Monday, January 21, 2019

Hana: Dari Masalah, Pada Pengenalan Akan Allah


by Eunike Santosa

Pernah nonton sinetron Indonesia? Atau, kalo kamu anak 90-an, ingat gak zaman ketika telenovela Amerika Latin lagi heboh-hebohnya di Indonesia (Esmeralda, Esperanza, dkk)? Atau, buat yang masih ga konek lagi, drama Korea or Cina or Jepang, your choice dehhhhh… Hehe. Nah, di Alkitab ada loh, cerita ala sinetron yang penuh drama, penyiksaan batin dan derai tangis air mata... (ini bahasanya harus diberikan ekstra bumbu-bumbu biar lebih mantap! :P) Penyiksaan jiwa oleh istri lain dari sang suami telah membuat seorang wanita jatuh dalam depresi. Alkitab mencatat bahwa sang istri pertama ini menangis tersedu-sedu setiap tahunnya, sampai tidak mau makan. Akankah… dia terbebas dari belenggu penderitaan batin ini? Kita kupas setajam SILET… (Nih acara masih ada ga sih? Hahaha…) 

Oke, setelah intro yang (mohon maaf) agak lebay, mari kita tengok Alkitab kita di 1 Samuel 1:1—2:26 Disini kita mendapatkan kisah tentang seorang perempuan bernama Hana (dalam bahasa Ibrani: Channah yang artinya: favor, grace). Di pasal 1 kita bisa melihat background Hana: 
  1. Dia adalah isteri dari pria bernama Elkana (ayat 2). 
  2. Dia isteri pertama dari dua orang isteri; artinya, si mbak Hana dipoligami. 
  3. Hana ga punya anak so far (ayat 2), sementara si isteri satunya (Penina) dah punya beberapa anak. 
  4. Suaminya cinta ama dia; isteri favorit kayaknya, dibanding si istri kedua (ayat 5 dan 8). 
  5. Tuhan menutup kandungannya. (Kenapa ditutup yah?) 
  6. Tiap tahun mereka sekeluarga pergi ke Silo buat mempersembahkan korban bagi Tuhan (ayat 3), berarti mereka cukup religious. 
  7. Tiap tahun ketika mereka pergi ke Silo sekeluarga, Hana di-bully ama isteri kedua suaminya karena dia ga punya anak (ayat 6). 
  8. Hana sakit hati, menangis dan ga mau makan (ayat 7). Kedengarannya seperti gejala depresi kan yah? 
Bisa melihat pattern sinetronnya? Hehe… Tapi, jokes aside, apa yang diderita Hana saya rasa bisa dirasakan oleh banyak perempuan di dunia ini yang sedang berdoa untuk mempunyai anak. Atau mungkin untuk kamu-kamu yang sedang bergumul dengan sebuah masalah dimana kamu merasa Tuhan menutup jalanmu seperti Tuhan menutup kandungan Hana. Dan mungkin seperti Hana, kamu sudah menunggu bertahun-tahun untuk keluar dari pergumulanmu ini. Apapun itu, kamu ingin berteriak ke Tuhan, kamu sudah tidak tahan, kamu menangis dan menangis dan menangis dan tidak ada jawaban. Kamu mungkin bertanya, kenapa kok Tuhan menutup jalan? Atau dalam kasus Hana, kenapa Tuhan menutup kandungan Hana? kenapa Tuhan mengizinkan Hana untuk dibully oleh isteri yg lain, menangis bertahun-tahun, hilang nafsu makan, or even depresi? Kok Allah yang baik ini… tega…? 

Membaca cerita Hana lebih lanjut, kita kemudian melihat bahwa Hana berdoa kepada Tuhan. Pastinya ini doa yang kesekian kalinya. Alkitab mencatat bahwa Hana berdoa dengan hati pedih, sambil menangis tersedu-sedu (ayat 10) dan kemudian dibilang lagi di ayat 16 oleh Hana sendiri kalo dia berdoa dengan cemas dan sakit hati. Bisa kita lihat betapa dalam, dan pedihnya hati Hana ini, desperate ama Tuhan, sampai-sampai dia bikin janji nazar ke Tuhan. Di ayat 11, Hana berdoa untuk Tuhan melihat dia, mengingat dia—kadang kita juga berdoa seperti ini kan? Tuhan dimana? Apakah Tuhan lupa terhadapku? Hana berdoa dan berdoa, dan saking lamanya dia berdoa sampai dikira mabuk dan perempuan ga bener oleh imam Eli (ayat 12). Dan mungkin di sini, ketika kamu menghadapi pergumulanmu masing-masing, banyak orang yang bukannya bersimpati dan berempati, eh malah nge-judge kamu yang nggak-nggak… *sigh. Banyak yang tidak akan mengerti pergumulanmu tentunya, tapi justru karena itu, kita melihat bahwa dalam kasus Hana, dia melepaskan semua pergumulan jiwanya kepada Tuhan, lewat doa-doanya. 

