by Alphaomega Pulcherima Rambang
“Kenapa ya waktu berjalan lambat banget??”
“Ya ampun, gak terasa dah jam segini, waktu cepat banget berlalu!”
“Sepertinya aku gak punya waktu buat mengerjakan ini semua, aaarrggghhhhh...!!!”
“Kenapa sih sehari cuma 24 jam?” *konyol*
“Aku terlalu sibuk nih…”
“Aku akan melakukannya kalau punya waktu…”
Pernah berpikiran seperti itu? Aku pernah dong. Hal yang aneh sebenarnya karena kita semua memiliki jumlah waktu yang sama setiap hari. Logikanya, sebenarnya kita memiliki waktu dong untuk melakukan yang perlu kita kerjakan. Kalau kita bilang tidak punya waktu, sebenarnya kita sedang mengakui kalau kita tidak memilih memanfaatkan waktu untuk melakukan aktivitas tersebut. Kita perlu belajar berkata tidak terhadap suatu hal. Ini harus dilakukan, karena saat kita berkata tidak untuk suatu aktivitas, kita sedang berkata ya terhadap aktivitas lain.
Jadi, tantangannya sekarang adalah menentukan bagaimana menggunakan waktu yang kita miliki. Ada beberapa prinsip yang perlu kita pegang dalam mengelola waktu kita. Prinsip ini aku dapatkan dari Buku Peserta KAMBIUM-Bertumbuh Dalam Kristus.
1. Kita adalah pengelola, bukan pemilik waktu
Kata Yesus kepada mereka:”Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.”
(Yohanes 4:34)
WAKTU yang ada sebenarnya adalah milik Tuhan, kita hanyalah pengelola. Dan sebagai pengelola, kita wajib menggunakan waktu ini sesuai keinginan sang pemilik, Tuhan.
Pertanyaan yang perlu kita ajukan dalam seluruh kehidupan (dalam menggunakan waktu kita):
- Apakah ini sesuai dengan kehendak Tuhan?
Pertanyaan ini akan membuat kita mencari tahu, apakah yang kita lakukan sesuai dengan kehendak-Nya, kita akan menemukan jawabannya melalui firman Tuhan atau melalui doa.
- Apakah hal ini membuatku semakin serupa dengan Tuhan?
Ini akan membuat kita memandang Tuhan, melihat karakter dan sifat-Nya, dan belajar melakukan sesuatu seperti yang Dia lakukan, menyelami hati-Nya dan menyelaraskan hidup kita dengan-Nya. Saat kita MEMILIH melakukan satu hal, apakah membuat kita makin serupa dengan-Nya atau ngga, kalo ngga, jangan lakukan!!!
- Apakah hal ini mengasihi dan memuliakan Tuhan?
Yang kita lakukan di waktu yang dipercayakan-Nya ini, sudahkah menjadi bukti kita mengasihi-Nya? Apa waktu ini sudah kita berikan bagi-Nya atau hanya digunakan untuk kesenangan kita sendiri?
Ini berarti KRISTUS lah pusat dalam kehidupan kita orang percaya, kita melakukan segalanya hanya karena dan untuk kepentingan Tuhan kita. Kalau memang apa yang kita lakukan ternyata tidak ada kepentingan Tuhan di dalamnya, mungkin kita harus berhenti melakukannya ^^ Tiga pertanyaan tadi bisa mulai kita tanyakan ke diri masing-masing saat melakukan sesuatu, supaya kita sungguh-sungguh menggunakan waktu yang ada hanya untuk Tuhan.
2. Keseimbangan penggunaan waktu bukan hierarki (tingkatan) tetapi keseimbangan
Tidak ada tingkatan dimana aspek kehidupan tertentu merupakan hal lebih rohani daripada aspek kehidupan yang lain. Jangan sampai kita memisahkan kehidupan kita jadi rohani dan sekuler. SEMUA hal yang kita lakukan dalam waktu kita bisa jadi rohani/kudus waktu kita melakukan semuanya buat TUHAN. Ini bukan tentang jenis pekerjaan ato kegiatannya, misalkan kita anggap semua yang di luar gereja tu gak rohani! SALAH boooo....!! Check this out:
“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”
(Roma 12:1)
APAPUN, SEMUA yang dilakukan tubuh ini bisa menjadi persembahan yang hidup bagi Tuhan, ASALKAN kita melakukannya bagi Tuhan, bagi kemuliaan-Nya, untuk kesenangan-Nya.
