Monday, February 1, 2016

Mengenakan Kristus

by Yunie S.

Galatia 3:27
Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus.

Karena jatuhnya manusia pertama dalam dosa, kebutuhan berbusana itu muncul. Sandang menjadi suatu kebutuhan. Kreatifitas manusia pertama yang merasa telanjang dan malu lantas merancang daun pohon ara menjadi busana pertama mereka: cawat dari daun ara. Naluri dasar manusia saat berdosa adalah berusaha menutupinya, yang dipicu oleh rasa malu dan takut karena akibat dosa tersebut. (Kejadian 3:7-8)
Tuhan Allah melihat “cawat” itu dan sebelum mengusir mereka dari Eden, TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang lalu mengenakannya kepada mereka. (Kejadian 3:21)
Kebutuhan akan sandang ini, di era kekinian telah menjadi industri busana yang sangat berkembang! Bahkan bermunculan aneka merek adibusana karya perancang busana kondang. Manusia akhir zaman pun rela merogoh ekstra koceknya demi berbusana trendi!
Why? Apa bedanya sih pakai baju harga miring yang di sale di rak dept store, dengan baju branded? Bukankah pakaian itu sebatas penutup dan pelindung tubuh?
Oops ternyata lebih jauh dari itu...
Pakaian kita menutupi dan melindungi tubuh kita, mengubah penampilan kita, dan menjadi cara bagi orang lain untuk mengidentifikasi kita dan memandang kita.
Gaya busana gue yang cuek dan “asal gue nyaman” berbeda dengan gaya busana sohib gue yang rapi dan modis.
Teringat seseorang yang jika mengajar kuliah tanpa mengenakan busana merek tertentu,lantas imbasnya rasa percaya dirinya berkurang. Kaget juga saya dengar curahan hatinya, sembari mikir...kok bisa ya sebuah brand mendongkrak rasa percaya diri sampai sedemikian rupa?
We are what we wear...para ahli Psychology of Dress berkata demikian....

Paulus mengatakan bahwa kita harus "mengenakan Kristus seperti pakaian" (Galatia 3:27).
Sebagai manusia yang sudah lahir baru dalam Kristus, apakah kita mengenakan Kristus seperti pakaian? Ada rasa malu kah saat kita tidak mengenakan Kristus? Atau malah kita malu mengenakan Kristus dalam keseharian hidup kita? Kristus bak bros salib yang sesekali disematkan di gaun pesta. Hanya dikenakan di acara khusus dan formal semata. Kristus hanya seperti kalung salib yang dikenakan di leher yahhhh karena status Kristen. Ada rasa malu dan tak nyaman seharusnya saat kita tak mengenakan Kristus.

Pengorbanan Kristus adalah apa yang menutupi kita di hadapan Bapa. Pengorbanan itu mengubah jatidiri kita dan bagaimana kita hidup. Ia mengubah cara orang lain melihat kita dan bagaimana kita mengidentifikasi diri kita sendiri. Kita tidak lagi hidup di bawah hukum, tetapi di bawah kebebasan penebusan Kristus. Inisiatif keselamatan berasal dari Allah. Allah sendiri yang mendesain pakaian dari kulit binatang bagi manusia pertama, IA pun yang mendesain karya penebusan Kristus di kayu salib untuk menutupi, menghapus file dosa kita dihadapan Bapa. Bukan darah binatang yang kulitnya dijadikan pakaian yang IA korbankan, namun darah AnakNya yang tunggal yang IA berikan demi menebus dosa manusia macam kita ini! Masihkah malu mengenakan Kristus dalam hidup kita? Yuk mari kenakan Kristus di keseharian kita: jadi saksi Kristus yang hidupnya dinikmati buah-buah pertobatannya oleh sekeliling! Saat buang sampah itu budaya, kita yang mengenakan Kristus mau mempedulikan lingkungan dan membuang sampah pada tempatnya. Saat menyontek itu biasa, kita memilih jujur dengan jawaban sendiri dan tidak memberi contekan. Saat bergosip dibelakang orang lain itu biasa....kita mau memilih ganti ucapan kita dengan ucapan berkat atas orang tersebut. Saat menerima suap itu biasa, atau memberi suap itu pelicin ...kita memilih tidak demikian. Banyak hal-hal praktis yang bisa kita lakukan sebagai wujud mengenakan Kristus dalam keseharian kita! Let's do it fervently and joyfully!

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^