Thursday, August 13, 2015

Cross Cultural Marriage: Perbedaan Itu Indah

by Lia Stoltzfus  |  Majalah Pearl #04

“Pokoknya mami gak setuju kalo kamu menikah sama si Ucok itu! Papi kamu bisa sakit jantung kalo tau selama ini kamu pacaran diem-diem”.

“Apa sih menariknya si Juminten? Tuh temennya papa, si koh Aliong anaknya cakep... si Meiling, masa kamu gak inget dia? Kaya loh kluarga mereka, punya 3 toko di Jatinegara.”

“What? No..No..No... mami gak sudi si Joko jadi mantu mami. Kamu tuh apa-apaan sih, jatuh cintanya gak ada yang bener, dulu pas SMU sama si Soleh anak pak RT, sekarang si Joko.... Halaaaah...enggak deh!”

“Kenapa sih orangtua gak ngerti gue?” Prita curhat sama sahabatnya, Merry. “Bambang kan udah kerja, cukup umur, bertanggung jawab, sopan dan cinta Tuhan lagi?? Kenapa masalah suku dipermasalahkan? Kenapa gue harus merid sama yang se- suku?”

Pernikahan Lintas budaya, kenapa mengundang banyak pertentangan? Apakah Firman Tuhan juga menentang adanya pernikahan lintas budaya? Di Perjanjian Lama, Tuhan melarang bangsa Israel kawin campur dengan bangsa lain. Lah brarti kita mesti meridnya sama yang sebangsa setanah air dongs? Eiiits tunggu dulu... yuk kita baca dari sumbernya langsung...

Kamu tak boleh kawin dengan mereka (penyembah berhala), dan jangan izinkan anak- anakmu kawin dengan mereka, supaya mereka jangan menjauhkan anak-anakmu dari TUHAN untuk menyembah ilah-ilah lain (Ulangan 7: 3-4).

Ternyata yang jadi concern of God is jangan menikah sama bangsa lain karena mereka gak kenal Allah yang benar, mereka menyembah berhala. Padahal yang jadi kerinduan hati Tuhan adalah lewat hubungan antara suami dan istri itu dapat merefleksikan hubungan Kristus dengan jemaatNya (Efesus 5 : 22- 33). Bagaimana caranya kalau kita menikah dengan yang tidak seiman dapat menggenapi rencana Tuhan tersebut?

Hal ini diconfirm lagi dalam 2 Kor. 6: 14-1. Janganlah kamu merupakan pasangan
yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang- orang tak percaya?Apakah hubungan bait Allah dengan berhala?

Jelas di ayat tersebut bahwa Tuhan tidak menghendaki pernikahan dengan orang yang tidak percaya dan tidak ada penambahan bahwa pernikahan harus dengan yang sesuku ataupun sebangsa.

Kalau gitu kak, kenapa orangtua saya yang Kristen dan juga aktif pelayanan di gereja gak setuju saya menikah dengan etnis tertentu? Apa yang harus saya lakukan?

Orangtua adalah otoritas yang Tuhan tempatkan untuk menjadi pagar dan payung rohani. Saya percaya orangtua memiliki kepekaan dan pertimbangan tertentu meskipun mereka tidak sempurna. Sembari bawa di dalam doa, lakukan juga pendekatan hati ke hati dengan orangtua dengan tanya mengapa mereka buat larangan seperti itu. Apakah karena di masa lalu mereka pernah ditipu oleh orang dari suku tertentu, atau dilukai atau punya pengalaman buruk dengan mereka? Banyak alasan yang bisa digali. Ketika kita tau alasan mengapa orangtua kita melarang kita bangun hubungan atau menikah dengan orang dari suku tertentu, itu bisa jadi bahan pergumulan yang lebih spesifik di dalam doa. Bisa jadi juga orangtuamu tidak setuju bukan karena masalah etnis tapi karena mereka lihat dari segi tanggungjawab dan kedewasaan, calonmu tidak memenuhi standart mereka atau juga mungkin karena mereka tau resiko dan tantangan pernikahan cross cultural sangat berat dan mereka
takut bahwa pernikahanmu jadi gagal.

