Friday, June 17, 2016

Love for the Forgotten Ones

by Tabita Davinia


Ketika kasih berarti ‘mengasihi orang-orang yang terlupakan’, kita dapat merayakan hari kasih sayang dengan penuh makna :)

Guys, pernahkah kalian berpikir bahwa suatu saat nanti kalian akan menjadi tua (jadi opa-oma)? Pernahkah kalian berpikir bahwa suatu saat nanti kalian akan mempunyai anak dan cucu?

Well... aku yakin kalo sebagian besar (ato jangan-jangan malah semuanya?) pernah berpikir seperti itu. Tapiiiii, pernahkah kalian berpikir juga, bahwa suatu hari nanti orang-orang yang kamu kasihi akan meninggalkanmu sendirian *konteksnya keluarga nih*? Kamu bakal tinggal di sebuah panti wreda (panti jompo) tanpa anak dan cucumu?

Perlu kalian tahu, itulah yang ada di pikiran para opa-oma di zaman sekarang (walaupun ada di antara mereka yang masih tinggal bersama dengan anak-cucu mereka). Para opa-oma ini kangen sama keluarga mereka, kebersamaan bersama dengan anak-cucu, tawa dari orang-orang yang mereka kasihi...yang (sayangnya) nggak bisa mereka dapatkan sekarang.

Nah, karena itulah... pada salah satu momen Valentine, komunitas remaja gerejaku mengadakan kunjungan ke Panti Wreda Asih, yang letaknya sekitar 20 menit dari gereja hehe.



Persekutuan bersama mereka dimulai dengan puji-pujian, dilanjutkan dengan ucapan terima kasih dari koordinator Panti Wreda Asih. Di situ beliau juga menyampaikan tentang salah satu program yang diadakan panti tersebut, yaitu ‘Compassion for Grandparents’.

“Apaan tuh, ‘Compassion for Grandparents’?”

Guys, program ini adalah program di mana kita bisa menjadikan opa ato oma yang ada di sana sebagai opa ato oma angkat kita :) misalnya, aku mau oma A jadi oma angkatku. Lewat program ini, kita bisa mengunjungi mereka, memberikan hadiah, ato cuma sekadar mengobrol dengan mereka. Kita juga bisa kok, menabung untuk kebutuhan mereka di panti itu.



Setelah itu, ada renungan singkat hehe. Inti renungan waktu itu adalahhhhhhh kita harus mengasihi orang-orang di sekitar kita (termasuk orang tua dan opa-oma kita), sebelum semuanya terlambat. Oya, renungan tersebut didasari dari Amsal 17:17 :)

Selanjutnyaaaaaa, ada sesi ngobrol sama oma-opa di sana :D Setiap anak mengobrol dengan setiap opa ato oma yang ada di sana. Ada juga opa-oma yang ngobrol dengan 2 anak :)
Aku ngobrol sama seorang oma, yang (maaf) pendengarannya udah jauh berkurang. Jadi aku harus ngomong dalam jarak yang sangat dekat dengan telinganya .__. Bukan cuma itu, aku juga harus sabar waktu ngobrol sama oma ini *saking seringnya beliau mengulang perkataannya -.- but it’s okay lah for me :)*



Dua hal yang paling nggak bisa aku lupain dari beliau adalah senyumannya dan rasa terima kasihnya kepada Tuhan.
Jadi, ceritanya beliau agak kesusahan buat menyuapkan muffin dan puding, terus aku tolong deh hehe. Dan setelah aku menyuapinya, beliau langsung tersenyum :’) duhhh senyumannya mengalihkan perhatiankuuuu *jiah malah nggombal gini :v#justkidding. lol*
Dan yang kedua, beliau juga bilang kalo beliau bener-bener bersyukur sama Tuhan buat keluarganya yang baik. Walopun suaminya udah nggak ada lagi, anak-anaknya juga cuma kadang-kadang telepon beliau *dan juaraaangggg banget buat ketemu secara langsung. Bahkan ada anaknya yang tinggal di Belanda (/ ._.)/*, beliau tetep bilang kalo semuanya itu udah lebih dari cukup. “Terima kasih Tuhan, terima kasih...

FYI, walaupun cuma ada sekitar 25 orang yang ikut acara itu *dan ada majelis penghubung juga*, I really proud on them :D bahkan ada 1 anak yang sempet bikin aku sama yang lain speechless waktu dia meluk oma yang dia ajak ngobrol :$ ehehehe.

Thanks God, for this Valentine day. Let it be our encouragement to keep loving the forgotten ones :)

Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi
(Yohanes 13:34-35)

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^