Monday, March 17, 2014

Letter to New Wives #2 : Family Devotion

by Lia SoC

Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, 
sia-sialah usaha orang membangunnya.
Jikalau bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga
( maz 127:1 )

Mau membangun 'rumah' yang kokoh sekalipun diterjang angin masalah, hujan prahara rumah-tangga dan badai kehidupan?
Bangunlah di atas pondasi yang KUAT yaitu Kristus! 
Bangunlah di atas Kebenaran Firman Tuhan, aplikasikan prinsip-prinsipnya dan kamu akan melihat bahwa penyertaan dan juga perkenanan Tuhan ada dalam keluargamu.

Mau punya keluarga yang harmonis dengan anak-anak yang mengasihi Tuhan? 
Yang bisa kumpul sama-sama baca firman, berdoa dan memuji Tuhan? 
Bangun kebiasaannya dari sekarang.  
Tapi kan kami belum punya anak... ???? 
loh membangun mezbah keluarga bukan ketika sudah punya anak.  
Suami dan Istri aja itu namanya uda a FAMILY ( ada atau belum ada anak )



Percayalah, kalo membangun kebiasaan ini pas masih berdua doang,
jauh lebih gampang daripada pas baru mau mulai pas ada anak.
Buat 2 orang yang tadinya single, gak pernah 'hidup bareng', punya personality style yang beda atau mungkin juga beda background gereja, itu butuh yang namanya work together buat berkomunikasi en cari cara 'family devotion' yang sama-sama nyaman.
Hal ini gak gampang loh ( tapi gak juga susah kok *nah loh?* ).
Contohnya kami berdua, saya dan suami 2 type personality yang sangat2 beda,
beda juga gaya cari Tuhannya, hehehehe..

Dari masih single, saya terbiasa saat teduh di atas ranjang, sambil tengkurep sekaligus nyatet2. Tapi biasanya saya stel lagu2 dulu, trus nyanyi2, doa, berbahasa roh, kadang juga bisa sambil ngemil2 apa gitu *huahahaha, parah yah?* Saya selalu saat teduh pagi, abis melek mata, jam 5 pagi. Jam 6.45 soale saya uda mesti masuk kerja *jadi ibu guyu gitu loh*. Sedangkan suami saya pas masih single, dia pasti selalu lari pagi dulu, katanya sih supaya seger abis itu mandi dan baru deh dia duduk menyendiri baca Firman.

Hari-hari pertama kami menikah, kami saat teduh masing2. Tentunya saya masih dengan gaya 'superman' saya, tengkurepan di ranjang sambil goyang2 kaki baca alkitab setelah bernyanyi2 ria dulu pastinya ;p dan suami tercintaku duduk di kursi berusaha konsentrasi baca Firman di tengah2 mendengar suara sumbang merdu istrinya ;p *huekekekekeke, cucian deh* Belum lagi di tengah2 baca Firman saya suka banyak nanya, " eh hun, itu hisop apaan sih? Yesus pas lagi haus, dikasih hisop yang dicelup cuka sama serdadu romawi ... eh hun, si elia kenapa sih pemarah banget, baru juga dikatain botak kok sampe ngutuk segala?  " Huehehe, saya suka banyak nanya dan berkomen-ria (sepertinya oli di mulut kebanyakan deh ) tapi iya sih kadang jadi merasa bersalah krn jadi bikin suami distracted, huehehehe.
Intinya, Saya gak bisa ikut syle suami yang 'penuh khidmad', suami gak bisa ikut style saya yang 'bebas merdeka tengkurepan ala superman'. Belum lagi kami berdua juga beda banget, saya lebih suka baca the message version yang menurut saya lebih gampang dimengerti, sedangkan suami saya dulu lebih suka pake KJV yang ada thy-thee-thou-ye- etc nya. walaaaah... muabok!!!

Akhirnya kami menemukan juga 'kesepakatan' gimana buat bangun family devotion time. Kami tetep saat teduh pribadi masing2 tentunya dengan style beda bagaikan surga dan neraka ups.. langit dan bumi :) Tapi abis itu kami baca Firman bareng pake NIV ( gak panjang2 paling cuma 1 pasal ) itu versi alkitab yang kami berdua bisa accept dengan nyaman sentosa bacanya. abis baca Firman, kami doa dan saling mendoakan. Sejak ada Timmy, sebelum doa pasti kami nyanyi2 sekitar 3-5 lagu. Buat nyari lagu yang kami sama2 bisa nyanyiin aja suseeeeh bow... saya apalnya lagu2 aliran pantekosta-karismatik, buta booo kalo disuruh nyanyi2 lagu hymn. Tapi yah itu di awal2, makin lama tentunya kami saling belajar dong. Buat ape ada youtube? *huehehehe*

Nah itu tuh prosesnya.
Dapet gambaran kan klo adjust dalam ngebentuk family devotion together itu susyeh-susyeh gampang???

