yang kekal itu sebagai perlindungan kita. Kita membutuhkan Dia untuk menuntun hidup kita untuk jadi semakin serupa dengan diri-Nya :)

Tahun 2015 telah tiba. Mungkin kita berharap permasalahan dan pergumulan yang sedang kita hadapi sejak dulu akan berakhir di tahun ini. Tapi... Siapa yang bisa memastikan bahwa semuanya akan berakhir di tahun ini? Nobody knows, except The Writer of our lives. Itu sebabnya, kita perlu benar-benar bergantung kepada Tuhan. Kita nggak bisa berjalan sendirian menghadapi masa depan, karena kita bukan manusia yang maha tahu (kalo maha tahu, berarti kita nggak butuh Tuhan lho :s). We must walk with God, no matter what our problem is. He will lead us through the problems and struggles, and you’ll see that everything will be beautiful in His hands.

“Lah, Tabita mah gampang ngomong gitu! Dia nggak tahu sih, seberapa berat pergumulanku!”

Guys, saya juga punya ketakutan tersendiri di tahun 2015. Di tahun ini, saya akan mengikuti ujian nasional tingkat SMA. Saya juga akan mulai kuliah di tahun ini. Dan... Tahun 2015 adalah tahun di mana sebuah pergumulan saya (yang berbeda dengan di atas) akan berakhir *masalahnya saya nggak tahu apakah pergumulan itu bakal berlanjut apa nggak -.- di situ deh ketakutan saya hehe*. Jelas saya nggak tahu apa yang akan terjadi terhadap pergumulan-pergumulan tersebut di tahun ini. Yang bisa saya lakukan adalah tetap percaya dan mempercayakan seluruh hidup saya kepada Tuhan, dan membiarkan Dia bertindak di dalamnya :)

Mungkin awalnya nggak gampang, ya, untuk membiarkan Tuhan menuntun hidup kita. Pasti ada banyak clash yang terjadi antara kita dengan Dia (aduh, kaya’ orang pacaran aja nih :p). Bisa aja ada yang bilang, “Tuhan kok nggak adil sih?? Aku maunya gini, tapi kok yang terjadi malah gitu!”. Guys, seindah-indahnya impian kita, masih jauhhhhh lebih indah apa yang udah Tuhan rancangkan untuk kita. Di situlah kita dilatih untuk percaya sama Tuhan, mempercayakan apa yang kita punya untuk Dia pakai menjadi alat kemuliaan-Nya.

Percaya kepada Tuhan bukan berarti kita pasrah sama semua yang Dia kehendaki. No! Kita memang harus bersandar sepenuhnya kepada Tuhan, tapi jangan sampe kita nggak ngelakuin apa yang jadi bagian kita! Bayangin Tuhan kita suruh-suruh ngelakuin A-Z, tapi kita nggak ngelakuin apa-apa, malah leha-leha -__- haduhhh, saya berdoa agar para pembaca nggak ada yang kaya’ gitu ya hehe.

Kita pun juga harus ngegunain waktu yang ada dengan sebaik mungkin. Nggak males-malesan, mulai belajar ngerjain pekerjaan rumah tangga (latihan jadi a housewife :B), belajar mengasuh anak (ato adik, ponakan, sepupu yang masih kecil...), cari passion hidup (entah itu jadi guru, dokter, arsitek, penulis, psikolog, or something else...), belajar semaksimal mungkin, kerja sungguh-sungguh, etc. Intinya, lakuin apa yang udah Tuhan percayain ke kita dengan sebaik-baiknya. Karena apa? Karena waktu nggak bisa kembali lagi. Adalah lebih baik menyesal untuk apa yang telah kita perbuat, daripada menyesali untuk apa yang tidak kita perbuat :)

So... Selamat berjalan bersama dengan Tuhan, ya :) Trust me, segala sesuatu indah pada waktunya (Pengkhotbah 3:11), walopun kadang kita nggak ngerti apa yang Tuhan kehendaki lewat pergumulan kita, dan kapan ‘waktu yang indah’ itu akan tiba :)

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^