Monday, June 1, 2020

Perumpamaan Seorang Penabur


by Poppy Noviana

Menikmati waktu bersama keluarga dan #dirumahaja dulu merupakan normal baru yang hari-hari ini kita lakukan sejak pandemi Covid-19 terjadi. Pembatasan fisik dan sosial pun menjadi bentuk kedisiplinan yang dituntut dari kita sebagai pribadi yang mengasihi Allah melalui cara hidup yang patuh kepada pemerintah atau otoritas yang saat ini memimpin. Namun, jujur saja, kekhawatiran itu tetap hadir dan dirasakan, bukan hanya oleh anak Tuhan, namun hampir semua orang di seluruh dunia yang sadar dengan lingkungannya. Berangkat dari situasi tersebut, saya ingin mengajak para pembaca untuk melakukan tes kondisi hati, dan semoga artikel ini menolong kita tetap merawat tanah hati kita, menjaganya tetap subur dan tidak kehilangan tujuan untuk berbuah.

Pertama adalah menyadari kondisi tanah hatimu. Hal ini sangat membantu kita menyadari posisi kita saat ini, apa yang harus kita lakukan, dan bagaimana caranya menggeser posisi menuju tanah hati yang subur. 



Nah... Warna ini menurutku mewakili kondisi hati yang terjadi pada kebanyakan orang percaya saat ini. Bukan saja karena masalah COVID-19, tapi ditambah kondisi sekeliling yang terdampak, sehingga tanah hatiku penuh kekhawatiran, kehilangan harapan, dan mengandung emosi negatif yang menguras energi. 

Siapa yang setuju dengan kondisi ini? Jika sepakat dengan saya, bersyukurlah kamu ngga sendirian, mari sama-sama kita kenali lebih jauh, how to deal with this situation?



// BLUE (benih di pinggir jalan):

Sadarilah bahwa perspektifmu saat ini belum tentu yang terbaik bagimu, namun perspektif Tuhan soal kehidupan tentu saja yang terbaik bagimu. Kenapa? Karena Ia yang menciptakanmu dan Ia selalu memulai segala sesuatu dari akhir untuk mengawali sebuah perjalanan, itu sebabnya mengapa Ia sudah memiliki rencana bagimu sejak engkau dikandung ibumu (Yeremia 1:5)

Benih yang jatuh di pinggir jalan seperti Firman Tuhan yang diberikan kepada orang-orang yang menerimanya sambil lalu. Pada kondisi ini, dibutuhkan kerendahan hati untuk mencari dia. Perspektif Tuhan tersedia di dalam Kitab-Nya, perlu ada komitmen untuk mau membaca dan merenungkan Firman-Nya, agar perkatan-Nya itu tidak hanya sekedar lewat di kehidupan kita.


// GREY (benih di tanah berbatu):

You get a heart for God by developing convictions. And you develop convictions by getting to know God’s word. 

Mengetahui dan menghidupi adalah dua hal yang berbeda. Seseorang bisa saya mengetahui dirinya dicintai oleh orang lain, namun Ia tidak menghidupi rasa kelimpahan atas cinta itu dalam dirinya. Akibatnya, ia memiliki kebutuhan yang tidak terpenuhi dan menjadi perasaan tidak aman, seperti berpijak pada pasir yang rapuh, bukan batu karang yang teguh yaitu janji Tuhan yang pasti.

Sebentar saja Firman itu datang meneguhkannya namun kemudian ia melupakannya sehingga Firman itu berlalu dan tidak tumbuh dalam kehidupannya. Sayang sekali membuang waktu hanya untuk menyukai dan melupakan, bagaimana kalau kita mulai menyukai dan melakukan? Bukan ide yang buruk bukan? Sebab, percaya pada Tuhan dan menghidupi kepercayaan itu adalah pilihan terbaik yang pernah saya lakukan dalam hidup ini sampai hari ini. So why don’t we be doers of His words, instead of just knowing His Words?


// PINK (Benih di tengah semak duri):

You shall have no other gods before me.
(Exodus 20:3)

Apapun yang mendominasi hidupmu akhirnya akan menjadi allahmu. Semua waktu dan energimu akan berfokus padanya, apapun itu. Bisa saja kekhawatiran akan Covid-19, masa depan karena pemutusan hubungan kerja di kala pandemi ini, kehilangan harapan karena bisnismu tidak beroperasional lagi, atau apapun itu yang menjadi kendalamu hari-hari ini. Kalau memang kondisi hatimu seperti ini, at least terima dulu saja kondisinya dan mulai melihat ke atas. Layaknya sedang berada di dalam sumur yang gelap dan dalam, kamu hanya perlu melihat ke atas, meminta pertolongan kepada Allah yang memelihara kehidupanmu. No need to focus on the things you cannot control, Jesus' presence is a comfort for our soul – lirik dari lagu With You yang dinyanyikan oleh Elevation merupakan penguatan bagi saya secara pribadi dalam melalui masa pandemi ini.


Verse 1:
Beneath the surface
Of my anxious imagination
Beckons a calmness
That is found in You alone

It washes over
Every doubt, every imperfection
Jesus, Your presence
Is the comfort of my soul

Chorus:
There's nowhere I'd rather be
When You're singing over me
I just wanna be here with You

I'm lost in Your mystery
I'm found in Your love for me
I just wanna be here with You

Verse 2:
Here in the waiting
I won't worry about tomorrow
No need to focus
On the things I can't control

All my attention
On the wonder of this moment
Jesus, Your presence
Is the comfort of my soul

Bridge:
So let all that I am
Be consumed with who You are
All the glory of Your presence
What more could I ask for?


I hope we would be recharged again by this song!


// GREEN (Benih di tanah yang baik):

But solid food is for the mature, who by constant use have trained themselves to distinguish good from evil. Therefore let us move beyond the elementary teachings about Christ and be taken forward to maturity.
(Hebrews 5:14 - 6:1)

Tujuan percaya kepada Allah adalah menjadi semakin dewasa dan serupa dengan Dia. Orang yang hatinya sudah menjadi tanah yang baik adalah orang-orang yang sudah melatih dirinya. Firman yang selama ini mereka baca dan renungkan, telah menjadi panduan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang jahat. Mereka telah kuat di dalam iman, sehingga si jahat, maupun kekhawatiran duniawi, tidak bisa lagi mencuri benih Firman dalam hati mereka. Pada level ini, yang diperlukan adalah konsistensi agar buah yang dihasilkan tetap. Penulis Kitab Ibrani mendorong kita agar kita tidak cepat puas dengan kondisi hati kita namun selalu punya kerinduan untuk selalu meningkatkan kapasitas diri. 

Dear Pearlians, di tahap manapun kondisi hatimu ada saat ini, Tuhan ada di sana, siap menolong kita naik tingkat. Ia mengijinkan tekanan, ujian, dan kadang air mata, supaya hati kita teruji dan kita semakin tekun dan bersungguh-sungguh mengikut Dia. Firman-Nya ada untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik dalam kebenaran (2 Timotius 3:16). Firman itulah benih yang Ia tabur agar hidup kita berbuah, tugas kita adalah menyiapkan tanah untuk Firman itu tumbuh.

Saya berdoa agar dalam kondisi apapun, hati kita adalah tanah yang baik untuk menyambut benih-benih surgawi.

2 comments:

Share Your Thoughts! ^^