Btw, Family Devotion kami gak lama-lama, 15-20 menit saja.
Tapi yang 15-20 menit itu yang POWERFUL!
Kami bisa share kalo ada kebutuhan spesifik kami ( dan juga teman2 kami ) yang perlu didoakan. Suami saya selalu doa, tumpang tangan supaya saya punya hati yang haus akan Tuhan, ngalamin kasih Tuhan meskipun saya di rumah sendirian ( waktu itu lagi hamil booow ), spy Tuhan jadiin saya berkat buat my online community *tau aja dia saya suka online klo di rumah, huehehe* dan terus jadikan saya a voice of truth plus klo nulis2 bisa kasih a message of Hope. Tentu list doanya makin panjang setelah kami punya anak, doain saya supaya sabar sama anak2, gak gampang keluar 'macan'nya, bs jadi mama yg cheerful. anak2 bisa diatur, bisa tidur dengan baik.. yah semuanya deh didoain.

jadi Prinsip Family devotion adalah ..

seeking God TOGETHER ( through reading bible+pray )as a FAMILY




penerapannya bisa macem2, ada yang maunya pagi2, tapi ada juga yang namanya 'meal time devotion'. Ada 1 keluarga teman kami yang nerapin hal ' mealtime devotion ' jadi biasanya abis selesai makan malem, si papa ambil alkitab baca Firman Tuhan trus diskus itu, kasih beberapa pertanyaan ke anak2nya abis itu doa sama-sama. Biasanya gak lama cuma 15 menitan. Tapi kami lebih mau terapin morning devotion time. Pagi-pagi sekitar jam 6.45 biasanya kami family devotion karena suami saya harus berangkat kerja 7.30.

Berikut ini saya coba list-in kenapa sih Seeking God through Family Devotion itu SANGAT PENTING ?

1. Family Devotion bisa bikin kita draw closer to God and grow together in faith
Kita tidak bisa membangun rumah tanpa Tuhan ( maz 127:1 ) penting banget untuk terus ngalamin Tuhan. Gak cukup kalo cuma suaminya doang yang cinta Tuhan, istrinya 'cinta sama dunia'. Gak sepadan!! Begitu pula sebaliknya. Husband and wife influence each other secara spiritually juga.

2. Family Devotion sangat penting sebagai DISIPLIN ROHANI 
Kita gak bisa punya 'a Godly Home' kalo kita gak making this thing as a priority of our time.  Prioritas kegiatan diantara segambreng acara adalah Family Devotion. Baca firman dan berdoa bersama as a family. It is very crusial. Gak bisa enggak, gak bisa ditawar-tawar. Kalo kita uda bangun ini dari awal pernikahan, percayalah yang susah cuma di awal2 doang tapi lama2 kalo uda jadi habit bakalan enak dan khususnya kita gak perlu lagi 'susah-payah' ngajarin anak2 bersaat-teduh karena mereka bakal ngrasain benefit dari orangtua yang sudah menerapkan disiplin rohani dalam hal ini.
Beberapa kali kami diundang makan malam bersama keluarga teman kami yang melakukan 'mealtime devotion', mereka a young couple with 4 kids ( 7 thn, 5thn, 3 thn and 1 thn ) anak2 mereka sudah terbiasa tetep duduk tenang( kecuali yang 1 thn ) setelah selesai makan buat mendengarkan Firman Tuhan yang papanya mau bacakan.Mereka juga show interrest terhadap Firman Tuhan dengan bertanya beberapa pertanyaan. Mereka juga bisa jawab apa yang papanya tanya. Indah sekali bisa menyaksikan hal itu. Kami percaya disiplin rohani start at home.
Anak kami #1 selalu gak bisa diem kalo didudukin di pangkuan daddynya pas lagi devotion time. We train him to sit still, ujung2nya #1 suka nangis. Yes, he is a very active boy but it doesn't mean he could not be trained! Just need more efforts aja. Sometimes he could sit still, sometimes we need to remind him ( and also spank him too when he disobey but we can say that he is getting better day by day. He still not be 'quiet', sometimes he take a little bible or book and pretend to read too while his daddy read bible for us. When we pray, #1 also pray, make a 'serious face' dengan bibir komat-kamit bilang , " bwawa... mama! dada! bibih! wawawa phopho... mama! #1.. #2!( mention name of the people )... wawawawawaa" and also wait until we say 'amin'. But Yes, he is making progress! We know, one day our labor will be fruitful!