Padahal kebenarannya adalah BERHASIL atau TIDAKNYA sebuah pernikahan tidak
bergantung pada banyaknya kesamaan atau perbedaan di antara pasangan tersebut

tapi dari SEBERAPA JAUH kita mau TAAT apply prinsip Firman Tuhan.

Saya sendiri menikah dengan pria yang berbeda sekali dalam segala hal, beda bahasa, suku bangsa, latar belakang ekonomi, pendidikan, budaya bahkan denominasi gereja. Sudah jelas, perbedaan-perbedaan yang ada dapat menimbulkan tantangan-tantangan, konflik, stress yang pasangan lain gak alamin. Tapi kami juga merasakan keindahan dari perbedaan-perbedaan yang ada. Kami bisa saling belajar, berdiskusi, saling menghargai dan juga menentukan warna keluarga kami sendiri.

Perbedaan bisa jadi INDAH tergantung bagaimana kita menyikapinya. Pasti ada hal-hal yang bikin stressful tapi asal ada komunikasi yang terbuka pasti ada jalan keluar.

Waktu kami mempersiapkan pernikahan kami, banyak sekali hal-hal yang harus kami pertimbangkan dan putuskan. Sebagai contoh, di gereja suami saya, mereka biasa nyanyi tanpa iringan alat musik dan memakai hymn book sedangkan di gereja saya untuk pujian penyembahan biasanya diiringi full band music. Akhirnya kami memutuskan bahwa Ibadah Pemberkatan Pernikahan kami diiringi oleh alat musik tanpa bass dan drum demi kenyamanan 30 orang tamu kami (termasuk keluarga besar
dan pastor gereja suami saya) yang berlatar belakang dari Anabaptis.

Pas "Unity Candle" dalam Pemberkatan Nikah kami, kami SENGAJA pake 3 lilin yang warnanya BEDA, bukan warna PUTIH seperti biasanya. Kenapa?

Karena itu sebagai simbol buat kami berdua yang punya "WARNA yang BEDA" untuk ngingetin bahwa kami emang BEDA tapi bukan berarti gak bisa membangun yang namanya KESATUAN. Tidak ada yang mustahil bagi yang percaya kan? (katakan "AMIN" buat Firman Tuhan).

Dad & Mom (Mike's parents) gave him the RED Candle, as his "identity," and my parents gave me the YELLOW Candle as my "identity" karena kami berdua dilahirkan di tempat yang beda dan dibesarkan dengan cara yang berbeda pula.. but when we wanted to light "our own family candle," we united our colors.

We use a big ORANGE candle because orange is a BLEND of RED and YELLOW colour. No more "Mike" and "Lia" as independent people We are in this TOGETHER...as ONE We will build OUR OWN FAMILY with Principles BASED ON THE BIBLE not on our traditions or cultural background. so.. when we face problems especially because of our "differences", we will look to the Bible. That's Our commitment in front of the Lord, our families and Church.

Dan bener banget, semakin hari yang namanya tinggal "se-atap" makin keliatan banyak perbedaan demi perbedaan, dari yang simple-simple, lucu en "aneh" sampai yang berpotensi bikin "konflik". Bahkan kami juga mesti ngadepin banyak masalah "tekanan budaya" dan lingkungan yang beda tapi kami terus diingetin buat yang namanya BANGUN KELUARGA berdasarkan PRINSIP Firman Tuhan.

Intinya...
KESATUAN itu BISA DIBANGUN, asal MAU! Gak peduli betapa banyaknya perbedaan satu sama lain.. KESATUAN itu BISA DIBANGUN, asal mau sama-sama RENDAH HATI mau belajar, diajar, dibentuk, menerima koreksi dan berubah.

Pada tau ayat ini kan?
How good and pleasant it is when God’s people live together in unity!
For there the LORD bestows His blessing, even life forevermore.
(Psalm 133: 1&3)

How good and pleasant too when HUSBAND and WIFE live TOGETHER in UNITY! Tuhan sendiri loh yang bakalan MEMERINTAHKAN berkat TURUN buat kita! Gak usah doa nungging-nungging "minta berkat", itu udah JANJINya... asal kita mau jaga KESATUAN....

Yuk sama-sama belajar menikmati PERBEDAAN dan menjaga UNITY keluarga kita masing-masing... Cross Cultural Marriage, Why Not?

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^