Lalu tiba di ayat 18 dimana Hana mau makan dan ga sedih lagi. Hmmmmm, what happened? Apakah karena si imam Eli sudah bercakap-cakap dengan Hana? Apakah karena Eli bilang Tuhan akan kasih apa yang kamu minta? Apakah karena Hana sudah puas nangis-nangis dan berdoa? Kita lihat di ayat 20, Hana akhirnya dikasih Tuhan anak, trus dinamain Samuel yang artinya “Heard from God” —didengar oleh Tuhan. Jadi apakah karena doa Hana didengar oleh Tuhan, maka penderitaan Hana lenyap? I don’t think so. Hana sudah hepi duluan sebelum dia dapat anak oleh Tuhan. Kok bisa? Aye naon hepen? 

Jawabannya mari kita lihat di doa syukur Hana di pasal 2. 

Nah di ayat pertama aja si mbak Hana langsung bilang: “Hatiku bersukaria karena TUHAN!” Noh Jawabannya! Hahahhaha… Kenapa Hana bisa bersukacita lagi? Karena Tuhan sudah membuat dia kuat; Tuhan adalah pertolongannya! Ketika saya meneliti Doa Hana lebih lanjut, saya menggaris bawahi begitu banyak deklarasi karakter-karakter Allah. 
  1. Allah itu Kudus (ayat 2) 
  2. Allah itu gunung batu (ayat 2, 3) 
  3. Allah itu Mahatahu (ayat 3) 
  4. Dia lah Hakim yang menguji (ayat 3) 
  5. Dia meninggikan yang lemah (ayat 4 dan 5) 
  6. Allah itu Berkuasa! 
  • Berkuasa atas hidup dan mati (ayat 6) 
  • Berkuasa atas materi (kaya dan miskin) (ayat 7) 
  • Berkuasa atas bumi/dunia (ayat 8) 
  • Berkuasa atas manusia (ayat 9) 
Selain dari deklarasi itu, lagi dan lagi, si mbak Hana mereferensikan bahwa kekuatan manusia itu dari Allah saja, jadi kita ga berhak untuk sombong. Allah yang meninggikan, dan memberi kekuatan kepada yang lemah. So dari sini, jawabannya jelas: Hana memandang kepada Tuhan, dia mengenal Tuhan, dia fokus kepada Tuhan. Dia berpaling kepada Allah dan mencari kekuatan dari Allah saja. And therefore she praises God, bahwa kekuatannya dari Allah saja. Bukan hanya itu, lewat pergumulannya ini, Hana mengenal Allah, dia mengenal karakter-karakter Allah. Hana mengakui kedaulatan Tuhan atas hidupnya. 

Bagaimana denganmu? Cerita Hana diakhiri dengan happy ending, karena setelah Hana punya Samuel dan serahkan dia ke Tuhan, Tuhan memberi Hana lima orang anak lagi. Samuel in the end menjadi hakim Israel yang terakhir sebelum Israel beralih ke masa raja-raja. Samuel dari kecil dicatat di Alkitab sebagai anak yang saleh, dengar-dengaran sama si imam Eli, dan ketika Tuhan memanggil Samuel… Dia menjawab. :) Ini mengingatkan saya lagi kepada ayat ini: 

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. 
(Roma 8:28)

Kemandulan Hana adalah tindakan langsung dari Allah. Komentator di Sabda mencatat bahwa Tuhan tidak langsung memberikan anak kepada Hana dengan tujuan mempersiapkan Hana untuk kelahiran Samuel. Tuhan kadang mengizinkan kita mengalami hal-hal yang tidak enak atau tidak mampu supaya kita jadi jadi rendah hati, agar kita tahu bahwa pada akhirnya semua ini bukan karena kekuatan kita sendiri, tetapi karena Tuhan. He knows best. :) Apapun yang baik yang kita dapatkan, seperti arti dari nama Hana, it’s a favor, it’s only by God’s grace.

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^