3. Family Devotion juga mberikan kesempatan untuk suami berfungsi 
Disfunctional Family terjadi ketika salah satu orang dalam keluarga tidak melakukan fungsi/ rolenya dengan baik.

Suami berfungsi + istri berfungsi = keluarga bahagia 

Salah satu Fungsi suami dalam keluarga selain sbg PEMIMPIN adalah sebagai IMAM.
Sebagai Pemimpin dalam keluarga, suami kudu 'gaul' sama yang punya HIGHEST AUTHORITY.  kepala bagi istri adalah suami tapi 'kepala' dari suami adalah Kristus!
Suami butuh Firman Tuhan, karena dari situlah suami mendapatkan hikmat bagaimana bisa menjadi 'kepala' yang benar
* bukan kepala yang suka nge-gele krn pengaruh ganja yee*
Sebagai IMAM dalam keluarga, suami kudu membawa istri dan anak-anaknya masuk ke rumah Tuhan, berdoa untuk keluarganya, bersyafaat, mewakili keluarganya di hadapan Tuhan. Pas saya ngerasa hati saya lagi 'heavy' karena denger sesuatu kabar or ngrasa Tuhan lagi bukain kondisi hati saya yang 'ugly', ada penghakiman, ada kemarahan, ada kesombongan, ada iri hati, etc.. saya bisa 'lapor' ( baca : ngaku dosa ) ke suami dan minta suami saya doain. Lewat itulah suami saya bisa 'berfungsi' sebagai imam.Dia melayani saya, mendoakan saya, mengingatkan saya dan memotivasi saya kembali.

4. Lewat Family Devotion terjalinlah yang namanya heart-to-heart connection
Heart-to-heart connection sama Babe di surga Yang namanya hidup berumahtangga, pasti banyak harus bikin keputusan, dari mulai yang kecil2, mo ikut kerja sampingan apa kagak, mo beli rumah di daerah mana, mau investasi duit dalam bentuk apa, mo jalanin bisnis apa, semua butuh hikmat dari yang di atas. Nah lewat membaca Firman dan berdoa bersama, Tuhan bisa tunjukin guidance dan His will. Pokoknya enak deh kalo deket sama Tuhan, hati kita jadi penuh kasih, ada damai dan juga sukacita! :)
Heart-to Heart connection sama misua juga
Yang namanya suami-istri, pasti ada banyak yang namanya konflik dari yang cuma seuprit sampe yang sebagong. Nah gak mungkin deh orang bisa simpen 'kekeselan-kejengkelan-kedongkolan' dan bersikap pura-pura 'bego' seakan gak ada 'apa-apa' dan tetep baca Firman plus doa bareng2. Mane mungkin????? Pasti Roh Kudus ngingetin kita buat terbuka, buat gak simpen kesalahan pasangan, buat mengampuni, buat gak selfish, buat ngaku dosa... karena tanpa ini semua kita gak akan punya heart-to-heart connection sama misua. Mana bisa konek kalo nyimpen 'sampah', saluran mampet booow...

5. Dgn Family Devotion kita juga sedang mbangun protection for our family 
Pernikahan itu peperangan rohani. Kenapa saya bilang gitu? Karena iblis gak suka liat ada keluarga yang mengasihi Tuhan. Iblis berusaha membuat suami gak melakukan fungsinya dengan baik sehingga bikin istri 'tawar hati' dan pahit. Istri jadi terluka, kecewa dan pahit sehingga gak respect dan tunduk sama suaminya. Suami jadi gak betah di rumah, selingkuh, gak jadi 'figur bapa' yang baik, anak2 kehilangan 'gambaran yang benar tentang otoritas', dan lain-lain. Iblis gak suka lihat adanya 'kesatuan' antara suami-istri, dia brusaha rusak itu dengan berbagai macam 'pencobaan'. Kalo suami-istri gak sehati, saling melukai, saling menyakiti, yang seneng itu si iblis! Iblis emang paling suka merebut damai sejahtera dan menggantikan dengan ketakutan, kecurigaan, asumsi, etc karena itu kita butuh terus bangun hidup kita bersama sebagai suami-istri. Baca Firman sama-sama. Berdoa sama-sama. Istri, berdoalah buat suamimu supaya Tuhan memproteksi dia dari setiap dosa-dosa kenajisan/seksual. Banyak wanita2 di luar sana yang dengan sengaja berusaha menggoda pria lewat pakaian mereka yang 'kurang bahan', pornografi sebegitu gampangnya untuk diakses, pokoknya pencobaan ada dimana2. Your husband need you to pray for him!

