Wednesday, April 8, 2015

Anggur yang Membawa Damai

by Phenny

Ketika diperhadapkan pada penderitaan dan dukacita, biasanya orang akan melakukan
berbagai cara untuk mendapatkan damai. Salah satunya adalah dengan anggur. Tapi sebelum
sahabat pembaca Majalah Pearl berpikir ini adalah artikel tips kesehatan atau jangan-jangan
tim redaksi salah mencetak artikel, mari kita baca ayat Firman Tuhan yang akan menjadi
dasar bagi renungan kita.

Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. ~ Yohanes 15:1

Ayat di atas mungkin sudah sering kita baca atau dengar. Biasanya ayat ini dikutip
untuk membahas mengenai Yesus yang adalah pokok anggur yang benar. Namun berhubung
kali ini temanya membahas bagaimana mendapatkan damai di tengah penderitaan atau
kesulitan, mari kita fokus dulu ke bagian kedua dari ayat di atas. Bapa-Kulah pengusahanya.
Allah Bapa kita yang di Sorga adalah pengusaha kebun anggur.

Sampai di sini mungkin pembaca bertanya, apa hubungannya Allah Bapa sebagai
pengusaha kebun anggur dengan menemukan damai di tengah kesulitan hidup? Yang pasti
ketika kesulitan hidup menerpa, orang mungkin akan berpikir tentang anggur, tapi apakah
kita pernah berpikir mengenai Allah Bapa sebagai pengusaha kebun anggur?

Coba tempatkan diri Anda sebagai seorang pengusaha yang bergerak di bidang
perkebunan anggur, apa yang kira-kira menjadi tujuan atau target Anda? Sudah pasti seorang
pengusaha kebun anggur ingin hasil anggurnya berlimpah. Dan bukan hanya secara kuantitas
buah anggurnya lebat, tetapi juga secara kualitas buah anggur memberi cita rasa yang terbaik.
Tahukah anda bagaimana hal itu dilakukan? Pengusaha itu akan menanam pohon anggur di
tanah dengan kondisi lingkungan yang paling ideal bagi pertumbuhannya.

Tahukah Anda tanah seperti apa yang paling bagus untuk mendapatkan hasil anggur
yang terbaik? Seringkali kita berpikir pasti tanah yang subur dan gembur. Akan tetapi, untuk
pohon anggur, tanah yang paling baik adalah tanah yang penuh pasir, kerikil, dan bebatuan
kecil. Dan bukan hanya itu, lingkungan yang paling ideal bukanlah yang penuh air, tetapi
justru di bawah sinar matahari yang terik. Intinya, kondisi yang paling gersang dan kering.

Mengapa? Rupanya kalau pohon anggur ditanam di lingkungan yang baik (tanah yang
gembur dan penuh air), maka pohon itu akan tumbuh fokus pada daun dan batang. Memang
jadinya pohon itu terlihat bagus, karena rindang dan lebat. Tapi akibatnya buahnya menjadi
tidak baik. Sebaliknya, ketika pohon anggur itu ditempatkan di lingkungan yang kering dan
keras, justru pohon itu akan bekerja keras mempertahankan kelembabannya dan hasilnya
adalah buah anggur yang rasanya sangat kuat. Rasa yang kuat inilah yang menjadi bahan
dasar minuman-minuman anggur terbaik di dunia.

Kembali ke Firman Tuhan di atas, Tuhan adalah pengusaha kebun anggur, sedangkan
kita adalah pohon-pohon anggur miliknya. Sama seperti pengusaha menanam pohon anggur
di lingkungan yang kering dan keras untuk mendapatkan hasil yang terbaik, Allah Bapa kita
juga menempatkan kita di situasi yang serupa. Mungkin bagi sebagian dari kita, lingkungan
yang kering dan keras itu bisa berupa sakit penyakit, kehilangan pekerjaan, patah hati, dll.
Bisa juga berupa status jomblo yang tidak kunjung berakhir, sementara usia sudah semakin
bertambah. Intinya, kesulitan-kesulitan yang kita hadapi dalam hidup ini. Tujuan Allah
menempatkan kita dalam lingkungan yang sangat tidak mengenakkan ini adalah supaya kita
bisa fokus menghasilkan buah yang lebat dan rasa yang kuat. Kita seringkali ingin yang
kelihatan bagus dan terasa nyaman, alias banyak daun dan cabang. Tapi pengusaha kebun
anggur inginnya buah-buah yang lebat dan rasa yang kuat. Ketika kita sedih, kecewa, marah,
ataupun bahkan hampir putus asa, ingatlah kalau Bapa kita yang di surga memiliki tujuan ini.
Satu-satunya cara kita bisa menghasilkan buah yang lebat dan bagus adalah hanya kalau kita
melekat pada Yesus, yang adalah pokok anggur yang benar.

Lantas bagaimana anggur yang satu ini bisa membawa damai di tengah kesulitan yang
kita hadapi? Ingatlah kalau Yesus adalah Raja Damai. Ketika kita melekat pada Dia, kita pun
mendapatkan damaiNya. Damai yang melampaui segala akal. Sekalipun di kondisi
lingkungan yang keras dan kering, damaiNya akan tercurah bagi kita, karena damaiNya
tergantung pada PribadiNya, bukan pada lingkungan sekeliling kita. Ingatlah, ketika Allah
Bapa menanam kita di lingkungan yang demikian, Dia tidak menaruh kita di sana sendirian.
Dia telah memberikan Pokok Anggurnya, di mana kita sebagai cabang-cabang pohon anggur
mendapat segala sumber makanan dan kekuatan serta pertumbuhan. Ingatlah kalau Yesus
yang adalah Pokok Anggur terlebih dulu ditaruh Bapa di lingkungan yang keras (ingat
penderitaanNya?) sehingga kita yang adalah cabang pohon anggur bisa beroleh sumber
penghiburan dan kedamaian dari Dia. Kiranya ketika kita kehilangan damai kita, kita
mengingat tujuan Allah Bapa, dan melekat pada Yesus yang adalah sumber damai. Niscaya
di akhir kekuatan kita yang terbatas, kita beroleh kedamaianNya yang berlimpah ruah,
mengalir memenuhi relung hati dan ruang pikiran kita

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^