Oh my ... akhir-akhir ini ide tulisan bener-bener ngga
berhentiiiiii... *wink wink* rasanya begitu selesai nulis satu hal, udeh
kepikir untuk nulis hal yang laen lagi dan seterusnya... Kali ini masih soal
batasan. hehe.
Kemaren abis nulis "Blessings
Through Boundaries", ada pertanyaan dalam hati gue. "Kenapa ya,
bisa begitu? Kenapa ya, batasan itu kok ternyata bisa membawa dampak begitu
besar?" Rasanya masih ada sesuatu yang laen...
Dan tadi pagi begitu gue bangun, en sambil males-malesan gue
bersyafaat buat beberapa temen gue di ranjang, waktu itulah Babe ingetkan satu
hal. "BUAH ROH." Gila rasnaya gue dah lamaaaaaa bangeeettt ngga
denger ada orang ngomongin Buah Roh! :p En tiba-tiba itu semuanya jadi make
sense.
Ayo guys, siapa yang bisa nyebutin kesembilan Buah Roh?
Hehehe. Gue bisa hafal buah roh karena dulu pas gue di China
seorang pendeta ngajarin gue lagu Buah Roh. Jadilah gue inget sampe sekarang.
Buah Roh adalah: KASIH, SUKACITA, DAMAI SEJAHTERA, KESABARAN, KEMURAHAN,
KEBAIKAN, KESETIAAN, KELEMAHLEMBUTAN, PENGUASAAN DIRI.
(Aih, gue dah bilang ama Babe, "Be, gue dah ngga sabar
pengen tuh ngajarin lagu-lagu sekolah minggu ama anak-anak gue. Lagunya nama-anak
murid Tuhan Yesus, urutan kitab Perjanjian Baru, buah Roh. Gue hafal semuanya karena
semua ada lagunya hahahha.")
Balik lagiiii... ke Buah Roh. :) Loh apa hubungannya sihhh?
Batasan dengan buah roh?
Ketika kita bicara masalah batasan, pertanyaan gue, gampang
ngga sih mentaati sebuah batasan? Yang bilang gampang pasti ngga tau gimana
rasanya lagi jatuh cintronggggg termehek-mehekkkkkk. Wuidih... susahnya itu
ampun-ampun. Itu tuh, bener-bener pergumulan. Nah, tapi ketika kita bener-bener
minta tolong pada Tuhan dan belajar menyerahkan semua perasaan kita dan
meletakkannya di bawah kaki Yesus, apa yang terjadi?
Tuhan melatih kita untuk mengembangkan karakter ...
PENGUASAAN DIRI!
Ketika kita belajar untuk menunggu waktu-Nya Tuhan dan ngga
asal selonong boy pegang kanan kiri, grepek-grepek, maupun juga menjaga diri
supaya tidak DIPEGANG, Tuhan melatih kita untuk mengembangkan karakter...
KESABARAN.
Ketika kita peduli dengan pergumulan pasangan kita, dan kita
mau juga ikut menjaga kekudusan fisik dan hati pasangan kita, Tuhan melatih
kita untuk mengembangkan karakter... KASIH.
Dan 3 karakter ini... SANGAT BERGUNA di dalam
pernikahan.
Sebaliknya guys, coba bayangkan, kalo selama pacaran, kita
ngga pernah bikin batasan.
"Kalo gue mo ngomong sama dia, GUE HARUS BISA NGOMONG...
SEKARANG!" - tidak ada batasan emosi
"Wah gue lagi pengen curhat nih... artinya gue KUDU
telpon dia... SEKARANG!" - no
emotional boundaries
"Aduh ngapain sih tunggu-tunggu married baru ciuman. Gue
pengennya ciuman SEKARANG, kenapa mesti tunggu nanti?" - tidak
ada batasan fisik
"Eh gue mo pake baju kayak gimana, cowo gue ngga bisa
ngatur. Enak aje... emank gue cewe apaan. Pokoknya gue mau kayak gimana, KUDU
terjadi!" - tidak membantu menjaga kekudusan pasangan
Kalian liat, guys? Tanpa batasan, kita justru memupuk sikap
KETIDAKSABARAN
"I want something
and I MUST get it NOW!"
Yang kita latih bukan penguasaan diri, tapi pengumbaran
keinginan. Alih-alih belajar mengasihi dan menghormati pasangan kita, kita
justru MEMANIPULASI dia untuk memuaskan nafsu keinginan kita. Nafsu ingin
ngobrol, nafsu ingin cerita, nafsu ingin belanja, nafsu ingin pegang-pegang
maupun nafsu dipegang-pegang, sampe nafsu pengen denger suaranya. *uhuk uhuk
...*
Guys, yang namanya orang pacaran kalo ngga ada nafsu pengen
ngobrol, nafsu pengen ketemu, nafsu pengen berdua, itu menurut gue sih tanda
tanya besar... :p Kalo namanya orang jatuh cintrong semuanya itu pasti ada laahhh.
Tapi ngga berarti bahwa kita KUDU memuaskan semuanya... dan harus dipuaskan
SEKARANG!! Itu yang namanya belajar penguasaan diri.
Nah, ketika kalian selama pacaran, kalian mau bekerja sama
dengan Tuhan untuk melatih karakter-karakter Ilahi dalam diri kalian (Buah roh
kesabaran, kasih, penguasaan diri), sewaktu kalian married nanti, itu akan sangat berbeda dengan orang-orang yang
sebelon pacaran tidak pernah mengizinkan Tuhan membentuk karakternya.
Di mana-mana yang namanya pertama kali married, dan menikah dengan LAWAN JENIS (inget loh gals, suami
kalian nanti itu COWOK, jadi jangan harapkan dia untuk mengerti kalian seperti
sahabat wanita kalian mengerti kalian!), itu pasti akan ada banyak hal-hal yang
bikin kaget, maupun hal-hal yang tidak disangka-sangka. Nah pasangan-pasangan
yang tidak pernah latihan penguasaan diri, en maunya semua serba SEKARANG
dan kudu dapet apa yang DIA MAU, seperti yang DIA SUKA, akan membawa sikap yang
sama ke dalam pernikahannya. Dan yah, kalo kayak gitu pasti akan mengalami
goncangan yang lebih dalem. Berantem lebih sering, ngambek lebh banyak.
Tapi kalo dari awal, sudah terbiasa menguasai diri, menguasai
emosi, terbiasa untuk sabar, mengutamakan pasangan, ketika masa penyesuaian
tiba, itu pasangan itu akan lebih tahan banting. Bukan karena mereka tidak
punya masalah tapi karena mereka sudah BELAJAR untuk MEMBUAT KEPUTUSAN dengan
benar sesuai dengan FT. Mereka sudah 'terlatih' untuk hidup dengan penguasaan
diri.
Pernikahan yang bahagia itu hanya bisa terjadi, ketika
pasangan memutuskan untuk bertindak sesuai dengan Firman Tuhan. Dan belajar
untuk bertindak sesuai dengan FT itu bisa dimulai ketika masih pacaran. :)
Pilihan ada di tangan kalian guys. Waktu pacaran mau pacaran
sesuka kalian atau mau belajar untuk menggunakan masa pacaran untuk
mengembangkan karakter-karakter Ilahi?
Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan
menjaganya sesuai dengan firman-Mu. Mazmur 119 : 9
No comments:
Post a Comment
Share Your Thoughts! ^^