tapi gimana suami saya gak pernah inisiatif ngajakin baca Firman dan doa bareng?
mulai komunikasikan kerinduan kamu ke suami buat saat teduh sama2 or having a devotion time together as a family.
tapi kalo dia masih gak interrest juga gimana?
jangan nyerah, sambil terus bangun hubunganmu sama Tuhan secara konsisten lewat saat teduh pribadi, terus BERDOA buat suamimu! Doakan dia punya kehausan akan Tuhan. Doakan dia bertumbuh dalam kepemimpinan rohani. Doakan supaya dia berfungsi sebagai leader dan imam. Doakan dan Doakan. Jangan berhenti berdoa sampai kamu lihat ada hasil! Sementara kamu berdoa, shut your mouth terhadap perkataan2 yang membandingkan suamimu dengan suami orang lain. " duh, kamu kok kayak gini? suaminya si A selalu baca alkitab en doain istri dan anak2nya loh sbelum dia berangkat kerja. keluarga si B suka nyanyi2 nyembah Tuhan sama-sama loh." NO! jangan complain or bandingin2 suamimu, pake energimu buat BERDOA.
Complain gak akan pernah bisa 'mengubah' suamimu tapi Tuhan bisa!
dulu kami sempet sih saat teduh bareng tapi sekarang uda gak lagi, makin sibuk..
ayo bangun lagi... ayo jadikan ini sebagai prioritas. gak pernah ada kata ''terlambat".
tapi.. gimana mulainya yah?
simple, ambil aja waktu 15-20 menit setiap pagi, baca Firman sama2, abis itu diskusi dan saling mendoakan. kalo ada renungan dari warta gereja, bisa pake itu bersama, atau juga bisa cari di internet free daily devotion for couple, or beli buku devotion bareng. Kami dulu pake buku purpose driven lifenya Rick Warren ( tapi kalo baca dan diskus ini bisa 30menitan karena cukup panjang setiap chapternya, cuma waktu itu gak masalah karena suami saya masih kuliah, dia pergi kuliah jam 9 pagi ). Kami juga pernah pakai The Love Darenya Stephen Kendrick. Kami juga subscribe word of the weeknya Zac poonen dan pake itu buat saat teduh pas weekend. Tapi kebanyakan kami baca langsung dari Alkitab dan dig deeper bersama.

                          Dan bilamana seorang dapat dialahkan, 
                                  dua orang akan dapat bertahan.
Tali tiga lembar tak mudah diputuskan. ( Pengkotbah 4:12 )
Suami + Kristus + Istri = tidak mudah diputuskan!



Marriage takes Three

( by : Beth Stuckwisch )

Marriage takes three to be complete;
It’s not enough for two to meet.
They must be united in love
By love’s Creator, God above.
Then their love will be firm and strong;
Able to last when things go wrong,
Because they’ve felt God’s love and know
He’s always there, He’ll never go.
And they have both loved Him in kind
With all the heart and soul and mind
And in that love they’ve found the way
To love each other every day.
A marriage that follows God’s plan
Takes more than a woman and a man.
It needs a oneness that can be
Only from Christ-
Marriage takes three.

Kami  berdoa di dalam nama Yesus biar ada keluarga2 Illahi dibangkitkan oleh Tuhan. suami-istri yang haus mencari Tuhan dan ngalamin revival setiap hari.
keluarga seperti ini yang akan jadi kesaksian yang kuat for God's Glory, yang akan melahirkan generasi Illahi yang takut akan Tuhan.
Terima kasih buat prinsip kebenaran FirmanMu ya Tuhan, ajar kami taat dan setia berjalan dalam kebenaranMu. Biar Engkau, Kristus menjadi KEPALA di rumah kami. Amin.


***

untuk membaca letters for new wives# 1 : You are a wife now, click HERE


------------------------------------------------------------------------------------------

Tentang penulis

Lia lahir di Jakarta 30 tahun yg lalu. Sekarang berdomisili di Thailand bersama suami dan ketiga anaknya. Kerinduannya adalah menjadi "a simple Christian with a BIG impact".
                             

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^