Hi ladies,
Postingan ini adalah
sambungan dari part 1 yang bisa dibaca di sini. :)
Orang tua harus
melindungi anak mereka―itu
sangat betul. Tentu sebagai seorang ibu aku punya mother instict untuk melindungi anakku. Tapi aku juga harus ingat
untuk gak bikin anakku hidup di dalam
bubble. Ada saatnya Tuhan akan memanggil anakku ke tempat-tempat lain dimana aku gak bisa
melindungi dia, dan dalam situasi seperti itu, aku harus mempercayai hati Bapa.
Seperti situasi sekarang dimana anakku sudah masuk sekolah. Waktu dia di
sekolah, aku gak bisa protect dia,
tapi aku bisa percaya kepada hati Tuhan dan percaya bahwa Ia melindungi anakku
jauuuhh lebih baik daripada aku dapat melindunginya.
Akan ada waktu
dimana Tuhan memanggil anakku untuk menjalankan kehendak-Nya dan aku harus percaya kepada
Bapa Surgawiku. Salah satunya adalah ketika Tuhan menyuruh kami untuk ijinin
anak kami pergi summer camp khusus
anak-anak, Camp itu adalah
program gereja dan orang-orang dewasa yang hadir adalah guru-guru sekolah minggunya. Tentu
aku bisa milih untuk gak
ijinin dia ikut Christian Children Camp
tersebut karena aku takut sesuatu terjadi waktu camp. Tapi, aku tidak akan dan tidak ingin menjadi seorang ibu yang overprotective, sampai-sampai tidak membiarkan anakku
hidup dalam kehendak Allah. Jika Allah memanggil dia untuk menghadiri camp, maka aku harus membiarkan dia
pergi untuk melakukan kehendak Allah. Aku harus memberikan ruang bagi Tuhan
untuk membentuk anakku, bahkan jika itu berarti aku harus mengirim dia selama
beberapa hari untuk pergi ke camp.
Aku harus percaya kebaikan Tuhan yang sempurna.
Akan ada pula waktu
dimana Tuhan memanggilku pergi dari jangkauan anakku. Misalnya waktu Tuhan
panggil aku untuk ikut retreat kaum
ibu di gereja. Aku tahu
Tuhan suruh aku pergi. Of course, Dia
kasih aku free will untuk memilih
mau taat atau tidak. Dan waktu aku pilih untuk taat dan pergi retreat, Tuhan juga memberiku damai sejahtera bahwa anakku akan
baik-baik
saja dengan suamiku. Dengan menuruti kehendak Bapa, walaupun tidaklah mudah
bagiku saat itu, aku diberkati sekali melalui retreat itu. Aku tau Tuhan mau aku ikut retreat karena Tuhan mau spend special time with me... Three uninterrupted days just with me. Ia mau hal itu karena Ia
mengasihiku. Justru dengan aku pergi sejenak dari anakku, Tuhan jadi punya uninterrupted quality time untuk betul-betul berbicara kepada hatiku
dan mendidik aku secara rohani. Semakin aku bertumbuh dewasa dalam Tuhan, maka aku pun
akan menjadi ibu yang bertumbuh.
Yes, aku harus
melindungi anakku, tapi jangan sampai aku begitu dipenuhi ketakutan sehingga
anakku gak punya kesempatan untuk dibangun dan dibentuk oleh Tuhan. Aku harus melindungi anakku,
tapi aku tetap harus ajarin anakku untuk menjadi manusia sehat yang mandiri dan
TIDAK tumbuh dewasa dibalik rok mama. Aku mesti melindungi anakku, tapi jangan
sampai aku menjadi ibu yang begitu protektif sehingga aku gak memberi kesempatan dan ruang bagi anakku
untuk bertumbuh. Jangan sampai aku menjadi ibu yang "melumpuhkan"
anakku dengan membangun hubungan yang gak sehat dengannya sekarang. Jangan sampai ia menjadi anak
yang tidak bisa apa-apa
tanpaku.
Jangan sampai
aku menjadi ibu yang tidak bisa tidur tanpa kehadiran anakku disampingku!
I must protect my son, but I also must help him to have the spirit of joy, peace, trust, courage, and bravery. Jangan sampai aku begitu protektif sehingga anakku menjadi “cacat” secara spiritual dan emosional. Tuhan
tidak menginginkan hal itu, dan aku juga tidak. Aku akan melindungi anakku; tapi yang terutama aku harus fokus pada Tuhan
dan percaya kebaikan-Nya, dan aku akan mengajarkan anakku untuk fokus pada
Yesus dan kebaikan-Nya.
Aku akan belajar mengasihi anakku dengan cara
yang Tuhan kehendaki, tidak lebih (sehingga aku menjadi overprotective) dan tidak kurang. Aku tidak akan takut, karena
takut adalah katalis dari segala macam tindakan yang bukan kasih. Rasa takut
membuatku tidak mengasihi dan menikmati hubunganku dan anakku
karena rasa takut dapat membalut hatiku dan membuatnya tidak leluasa dalam
mengasihi anakku. Rasa takut membuatku tidak dapat melepaskannya kedalam
perlindungan Tuhan ketika Tuhan memanggilnya untuk melakukan kehendak Bapa. Aku
tidak dapat benar-benar mencintainya ketika aku dipenuhi rasa takut.
No comments:
Post a Comment
Share Your Thoughts! ^^