Monday, April 29, 2019

Hulda, The Real Influencer


by Glory Ekasari 

Zaman sekarang, banyak profesi yang sepuluh tahun lalu belum ada: content creator, influencer, celebgram, youtuber, dll. Semuanya adalah orang-orang yang pekerjaannya mempengaruhi orang lain lewat media sosial untuk membeli produk tertentu. Kita cukup bayar mereka untuk post foto dengan produk kita (a.k.a. endorsement), dan followers mereka akan melihat. Semakin banyak followers, semakin banyak yang melihat iklan kita, semakin mahal pula tarifnya. Cristiano Ronaldo saat ini adalah selebritis dengan jumlah followers terbanyak di dunia. Berapa? 160 jutaan pengikut! Kebayang dong, betapa mahal tarif endorse dia. 

Lho, kok jadi ngomongin influencer? Ya, karena dalam post ini kita akan belajar tentang seorang wanita yang jadi influencer dalam Alkitab. Dia mungkin tidak seterkenal Debora, Maria, atau bahkan Delila; tapi dia memainkan peran yang penting dalam sejarah Israel, dan namanya dicatat dalam sejarah orang Yahudi sebagai satu dari tujuh nabi wanita yang dipakai Tuhan pada masa Perjanjian Lama (enam yang lain adalah Sara, Miryam, Debora, Hana, Abigail, dan Ester). Dialah Hulda. 

Hulda adalah isteri Salum bin Tikwa. Dia hidup pada masa pemerintahan raja Yosia, satu zaman dengan Yeremia dan Zefanya. Menurut tradisi sejarah Israel, Yeremia bernubuat di jalan-jalan Yerusalem, Zefanya bernubuat di rumah ibadah, dan Hulda mengajar para wanita untuk mengenal firman Tuhan—sementara suaminya bekerja sebagai pejabat istana. 

Baik Hulda maupun Salum, suaminya, memiliki pengaruh dalam hidup raja Yosia. Yosia naik takhta menggantikan ayahnya, Amon, pada usia 8 tahun. Memikul tanggung jawab yang besar pada usia semuda itu, tentu Yosia perlu orang-orang dewasa yang membimbing dia. Yosia mendapat bimbingan yang baik dari Imam Besar Hilkia (yang adalah kakek buyut dari Ezra) dan Safan, panitera negara. Ketika Yosia berusia 26 tahun, dia memerintahkan Safan untuk bekerjasama dengan Imam Hilkia untuk perbaikan Bait Suci. Saat itu, mereka menemukan kitab Taurat, dan Yosia meminta kitab itu dibacakan baginya. Begitu mendengar isinya, Yosia langsung sadar bahwa Israel dan Yehuda telah jauh melenceng dari hukum-hukum Allah! Dalam kesedihan dan rasa takutnya akan hukuman Allah, Yosia menyuruh orang-orangnya pergi mencari kehendak Tuhan dari salah satu nabi-Nya. Ke mana orang-orang itu pergi? Ya, kepada Hulda. 

Nubuat Hulda tercatat dalam 2 Raja-raja 22:15-20. Tuhan menyatakan bahwa Dia marah pada umat-Nya karena ratusan tahun mereka hidup menyimpang dari firman-Nya, tetapi Ia berkenan akan raja Yosia yang mencari wajah Tuhan dengan segenap hati. Yosia menanggapi firman itu dengan sungguh-sungguh: dia melakukan reformasi rohani besar-besaran, merobohkan dan menajiskan semua mezbah berhala, menyucikan Bait Allah, memerintahkan agar Taurat dibacakan kepada semua rakyat, bahkan merayakan Paskah secara nasional—sesuatu yang tidak pernah dilakukan raja-raja Israel dan Yehuda. Hulda, dengan nubuatnya, menjadi alat Tuhan untuk menggerakkan raja Yosia. 

Mempengaruhi orang lain untuk berbalik kepada Tuhan dan jadi agen perubahan? Itu baru influencer sejati! Yang didapat bukan uang, bukan ketenaran, tapi penghargaan dari Tuhan, dan kebanggaan sejati melihat Tuhan bekerja melalui hidup kita. Hulda adalah seorang wanita biasa, namun ia menyediakan dirinya untuk dipakai Tuhan, dan tidak ragu melakukan apa yang menjadi bagiannya sebagai seorang nabiah. Dengan kesediaannya untuk melayani Tuhan, dia menjadi orang yang mempengaruhi raja untuk membawa bangsanya kembali kepada Tuhan. 

Saat saya kuliah, saya pernah mendengar sebuah definisi dari kata power, yang melekat di pikiran kita sampai sekarang: Power is the ability to influence people. Dan tahukah kalian bahwa wanita, sekalipun tidak ditetapkan Tuhan menjadi pemimpin dalam keluarga, adalah influencer yang luar biasa? Orang dunia saja tahu pepatah, “Behind every successful man, there is a great woman.” Bahkan istri yang cakap dalam Amsal 31 jugalah isteri dan ibu yang sangat besar pengaruhnya bagi keluarganya. Saya berani bilang bahwa kite-kite yang sudah dewasa pasti melihat ibu masing-masing sebagai figur teladan dan berpengaruh. Apa yang dilakukannya? By simply being who she is and does what she does. Sehebat itulah pengaruh wanita, apalagi wanita yang takut akan Tuhan, yang hidupnya dipimpin oleh Roh Kudus! 

Sadarilah bahwa kita, para wanita, sejatinya adalah influencer. Walaupun followers IG kita nol, walaupun nggak main FB, kita tetap berpengaruh bagi orang-orang di sekitar kita: orangtua, kakak/adik, suami, anak, rekan kerja, tetangga, dll. Pertanyaannya, kita mau memberi pengaruh seperti apa? Kalau kita rindu orang-orang di sekitar kita mengalami reformasi rohani dalam hidup mereka, berikan diri kita kepada Tuhan untuk dipimpin Roh-Nya. Kita akan terkejut melihat apa yang bisa Tuhan kerjakan untuk orang lain lewat hidup kita!

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^