Monday, April 8, 2019

Febe: Bulan yang Memancarkan Kasih


by Tabita Davinia Utomo

Semakin mempelajari Alkitab, saya menemukan semakin banyak perempuan yang berperan besar dalam penyebaran Injil mula-mula. Salah satu di antaranya adalah Febe. Dalam suratnya, Paulus menceritakan tentang perempuan ini pada jemaat di Roma:

Aku meminta perhatianmu terhadap Febe, saudari kita yang melayani jemaat di Kengkrea, supaya kamu menyambut dia dalam Tuhan, sebagaimana seharusnya bagi orang-orang kudus, dan berikanlah kepadanya bantuan bila diperlukannya. Sebab ia sendiri telah memberikan bantuan kepada banyak orang, juga kepadaku sendiri.
(Roma 16:1-2 TB)

Nama “Febe” berarti ”pure” atau “radiant as moon”. Hm, kehadiran Febe seperti bulan yang memancarkan sinarnya dengan kemurnian hati… Wah, such a beautiful name, ya!

Walaupun hanya dicatat dalam dua ayat, namun Paulus menganggap Febe sebagai rekan kerja yang luar biasa. Hm, memangnya apa yang dilakukan Febe ya, sampai-sampai Paulus mendorong jemaat untuk menerimanya? Ini dia: 
1) Sebagai DIAKEN
Zaman dulu, tidak banyak perempuan yang dapat memiliki jabatan dalam jemaat mula-mula. Namun Febe dapat melakukan tanggung jawabnya sebagai Diaken di Kengkrea dengan baik. Ini terbukti ketika dia “dikirim” dari Kengkrea untuk menyampaikan surat dari Paulus pada jemaat di Roma. Paulus memahami bahwa bisa jadi Febe merasa takut kalau ada penolakan dari jemaat, apalagi dari mereka yang masih menganggap perempuan sebagai “kaum kelas dua”, walaupun dia adalah seorang Diaken jemaat. Karena itu, Paulus mendorong jemaat agar bersedia menerima Febe dengan tangan terbuka—apalagi karena Febe telah menolong banyak orang, termasuk pada rasul terbesar itu.

2) Sebagai SAUDARI SEIMAN
Tanpa disadari, kadang-kadang kita mengabaikan pentingnya dukungan bagi para hamba Tuhan. Padahal, mereka juga sama-sama rapuh seperti kita (ya jelas. Semua orang kan, berdosa). Itu sebabnya Paulus menyatakan testimony-nya tentang Febe, saudarinya dalam Kristus. Secara tidak langsung, surat tersebut juga menunjukkan bahwa Paulus mendukung Febe dalam memberitakan Injil. 

3) Sebagai SUPPORT SYSTEM 
Salah satu ciri-ciri support system yang baik adalah memiliki tingkat prososial yang tinggi. Hal ini terbukti ada dalam diri Febe. Paulus menyatakan bahwa Febe bukanlah orang yang egois. Dia bahkan memberikan banyak bantuan bagi orang lain, termasuk dirinya. Bayangkan kalau ada pelayan Tuhan yang hanya memikirkan dirinya sendiri, dan tidak mau tahu tentang pergumulan yang dialami jemaat. Kehidupannya tidak akan memberikan kesaksian nyata atas kehadiran Tuhan dalam hidupnya.

***

Nah, setelah mengenal tentang Febe lebih dekat lagi, mari kita berefleksi tentang kehidupan kita saat ini: 
  • Sebagai anak-anak Tuhan, apakah kita sudah mengerjakan tanggung jawab yang Tuhan berikan dengan baik? Tanggung jawab disini maksudnya dalam hal apapun. Tidak hanya dibatasi oleh keanggotaan jemaat maupun latar belakang pekerjaan. 
  • Apakah kita sudah menjadi saudari seiman yang saling mendukung dalam komunitas maupun secara pribadi? 
  • Apakah kita sudah menjadi berkat melalui kehidupan dalam pertobatan? 
Saya harus mengakui bahwa saya belum dapat menjawab “ya” pada tiga pertanyaan di atas. Masih ada jatuh-bangunnya. Tapi, uhmm… bukankah itu yang namanya dinamika iman? Saya yakin bahwa Febe pun mengalami naik-turunnya perjalanan iman. Tapi tidak berhenti di situ, Febe pasti dikuatkan melalui dukungan saudara-saudari seimannya, sehingga dia dapat menjalankan tugasnya sebagai pemimpin jemaat dengan baik. Yaa, karena Roh Kudus dapat menguatkan kita melalui siapapun dengan cara-Nya, kan? Pertanyaannya, apakah kita mau dan bersedia taat untuk mendukung orang-orang yang membutuhkan dengan apa yang bisa kita lakukan? Atau jangan-jangan, kita lebih memilih bersikap “sebodo amat” dengan pergumulan yang dihadapi oleh suami, anak, teman, kolega, atau siapapun yang kita jumpai dalam kehidupan masing-masing?

Saya memilih untuk meneladani Febe, yang bersedia memberikan hidupnya untuk menyinari orang-orang di sekitarnya dengan kasih Tuhan. Apapun risiko yang harus dijalani, saya mau taat. Bagaimana dengan Anda?

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^