Pernah gak sih bingung, mau ikut KKR ato acara ultah teman? Sepintas, ikut KKR terlihat ‘lebih rohani’ ya? ^^ Tapi, come on... TUHAN melihat hati lhooooo... Don’t forget this!!
Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
(1 Samuel 16:7)
Kalau kita datang ke acara ultah teman untuk merayakan kebaikan TUHAN dalam hidupnya, mendoakannya dan jadi teman yang menyatakan kasih Kristus baginya, bukankah itu akan sama ‘rohaninya’ dengan datang KKR? ^^V Jangan juga yo, kalo gak ibadah PAKE ALASAN SEMU, “Gak apa-apa milih melakukan yang laen, toh Tuhan kan melihat hati,” Haissss....Justru karena TUHAN tau banget hati kita, kita gak boleh sembarangan beralasan kayak gitu, HE KNOWS OUR HEART!
Setidaknya ada 5 bidang utama dalam kehidupan: (baca sendiri ya ayat-ayatnya ^^V)
1) Kehidupan pribadi (Roma 12:1-2; Efesus 4:17-5:21, 6:10-20; Kolose 3:1-17)
2) Keluarga (Efesus 5:22-6:4; Kolose 3:18-21)
3) Pekerjaan (Efesus 6:5-12; Kolose 3:22-4:1)
4) Tubuh Kristus (Roma 12:3-21, 14:1-23; Efesus 4:1-16)
5) Masyarakat (Roma 13:1-14; Kolose 4:5-6)
Ingat prinsipnya ya, ini bukan masalah tingkatan, tapi keseimbangan. Bayangkan jika setiap hari kita menggunakan waktu untuk pelayanan di Gereja tapi keluarga terlantar. Atau sibuk pelayanan pemuda di PMK tapi kuliah kacau balau. Wah... Itu bukan kesaksian yang benar di tengah dunia ini. Beragama atau pun tidak, percaya Kristus atau pun tidak orang di sekitar kita, sadar ga sadar hidup kita ini adalah surat yang dibaca oleh SEMUA ORANG. Mereka melihat bagaimana kita menggunakan waktu kita, membuat penilaian, dan belajar dari yang kita lakukan (entah belajar meniru ato belajar gak meniru, hahahahaha ^^’). Masih mau menggunakan waktu dengan sembarangan???
3. Lakukan yang penting bukan yang (seolah-olah) genting
Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia; waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau." Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang." Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.
(Markus 1:35-39)
See? Yesus tahu apa yang penting. Dia sangat peduli dengan hubungan pribadi-Nya dan BAPA-Nya, dan Dia MENYEDIAKAN WAKTU untuk itu (jangan kira Yesus punya waktu lebih banyak dari kita, Dia sama dengan kita, punya waktu hanya 24 jam sehari). Dan Yesus tahu apa tugas-Nya, saat murid-murid ribut karena banyak orang mencari-Nya (minta disembuhkan, dsb.nya), dengan tegas Dia bisa bilang, ”Boy, tugas Gue sekarang ngabarin injil ke kota sebelah, itu yang utama!” (Yesus kita gaul banget yee??? Hehehe). Kalo kita tahu UNTUK APA KITA DI DUNIA, kita pasti tahu apa yang harus dilakukan. Yesus tidak membiarkan manusia mengganggu jadwal-Nya dengan Allah.
Jadi, bagaimana mengelola waktu yang kita miliki?
Karena itu, perhatikanlah dengan seksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
(Efesus 5:15-16)
Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja.
