Monday, November 11, 2019

Dari Mata Turun Ke Hati: Pelajaran dari Istri Potifar


by Yunie Sutanto

Mata adalah jendela jiwa. Mata adalah cermin kedalaman hati dari si pemilik. Begitu menurut pepatah. Tetapi apa kata Firman Tuhan tentang mata?

Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; 
jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu.
(Matius 6: 22-23a)

Mata seorang wanita adalah pelita tubuhnya. Terang atau gelap kehidupan kita, tergantung pada bagaimana kita menggunakan mata kita. Ia berhubungan dengan hati. Apa yang senang kita lihat menunjukkan kecenderungan hati kita. Mata pula yang mengisi hati kita, dengan terang atau dengan kegelapan.

Jika mata kita baik, teranglah seluruh tubuh kita. Jika mata kita jahat, gelaplah seluruh tubuh kita.  Area ‘penglihatan’ bisa jadi peperangan rohani, karena mata adalah salah satu benteng hati kita. Saat kita menjaga mata, maka kita sedang menjaga hati.

Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, 
karena dari situlah terpancar kehidupan.
(Amsal 4:23)

Menjaga hati dimulai dari menjaga pikiran atas apa yang dilihat mata.

Nah sekarang, kita akan belajar dari seorang wanita Mesir yang membiarkan matanya liar dan pikirannya jahat.

Wanita itu adalah istri Potifar. Kata "istri" ini cukup menjelaskan siapa status wanita ini. Istri Potifar tentunya panggilan yang merujuk pada seorang wanita yang berstatus menikah dengan Potifar. Di seantero Mesir, siapa yang tidak mengenal Potifar? Ia adalah orang kepercayaan Raja, salah satu yang paling berkuasa di Mesir saat itu.

Namun, apa yang tercetus di pikiran kita saat mengingat istri Potifar?

Kebanyakan tentu akan menggambarkannya sebagai seorang istri yang tidak mengindahkan statusnya sebagai istri dan hidup dikuasai oleh keinginan matanya yang jahat. Ulahnya cukup sukses memenjarakan Yusuf, seorang pria yang menjadi kecintaan Tuhan. 

Ulah istri Potifar ini tercatat rapi di Kejadian 39 

Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya. Selang beberapa waktu isteri tuannya memandang Yusuf dengan berahi, lalu katanya: "Marilah tidur dengan aku." Tetapi Yusuf menolak dan berkata kepada isteri tuannya itu: "Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku, bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau isterinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?" Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia.

Kejahatan apa yang dilakukan Istri Potifar? 

Matanya menginginkan pria yang bukan suaminya. Ini adalah benih subur untuk perzinahan. Amsal mengatakan, memikirkan kebodohan mendatangkan dosa. Sesuatu yang terus dipikirkan akan berpotensi kuat untuk diwujudkan dalam ucapan dan tindakan. 

Tuhan Yesus pun mengingatkan mengenai perzinahan hati di Matius 5:27-29

Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan (baca: lelaki) serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka

Urusan pandangan mata ternyata bukan hanya monopoli kaum pria. Wanita pun bisa jatuh di area mata. Mata genit dengan lirikan penebar pesona pada lawan jenis bisa saja dimiliki wanita yang sudah bersuami sekalipun. Mata yang suka melihat film porno dan berimajinasi aneka fantasi seksual pun bisa saja dimiliki seorang remaja belasan tahun. Mata adalah pintu masuk godaan. Hawa pun tergoda saat melihat buah pengetahuan yang baik dan jahat itu. Buah terlarang yang semakin dipandang semakin menggiurkan. 

Kejahatan berikutnya yang dilakukan istri Potifar adalah mengambil kesempatan untuk bercinta dengan Yusuf saat suaminya tidak ada. Ia membujuk Yusuf dari hari ke hari, bukan hanya sekali. Berbagai kesempatan disiapkannya untuk berbuat kejahatan. Semua itu masih ditambah dengan fitnah yang membuat Yusuf dipenjarakan. 

Dosa istri Potifar diawali dari tatapan mata penuh birahi terhadap Yusuf yang elok parasnya dan manis sikapnya. Dari mata turun ke hati. Bukankah ini mirip dengan rentetan dosa Daud yang diawali dengan tanpa sengaja melihat Bersyeba mandi?

What you see is your battlefield.

Bahkan lagu sekolah minggu pun sudah memberi petunjuk untuk "hati-hati gunakan matamu". Apa yang terjadi di pikiran bisa dikendalikan dari apa yang kita masukkan ke dalamnya. Entah itu tontonan atau bacaan yang dipilih. Sortir apa yang masuk lewat mata. Jika novel romantis yang panas membuat pikiran mudah jatuh ke fantasi tak jelas, hindari. Jika film drama seri membuat ide tentang romansa dan pernikahan menjadi semu, hindari. 

Wanita yg takut akan Tuhan akan melatih dirinya untuk menjauhi kejahatan. Yusuf lari dari keadaan yang berpotensi membuatnya jatuh dalam dosa. Namun, Istri Potifar memberi pelajaran tentang wanita yang memilih mendekati kejahatan dan terjerat di dalamnya. 

Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan. Jangan beri ruang untuk dosa yang masuk melalui pandangan mata. Jika matamu memandang godaan, larilah seperti Yusuf. Lari dari kejahatan, sebab wanita yang takut akan Tuhan menjauhi kejahatan

tetapi kepada manusia Ia berfirman: Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi.
(Ayub 28:28)

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^