Wednesday, January 25, 2017

Senantiasa Berbuah

by Leticia Seviraneta


“Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Lebanon; mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita. Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya.” –Mazmur 92:13-16 [TB]

Sebagai orang percaya, kita pasti cukup akrab dengan kata “bertumbuh” dan menyimpan kerinduan yang kuat untuk terus bertumbuh. Namun, banyak sekali orang Kristen yang akhirnya fokus untuk bertumbuh dan bertumbuh tapi lupa berbuah. Akibatnya, banyak dari mereka menjadi sekedar penikmat hasil pelayanan dari orang lain, menjadi pengunjung gereja yang teratur, menjadi penerima khotbah yang setia, namun lupa untuk mempraktikkan, melayani, dan menjadi pemberi berkat atas apa yang sudah mereka terima. Singkatnya, masalah yang seringkali ditemukan dalam diri orang Kristen yang sudah sekian lama lahir baru adalah mereka lupa untuk berbuah.

Di dalam Mazmur 92:13 dikatakan bahwa orang benar akan tumbuh subur seperti pohon aras di Lebanon. Pohon aras (Cedar Trees) disebut di Alkitab kita sebanyak 71 kali. Menarik bukan? Analogi kita tumbuh subur seperti pohon aras mungkin terdengar asing bagi kita yang tinggal di Indonesia saat ini. Namun bagi orang Ibrani kuno, pohon aras merupakan tumbuhan yang paling mereka kenal karena pohon ini adalah pohon yang paling kuat, berumur panjang, dan tingginya bisa mencapai 40 meter. Pohon ini tumbuh dengan lambat, namun konsisten. Seringkali berbuah lebih lama dibandingkan dengan pohon lain, namun ketika sudah berbuah pohon aras akan terus berbuah sampai ratusan tahun dikala pohon-pohon lain sudah mati. Pohon aras juga sangat kuat. Hantaman petir maupun angin kencang malah membuat pohon ini semakin menumbuhkan banyak cabang dan semakin besar. Di hutan pohon aras di Lebanon, banyak pohon berusia hingga 1000 tahun dan masih segar daun-daunnya. Wow... sebuah analogi yang sangat indah bukan? 

Lalu ayat selanjutnya memberikan petunjuk bagaimana caranya supaya kita dapat tumbuh subur dan berbuah seperti pohon aras di Lebanon. Dikatakan bahwa, “mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita.” Jadi kita hanya dapat bertumbuh subur dan berbuah bila kita ditanam dan bukan hanya sekedar hadir di bait TUHAN. Tanda kita tertanam di rumah Tuhan adalah menjadikan visi dan misi rumah Tuhan sebagai visi dan misi kita juga. Kita memberikan kontribusi untuk membantu rumah Tuhan mencapai visi dan misinya. Kita juga tidak mudah untuk dicabut akarnya karena sudah tertanam sampai jauh ke dalam, bukan hanya sekedar nempel di permukaan.

Dulu di masa sekolah, saya paling tidak suka pelajaran yang namanya “Penjaskes” atau Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Di pelajaran tersebut, saya belajar teori-teori olahraga. Contohnya, aba-aba sebelum lari jarak pendek, definisi lari jarak pendek dan jarak jauh, atau peraturan bermain kasti. Saya tidak suka karena hal-hal tersebut dapat jauh lebih mudah untuk dimengerti dengan melakukannya. Saya dapat memahami semua teori tersebut secara tidak langsung bila saya melihat dan melakukannya. Sama halnya dengan pertumbuhan spiritual kita, kita belajar jauh lebih banyak dengan praktik daripada teori. Jadi, janganlah hanya menjadi pendengar Firman, namun pelaku Firman. Jangan hanya menjadi pengunjung gereja,  namun juga pelayan gereja.

“Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar…” Ini adalah sebuah janji yang indah lagi. Dengan tertanam di rumah Tuhan, kita akan sama seperti pohon aras di Lebanon yang masih secara konsisten menghasilkan buah hingga ratusan tahun mendatang di saat pohon lain sudah mati dan membusuk. Kunci pohon untuk tetap hidup adalah tertanam di tanah yang subur, lalu menerima air dan dirawat secara teratur, dan yang tidak kalah penting lingkungan disekitarnya. Jadi bila kita ingin terus berbuah sampai usia kita tua, kita harus terus mengevaluasi ketiga poin ini. Apakah kita sudah tertanam di tanah yang subur? Apakah kita menerima Firman Tuhan dan melakukannya secara teratur? Apakah kita dikelilingi oleh orang-orang yang sehat secara spiritual untuk mendukung pertumbuhan saya?

Tidak hanya sekedar berbuah, diumpamakan kita juga akan menjadi pohon yang gemuk dan segar di masa tua kita. Secara fisik, kita sebagai manusia akan mengalami proses penuaan. Dalam proses tersebut kondisi fisik kita cenderung menurun kualitasnya. Namun di balik penampilan fisik yang menurun, kondisi kerohanian kita harusnya semakin gemuk dan segar seiring dengan bertambahnya usia kita. Mengapa demikian? Karena kita memiliki pengalaman bersama Tuhan lebih lama dibandingkan orang-orang yang lebih muda. Kita juga telah mengecap kebaikan Tuhan yang tidak terhitung banyaknya sepanjang hidup kita. Melalui ayat ini, kita diingatkan bahwa janganlah kondisi spiritual kita menurun sama seperti kondisi fisik kita. Selama kita tertanam di rumah Tuhan maka kondisi spiritual kita akan gemuk dan segar. Tidak ada dari kita yang mau berteduh di bawah pohon yang kering, tidak berdaun lebat, dan tidak menyediakan perlindungan akan teriknya matahari. Mata kita akan langsung tertuju kepada pohon yang lebat daunnya, segar, dan memberi perlindungan kepada kita. Demikian juga hidup kita hanya dapat menjadi berkat bagi orang lain bila kita gemuk dan segar spiritualitasnya. Orang akan tertarik dan datang kepada kita dan kita dapat menolong pertumbuhan mereka juga.

Mengapa kita perlu bertumbuh dan berbuah? Di Mazmur 92:16 dikatakan kita berbuah bukan supaya orang mengagumi kita dan untuk kemuliaan kita pribadi, melainkan semuanya untuk kemuliaan Tuhan. “…untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya.” Di dunia marketing, strategi yang terbukti paling berhasil untuk mendorong pembelian produk adalah strategi mouth-to-mouth. Rekomendasi memuaskan dari teman atau kerabat yang sudah menggunakan produk yang dipasarkan akan lebih meyakinkan dibandingkan iklan-iklan mahal yang berseliweran di berbagai tempat.  Hidup kita pun hendaknya menjadi seperti kitab yang terbuka bagi orang-orang yang belum pernah membaca Alkitab. Testimoni atau kesaksian kita bersama Tuhan akan menjadi alat yang paling efektif untuk memenangkan jiwa-jiwa hilang kembali kepada Yesus. Ketika hidup kita berbuah, hidup kita akan menarik, dan kita menjadi memiliki kesempatan untuk memperkenalkan Yesus ke dalam kehidupan orang lain J

“Tinggallah di dalam Yesus, pastilah kau akan berbuah.”

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^