(Yohanes 9:4)
Dalam Perjanjian Baru, kata Yunani yang digunakan untuk waktu adalah kronos (54 kali) dan kairos (85 kali). Kronos dipakai untuk istilah waktu yang berurutan secara berkesinambungan, dalam detik, menit, jam, dst. Kairos dipakai untuk istilah waktu yang tepat untuk melaksanakan sesuatu, atau kesempatan. Penatalayanan atas waktu meliputi keduanya, yaitu bagaimana menggunakan setiap waktu dengan bijaksana dan juga bagaimana menggunakan setiap kesempatan yang diberikan Tuhan untuk melakukan sesuatu dengan bertanggung jawab.
Langkah-langkah praktis yang bisa kita ambil :
1. Susunlah kehidupan doa di sekeliling bidang-bidang utama agar dapat menggunakan waktu (kronos dan kairos) sesuai kehendak Tuhan.
2. Tentukan sasaran mingguan untuk masing-masing bidang tersebut.
Ada dua macam sasaran:
a. Sasaran kronos : Prioritas penggunaan waktu mingguan yang rutin (dibuat satu kali per periode tertentu.
Contoh : Buat jadwal Senin-Minggu dengan jam-jam berisi aktivitas yang akan dilakukan selama seminggu.
b. Sasaran kairos : Prioritas penggunaan kesempatan mingguan yang non-rutin (dibuat satu kali per minggu).
Contoh penggunaan kairos dalam satu minggu :
- Kehidupan pribadi : me time (membaca buku, ke salon, spa), belanja bulanan
- Keluarga : mengunjungi ortu, menelepon saudara kandung
- Pekerjaan : membuat laporan bulanan, input di aplikasi
- Tubuh Kristus : menulis artikel, pelayanan musik di Gereja
- Masyarakat : mengunjungi tetangga yang baru mengalami kedukaan, ikut arisan RT
Setelah selesai melakukan kegiatan yang telah ditentukan, kita bisa centang daftar yang telah kita buat. Daftar ini kita perbaharui setiap minggu sesuai rencana kita.
3. Lakukan penjadwalan waktu dari masing-masing sasaran, terapkanlah dengan integritas, dan evaluasilah secara berkala.
4. Setelah melakukan 3 langkah di atas, bagikan evaluasi yang telah dilakukan pada rekan pertumbuhan (misal: saudara KTB, teman cell-group, suami, dll). Berusahalah melakukannya setiap minggu. Lakukanlah disiplin penatalayanan ini bersama-sama.
*
Mengapa kita memerlukan rekan dalam melakukan evaluasi ini? Karena, jika kita hanya melakukannya sendiri, tanpa dievaluasi bersama, ada kecenderungan untuk berkompromi dan gak menepati sasaran-sasaran yang telah dibuat, kita cenderung mencari alasan atas ketidakmampuan kita berdisiplin. Bukan berarti kita menjadi hamba atas jadwal atau sasaran yang kita buat, tapi kita belajar untuk sungguh-sungguh bertanggung jawab atas setiap waktu dan kesempatan yang diberikan Tuhan.
C.S. Lewis berkata,”Dahulukan yang utama, dan kita akan mendapatkan juga yang sekunder; Dahulukan yang sekunder dan kita akan kehilangan baik yang utama maupun yang sekunder”. Terdapat sebuah teknik manajemen yang disebut Matriks Eisenhower yang juga dapat menolong kita mengelola waktu, dengan matriks ini kita memisahkan hal-hal yang kita lakukan dalam empat kategori :
JANGAN LUPA, yang terpenting adalah berdoa, supaya kita tidak menjadi hamba atas jadwal yang kita buat. Sasaran penatalayanan atas waktu bukanlah mengatur sedemikian rupa ‘jadwal’ dan melakukannya tepat sesuai rencana kita. Tapi bagaimana membuat rencana bersama dengan Tuhan dan menjalankannya juga bersama-Nya. Belajar menikmati waktu dan kesempatan yang ada sebagai petualangan bersama-Nya. Membiarkan-Nya memimpin kita melakukan hal-hal di luar keinginan kita, mendengar suara-Nya dan mengikuti jadwal-Nya. Waktu dan kesempatan ini adalah hanya milik-Nya. AGAIN, kita hanyalah pengelola!!