Tuesday, April 8, 2014

Kacamata Tuhan

by Felisia Devi
Dengan penglihatan gw yang memiliki minus dan silinder , membuat gue klo gak pake bantuan kacamata / lensa kontak (softlens), bener2 ga bisa melihat dengan jelas. Apalagi buat gue yang sudah biasa pake softlens ,kalau sudah lepas atau gak pake kacamata, bener-benar ga nyaman, nyari barang susah buat ketemu. Seperti orang "bodoh" klo dilihat sama orang normal kasarnya. Mau nyari barang apa juga susah nemu, tapi dengan bantuan softlens / kacamata, menolong gue untuk bisa melihat segalanya dengan jelas tanpa burem-burem.

Gue jadi berpikir , mata gue yang tidak normal ini, seperti kehidupan kita tanpa Tuhan dan kebenaranNya. Tanpa kebenaran Tuhan,kita tidak dapat melihat kehidupan ini dengan sempurna, burem, atau samar-samar.

Sebelum mengetahui kalau mata gue itu ternyata tidak normal, gue kalau nonton TV deket banget, kalau baca buku juga deket banget, klo di say hello / senyum-in sama orang dari jauh gak bakal ngeh, disangkaian gue sombong, padahal karena mata gue tidak normal dan memiliki jarak pandang terbatas. Gue juga berpikir tidak ada yang salah dengan mata gue, beranggapan jarak pandang penglihatan orang lain juga kaya gue. Pas di periksa, baru deh ketahuan ternyata eng ing eng, mat ague ada minus, pantes aja kelakuan gue gak normal klo berhubungan dengan penglihatan..hahaha..

Kalau udah minus 3 kaya sekarang, mana yang mata, idung , mulut bentuknya dari jarak pandang tertentu udah ga tau bentuk pasti nya..hahaha.. Teman-teman yang minus / silinder / plus pasti ngerti deh, ya kan?

Begitu juga dengan setiap kita sebelum mendengar injil kebenaran Firman Tuhan, Merasa hidup kita tidak ada yang salah, normal-normal aja. Tidak da yang perlu diperbaiki, perlu berubah. Cenderung menuntut yang diluar kita yang harus diubah, bukan diri kita.

Setelah bertobat, mengenal, memahami dan mengalami kebenaran firman Tuhan itu, baru gue mengetahui dam menyadari posisi gue yang sebenarnya dihadapan Tuhan, ada dosa yang telah membuat gue terpisah dengan Allah. Karena dosa inilah, hidup gue menjadi tidak normal atau tidak menjadi yang seharusnya seperti yang Tuhan rancangkan.

KebenaranNya sungguh-sungguh membuat cara pandang gue berubah dalam melihat kehidupan dan segala hal yang ada di dalamnya. Tidak seperti sebelumnya yang tidak sadar kalau gue itu terbelenggu dosa, punya kepahitan, dan penyakit rohani lain. Tapi lewat kebenaran Tuhan itu sungguh membuat mata gue terbuka tentang keadaan rohani gue yang sebenarny dan sungguh membebaskan / memerdekakan kehidupan gue yang ternyata dibelenggu oleh dunia / dosa.

Setelah kita menerima kebenaran firman Tuhan, pikiran kita seperti terbuka, seperti penglihatan mata gue yang tidak normal yang diberikan solusi untuk menggunakan kacamata untuk membantu penglihatan. Begitu juga dengan injil kebenaran firman Tuhan sebagai alat/solusi untuk melihat kehidupan ini .

Buat gue yang sudah mengetahui mata gue tidak normal dan terbiasa pake kacamata / softlens, sekali gak pake kan ga nyaman. Seperti itu juga, kalau kita sudah mengenal kebenaran dan biasa menghidupinya, jika tidak menggunakan kebenaran pasti gimana gitu, ya kan?

Tanpa kebenaran Tuhan kita hanya hidup berfokus pada diri sendiri, mengikuti keinginan daging kita. Maka dari itu kita perlu Tuhan dan kebenaran firman Tuhan sebagai "kacamata", membantu kita melihat untuk menjalani arah kehidupan, dengan jelas, terarah, bertujuan. Bukan sia-sia.

Kebenaran Firman mengatakan, bahwa manusia berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23). Tetapi Tuhan memberi penyalamat, melalui Yesus Kristus, Rom 3:24  dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.

Rom 3:25  Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. 

Banyak yang tidak mengetahui akan kebenaran ini, beranggapan bahwa hidup tidak ada jaminan bahwa kita bisa selamat. Semua serba tidak ada kepastian. Berpikir memang hidup kita di dunia ya gitu-gitu aja, jalanin aja, dinikmati seasik-asiknya suka-suka lo aja caranya, yang penting happy. Hanya sebatas tau, bahwa kita ini berdosa, dan tidak layak datang ke Tuhan. Padahal kebenaran firman Tuhan mengatakan bahwa Yesus Kristus ditentukan menjadi "pendamai" antara kita dengan Allah.
Lewat kutipan kebenaran Firman Tuhan diatas, kita jadi mengetahui bahwa walaupun kita memang berdosa, tidak layak datang kepada Tuhan, Tuhan Allah yang setia tetap memberi jalan keselamatan supaya kita tidak binasa, yaitu lewat jalan Yesus Kristus. Dia masih memberikan kita kesempatan kepada kita.
Mendengar / mengetahui pertama kali tentang kebenaran di atas, membuat hidup kita lebih berpengharapan dan jelas. Dan masih banyak kebenaran lain lagi dalam alkitab yang menolong kita untuk melihat kehidupan ini dengan jelas. Kebenaran firman Tuhan menuntut hidup kita, lewat kebenaran firman Tuhan kita juga jadi mengetahui mengapa Tuhan menciptakan kita, seperti apa kita diciptakan, apa tujuan kita diciptakan, ke arah mana kita menjalani hidup, apa yang harus kita lakukan dalam kehidupan, apa itu dosa, apa yang berkenan kepada Tuhan, dan kebenaran-kebenaran tentang hidup lainnya.
Semua itu Tuhan sediakan untuk menuntun hidup kita. Dia tidak meninggalkan kita sejak kejatuhan Adam dan Hawa , tapi Dia memberikan kebenaran Firman Tuhan sebagai "kacamata" bagi kita yang sudah tidak ‘normal’ karena dosa.
Yohanes 8:32 "maka kalian akan mengenal Allah yang benar, dan oleh karena itu kalian akan dibebaskan" (BIS)
2Timotius 3:16  Semua yang tertulis dalam Alkitab, diilhami oleh Allah dan berguna untuk mengajarkan yang benar, untuk menegur dan membetulkan yang salah, dan untuk mengajar manusia supaya hidup menurut kemauan Allah (BIS)
Sekarang tinggal bagian kita memilih,
Maukah kita menggunakan "kacamata" yang Tuhan berikan untuk membantu kita hidup di dunia ini dan tetap terus menggunakan "kacamata" itu ? Terserah orang mengaggap kita aneh menggunakan "kacamata" itu, tapi sesungguhnya kita butuh "kacamata" itu, karena memang kita sudah tidak "normal" karena dosa.
Atau ya cuek aja, tidak mau tau kondisi kita seberapa normal menurut Tuhan dan tidak mau menerima bantuan Tuhan dalam menjalani hidup ini.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tentang penulis








Felisia Devi 

A woman who lives in His grace. Likes simple things, travel, adventure, and nature. Loves reading and writing.  



No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^