Monday, September 22, 2014

Wanita yang lebih tua

by Yunie S.




Titus 2:3*)
Demikian juga perempuan-perempuan yang tua, hendaklah mereka hidup sebagai orang-orang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur, tetapi cakap mengajarkan hal-hal yang baik(Indonesia Terjemahan Baru)
Begitu juga hendaklah engkau menasihati wanita-wanita yang tua supaya kelakuan mereka sesuai dengan apa yang patut bagi orang yang hidup khusus bagi Allah. Mereka tidak boleh memfitnah orang lain, dan tidak boleh ketagihan minuman keras. Mereka harus mengajarkan hal-hal yang baik,(Indonesia Bahasa Indonesia Sehari-hari)
The aged women likewise, that they be in behavior as becometh holiness, not false accusers, not given to much wine, teachers of good things;(King James Version)
Tell the older women to behave as those who love the Lord should. They must not gossip about others or be slaves of wine. They must teach what is proper,(Contemporary English Version)

Dalam Titus 2 , Paulus menyuruh Titus untuk memberitakan apa yang sesuai dengan ajaran sehat. Dalam ayat kedua dan ketiga dari Titus 2, Paulus memberi petunjuk bagaimana laki-laki dan perempuan yang lebih tua selayaknya bersikap sesuai dengan ajaran sehat iman Kristiani.
Kita sebagai wanita Allah, harus memegang standar hidup sesuai Firman Tuhan.
Mari kita melihat apa isi petunjuk-petunjuk hidup Paulus untuk wanita yang lebih tua(πρεσβυτιδας, baca: presbutis). Sewajarnya perempuan yang lebih tua hendaklah:

1. ιεροπρεπεις (baca: hieroprepes) yang artinya reverent (terhormat, menjadi kudus atau saleh), kualitas ini mirip dengan σεμνός(baca: semnos) dalam 1 Timotius 3 ayat 11.
Mari merenungkan: apakah cara kita bersikap dalam keseharian kita adalah seperti wanita yang terhormat? Bagaimana kita mengontrol emosi kita? Bagaimana kita menampilkan diri kita lewat pakaian dan penampilan luar kita? Bagaimana tutur kata kita saat menjawab telepon?

2. μή διάβολος (baca: mē diabolos) artinya bukan pemfitnah, bukan penyebar desas-desus, bukan tukang gosip (false accuser,slanderer).
Ketika memikirkan tentang gosip. Timbul sebuah pertanyaan: Sebenarnya apa sih tolok ukur suatu pembicaraan itu disebut gosip atau bukan gosip?
Definisi gosip versi saya: "membicarakan hal-hal yang bukan urusan kita."
Sering kita dengar kejadian tentang beberapa anak Tuhan saling curhat masalah pribadi mereka dan share beban doa, lantas curhat itu diceritakan ke hamba Tuhan yang dianggap lebih “senior” dalam bentuk permintaan dukungan doa…, atau konseling…Lalu tak lama kemudian kisah curhat ini menjadi rahasia umum di komunitas gereja..
Kira-kira ini termasuk bergosip atau tidak?
Untuk menjaga diri dari bergosip,kita harus bisa bijaksana membedakan antara berbagi (share) beban doa dan menceritakan rahasia yang dipercayakan kepada kita. Apakah yang kita ceritakan ini memang urusan kita dan memang kita yang berkepentingan? Kalau "tidak" jawabannya, lebih baik diam atau mengalihkan pembicaraan ke topik yang lain.

3. μη οινω πολύς δεδουλωμενας (baca:me oinos polos douloo) , artime adalah tidak, oinos adalah wine (anggur), polos adalah much, many(banyak) dan douloo adalah become servant (menjadi hamba)-Jangan menjadi hamba anggur!
Di zaman ini, ‘anggur’ sepertinya lebih cocok diterjemahkan dengan kebiasaan buruk yang mengikat kita, contohnya:
- hobi shopping yang kelewat batas—terus gesek kartu kredit, tanpa pikir panjang????,
- terlalu lama di depan internet—padahal waktu yang terbuang untuk browsing bisa untuk mengurus hal-hal lain (masak, baca Firman, berdoa)
- nonton sinetron—kalo kelewat satu episode saja rasanya jengkel???
- Hobi bersolek yang tidak wajar—kalo ga ber-makeup rasanya ga pe-de??
- ga bisa jauh dari blackberry: online terus!! Demam facebook merajalela!!
Mari berdoa supaya kita diberikan kebijaksanaan untuk memilih prioritas yang benar dalam kegiatan sehari-hari.

4. καλοδιδασκαλους(baca:kalodidaskalos) artinya a teacher of the right (guru dari hal-hal yang benar)
Standar benar dan salah bagi kita adalah Firman Tuhan. Kita berkaca terus lewat Firman Tuhan untuk memisahkan yang benar dari yang salah.
Untuk memenuhi kualitas yang satu ini, caranya cuman satu—rajin baca Firman Tuhan dan jadi pelaku! Bagaimana kita mau mengajar kalau kita sendiri bukan pelaku kebenaran? Right?

penutup
Wanita yang lebih tua selayaknya: terhormat dan saleh, bukan penyebar gosip, bukan hamba anggur-bisa mengendalikan diri-, dan guru hal-hal yang benar bagi wanita yang lebih muda.
Suatu sukacita jika sebagai wanita Kristen yang lebih muda, kita menemukan wanita yang lebih tua dan bisa mengajarkan prinsip-prinsip hidup dan berbagi pengalaman dengan kita!
Mari berdoa agar kita dipertemukan dengan wanita-wanita demikian yang bisa menjadi teladan hidup sebagai istri dan ibu!


*) catatan: Kutipan ayat dari berbagai versi alkitab diambil dari software alkitab e-sword(www.e-sword.net);
penulisan cetak miring dan penebalan adalah tambahan dari penulis.--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tentang penulis 


  



Yunie Sutanto

Sesuai namanya terlahir di bulan Juni di kota Solo, 30 tahun yang lalu. Saat ini menetap di Jakarta, telah menikah sejak tahun 2005 dan dikaruniai dua orang anak (6 tahun dan 2 tahun).Membaca buku dan menulis jadi passion buat ibu yg punya prinsip hidup “Segala sesuatu seijin Tuhan, tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini.” 

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^